Lari balok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lari Balok adalah salah satu olahraga tradisional di Indonesia yang dilakukan dengan berlari di atas balok-balok yang disusun membentuk satu jalur lintasan. Olahraga ini memerlukan alat yang sederhana yaitu hanya memerlukan balok.

Olahraga ini telah memiliki peraturan yang diakui secara Nasional dan dilombakan dari tingkat provinsi hingga nasional. Selain dilombakan dalam perayaan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia atau Agustusan, olahraga ini juga dilombakan saat Pekan Kebudayaan Nasional 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI pada 7-13 Oktober 2019 di Istora Senayan, Jakarta. Adapun perlombaan Lari Balok dilangsungkan pada 9-10 Oktober 2019.[1]

Salah satu perhelatan olahraga yang memasukkan Lari Balok ke salah satu cabang yang dipertandingkan adalah Pekan Olahraga Tradisional Nasional (Potradnas) ke-VIII Tingkat Nasional Tahun 2021 yang dilaksanakan di Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada 22-23 Oktober 2021. Adapun medali emas dalam cabang Lari Balok diraih oleh Provinsi Banten dan medali Perak diraih oleh Provinsi Jawa Barat.[2]

Cara Permainan[sunting | sunting sumber]

Cara memainkan olahraga ini juga sederhana. Pemain hanya perlu berlari di atas balok sesuai lintasan yang sudah ditentukan. Setiap melangkah, pemain harus memindahkan balok di belakangnya untuk menjadi tumpuan langkah berikutnya. Balok digunakan sebagai tumpuan kaki dan tangan. Kegiatan ini terus dilakukan hingga melewati garis akhir. Balok yang diperlukan bisa berupa kayu panjang berukuran 25 x 9 x 4 cm sebanyak 4 atau 6 buah disesuaikan dengan jumlah pemain setiap tim. Olahraga ini bisa dilakukan di lapangan luas yang memungkinkan untuk membuat lintasan antar tim.[3]

Sebelum perlombaan dimulai, para pemain menunggu di belakang garis start dan duduk jongkok di atas dua balok dengan kedua tangan menyentuh balok yang terletak di belakang dua balok yang diinjak. Aba-aba pelombaan lari balok adalah: “Bersedia! - Siap! - Ya!”. Selanjutnya adalah peserta lari sampai garis finish. Para peserta dinyatakan gugur apabila salah satu kaki atau kedua kaki menginjak tanah, salah satu atau kedua tangan menyentuh tanah, dengan sengaja menggangu peserta lain, serta keluar dari lintasan.[4]

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Olahraga tradisional ini adalah permainan yang menyenangkan sekaligus mendidik. Hal ini dikarenakan pemain menggunakan seluruh tubuhnya untuk bergerak dan sehingga membutuhkan kelincahan, kekuatan, dan ketepatan berpikir dalam membuat strategi. Kelincahan diperlukan untuk memindahkan balok dengan cepat dari belakang ke depan pemain untuk langkah selanjutnya. Olahraga ini juga bisa dimainkan perorangan atau dalam regu, baik dimainkan oleh perempuan atau laki-laki dan juga untuk segala umur.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Sadariyahariningrum (20 September 2019). "Lari Balok, Permainan Tradisional yang Unik dan Menyenangkan!". kebudayaan.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 11 February 2022. 
  2. ^ Kasiridho (25 Oktober 2021). "Banten Juara Umum Pekan Olah Raga Tradisional Nasional atau Potradnas 2021". Kabarbanten.com. Diakses tanggal 11 February 2022. 
  3. ^ Wijayanto, Aulia Rizky (4 Agustus 2019). "Permainan Olahraga Tradisional Lari Balok Populer di 17an". Pingpoint.co.id. Diakses tanggal 11 February 2022. 
  4. ^ Safari, Indra (2010). ANALISI UNSUR FISIK DOMINAN PADA OLAHRAGA TRADISIONAL (PDF). Bandung: Jurnal Kependidikan.