Khmer Loeu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Khmer Leou
Daerah dengan populasi signifikan
Kamboja
Bahasa
Rumpun bahasa Mon–Khmer, Rumpun bahasa Austronesia, Khmer, Vietnam, Lao, Thai
Agama
Buddhisme Theravada, Animisme


Peta etnis Kamboja (1972).

Khmer Loeu (Bahasa Khmer: ខ្មែរលើ, pengucapan Khmer: [kʰmae ləː], "Khmer dataran tinggi") adalah nama bersama yang diberikan kepada berbagai kelompok etnis asli yang berada di dataran tinggi Kamboja. Khmer Loeu ditemukan terutama di timur laut Provinsi Ratanakiri, Stung Treng, dan Mondulkiri. Sebagian besar kelompok dataran tinggi ini merupakan suku Mon–Khmer dan berhubungan jauh, satu sama lainnya, dengan Khmer. Dua kelompok Khmer Loeu merupakan suku Chamik, cabang dari suku bangsa Austronesia, dan memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda. Suku-suku yang menuturkan Mon–Khmer merupakan penduduk asli daratan Asia Tenggara, nenek moyang suku-suku ini telah menyebar ke daerah ini dari barat laut selama zaman logam prasejarah.[1] Kelompok yang menuturkan Austronesia, Rade dan Jarai, merupakan keturunan suku bangsa Melayu-Polinesia yang datang ke daerah yang sekarang menjadi pesisir Vietnam, melihat bangkit-runtuhnya kerajaan Champa, dan kemudian bermigrasi ke barat melintasi Deretan Annam, menyebar di antara kelompok Mon–Khmer.[2][3]

Kelompok berbeda yang membentuk kelompok Khmer Loeu diperkirakan terdiri dari 17–21 kelompok etnis berbeda dan menuturkan paling sedikit 17 bahasa berbeda.[4] Berbeda dengan minoritas di dataran rendah Cham, Vietnam, dan Tiongkok, kelompok Khmer Loeu belum terintegrasi ke dalam masyarakat maupun budaya Khmer dan tetap tidak terorganisasi secara politik, serta kurang terwakili dalam pemerintahan Kamboja. Tidak pernah ada perjanjian antara kelompok Khmer Loeu dengan pemerintah dan juga Kamboja bukan penandatangan Konvensi Penduduk Asli dqn Masyarakat Adat.[4] Undang-undang pertanahan Kamboja tahun 2001 menjamin hak masyarakat adat atas tanah adat mereka,[4] tetapi pemerintah dituduh secara rutin melanggar ketentuan tersebut, menyita lahan dengan tujuan mulai dari penebangan hutan untuk kepentingan komersial hingga pembangunan asing.[5][6][7]

Geografi dan demografi[sunting | sunting sumber]

Khmer Loeu merupakan penduduk mayoritas di provinsi Ratanakiri dan Mondulkiri, serta Khmer Loeu juga terdapat dalam jumlah besar di Provinsi Kratié dan Provinsi Stung Treng. Jumlah populasi Khmer Loeu pada tahun 1969 diperkirakan mencapai 90.000 orang. Pada tahun 1971, jumlah Khmer Loeu diperkirakan antara 40.000 hingga 100.000 orang. Jumlah populasi tidak tersedia pada tahun 1987, namun jumlahnya mungkin hampir 100.000 orang.

Budaya[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar Khmer Loeu tinggal di desa sementara yang tersebar dengan setiap desa hanya memiliki beberapa ratus penduduk. Desa-desa ini biasanya diatur oleh dewan tetua setempat atau oleh kepala desa.

Khmer Loeu membudidayakan berbagai jenis tanaman, tetapi tanaman utamanya adalah padi pada sawah kering atau sawah dataran tinggi yang ditanam dengan metode tebang dan bakar. Selain itu, Khmer Loeu juga berburu, memancing, dan mengumpulkan bahan makanan nabati yang diolah menjadi makanan.

Rumah Khmer Loeu bervariasi, mulai dari rumah panjang dengan banyak keluarga besar hingga rumah dengan keluarga tunggal yang kecil. Rumah ini mungkin dibangun di dekat tanah atau di atas panggung.[3]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Baker, Chris; Phongpaichit, Pasuk (2005). A History of Thailand. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-01647-6. 
  2. ^ Graham Thurgood (1999). From ancient Cham to modern dialects: two thousand years of language contact and change : with an appendix of Chamic reconstructions and loanwords. University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-2131-9. Diakses tanggal 2015-07-23. 
  3. ^ a b Ross, Russell R., ed. (1987). "The Khmer Loeu". Cambodia: A Country Study. GPO for the Library of Congress. Diakses tanggal 21 Juli 2015. 
  4. ^ a b c Kleger, Heinz (2004). The Theory of Multiculturalism and Cultural Diversity in Cambodia – Final Draft. Germany: University of Potsdam. 
  5. ^ "Cambodia Land Cleared for Rubber Rights Bulldozed: The impact of rubber plantations by Socfin-KCD on indigenous communities in Bousra, Mondulkiri" (PDF). International Federation for Human Rights. Diakses tanggal 24 July 2015. 
  6. ^ Mu, Sochua; Wilkstrom, Cecilia (18 July 2012). "Land Grabs in Cambodia". The New York Times. Diakses tanggal 24 July 2015. 
  7. ^ "Submission to the UN's Universal Periodic Review, Cambodia" (PDF). Universal Periodic Review 2013. LICADHO. 2013. hlm. 1. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]