Kecanduan permainan video

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kecanduan Game Online Bisa Buat Diri Kamu Tidak Keren

Kecanduan permainan video juga dikenal sebagai penyakit permainan atau penyakit permainan internet umumnya diartikan sebagai pemakaian berlebihan dan bermasalah dari permainan video dan/atau internet, yang mengakibatkan dampak signifikan terhadap kegiatan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Konsep tersebut dan hal terkait menjadi bahan riset, debat dan diskusi di kalangan pakar dalam beberapa disiplin, dan menimbulkan kontroversi dari komunitas medis, saintifik dan permainan.[1][2]

Salah satu sebab dari kecanduan permainan video adalah perasaan kesepian, yang pada remaja sering diakibatkan oleh penolakan teman sebaya.[3] Oleh karena itu, guna mengatasi terjadinya kecanduan, di samping farmakoterapi (sejauh dibutuhkan) dan psikoterapi kognitif-perilaku, diperlukan pengembangan kompetensi membina hubungan dan menyelesaikan masalah antar-pribadi, khususnya dengan teman sebaya. Pengembangan kompetensi ini juga berguna pada fase prevensi atau pencegahan kecanduan permainan video. Hal ini karena kompetensi relasional tersebut akan menghindarkan remaja dari perasaan kesepian emosional yang berisiko membawanya pada cara maladaptif untuk mengatasi kesepian, yaitu mencandu permainan daring.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Schivinski, Bruno; Brzozowska-Woś, Magdalena; Buchanan, Erin M.; Griffiths, Mark D.; Pontes, Halley M. (December 2018). "Psychometric assessment of the Internet Gaming Disorder diagnostic criteria: An Item Response Theory study". Addictive Behaviors Reports. 8: 176–184. doi:10.1016/j.abrep.2018.06.004. ISSN 2352-8532. PMC 6251978alt=Dapat diakses gratis. PMID 30505924. 
  2. ^ Tanner, Lindsey (22 June 2007). "Is video-game addiction a mental disorder?". Associated Press. Diakses tanggal 2009-05-09. 
  3. ^ Prabowo, Octavianus; Juneman, Juneman (2012-06-19). "Penerimaan Teman Sebaya, Kesepian, dan Kecanduan Bermain Gim Daring pada Remaja di Jakarta". MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan. 28 (1): 9–18. doi:10.29313/mimbar.v28i1.334. ISSN 2303-2499. 

Sumber[sunting | sunting sumber]

Bacaan tambahan[sunting | sunting sumber]