Kawat tanah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kawat tanah adalah jenis kawat yang terhubung ke tanah. Fungsi utamanya sebagai penangkal petir dan pentanahan jaringan listrik tegangan rendah. Bahan utama pembuatan kawat tanah umumnya adalah tembaga yang dilapisi baja.

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Penangkal petir[sunting | sunting sumber]

Kawat tanah dipasang di atas kawat-kawat fasa untuk melindungi kawat-kawat fasa dari sambaran petir. Karena fungsinya ini, kawat tanah juga disebut sebagai kawat pelindung.[1] Sudut perlindungannya maksimum 30º. Sambaran petir akan mengenai kawat tanah terlebih dahulu dan mencegah timbulnya loncatan busur api pada kawat fasa.[2] Kawat tanah merambatkan gelombang berjalan dari petir dari tiang yang disambar menuju ke tiang-tiang lain. Sementara sebagian lainnya disalurkan ke tanah.[3]  

Tiga unit kawat tanah dengan kabel berwarna kuning garis hijau

Pentanahan jaringan listrik tegangan rendah[sunting | sunting sumber]

Kawat tanah juga dijadikan sebagai salah satu alat penyaluran daya listrik ada sistem kelistrikan satu fasa. Instalasinya umum dipakai pada instalasi komersial ringan untuk industri, perdagangan dan pelanggan listrik tetap. Dalam penyaluran daya ini, jumlah kawat tanah hanya satu, sementara kawat yang menjadi penghantar listrik ada dua.[4] Pada instalasi listrik perumahan dengan jaringan listrik tegangan rendah, keberadaan kawat tanah mampu menurunkan medan listrik.[5]

Bahan[sunting | sunting sumber]

Kawat tanah yang digunakan untuk menahan loncatan busur api dibuat dengan bahan yang memiliki titik lebur yang tinggi. Kawat yang digunakan juga harus memiliki kekuatan mekanis yang besar dan tingkat anti-korosi yang tinggi. Jenis bahan yang umum digunakan adalah lilitan baja yang membentuk kawat.[2] Jenis kawat baja yang digunakan sebagai kawat tanah biasanya dilapisi dengan tembaga. Karena pelapisan ini memberikan kekuatan mekanis yang besar.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Saleh, A. S., dan Bahariawan, A. (April 2018). Buku Ajar Energi dan Elektrifikasi Pertanian. Sleman: Penerbit Deepublish. hlm. 90. ISBN 978-602-475-036-7. 
  2. ^ a b Sau, Matius (2015). Bendatu, Monica, ed. Transmisi Daya Elektrik: Dilengkapi dengan Contoh Soal Matlab. Yogyakarta: Penerbit ANDI. hlm. 32. ISBN 978-979-29-5438-8. 
  3. ^ Markoni (2022). Utami, A. Ria Puji, ed. Teknik Infrastruktur Jaringan Distribusi Tenaga Listrik. Yogyakarta: Penerbit ANDI. hlm. 2. ISBN 978-623-01-2928-5. 
  4. ^ Nur, R., dan Suyuti, M. A. Perancangan Mesin-Mesin Industri. Deepublish. hlm. 136. 
  5. ^ Anies. Electrical Sensitivity: Gangguan Kesehatan Akibat Radiasi Elektromagnetik. Elex Media Komputindo. hlm. 75. 
  6. ^ Widiarto, H., dan Samanhudi, A. (Maret 2022). Hidayat, M., Miskadi, dan Setiawan, Y., ed. Transmisi dan Distribusi. Lombok Tengah: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia. hlm. 7. ISBN 978-623-5940-24-3.