Karl Jaspers

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 21.17 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 51 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q76509)

Karl Theodor Jaspers
Lahir(1883-02-23)23 Februari 1883
Oldenburg, Germany
Meninggal26 Februari 1969(1969-02-26) (umur 86)
Basel, Switzerland
EraFilsuf abad ke-20
KawasanFilosofi Barat
AliranExistentialism, Neo-Kantianism
Minat utama
Psychiatry, Theology, Philosophy of History
Gagasan penting
Axial Age, coined the term Existenzphilosophie, Dasein and Existenz

Karl Theodor Jaspers adalah seorang filsuf eksistensialis dari Jerman.[1] Ia lahir pada tahun 1883 dan meninggal pada tahun 1969.[1] Semula Jaspers bekerja sebagai psikiater, namun pada tahun 1621, ia bekerja sebagai dosen filsafat di Heidelberg.[1][2] Jaspers hidup pada masa Nazi berkuasa dan mengalami kesulitan-kesulitan karena istrinya berdarah Yahudi.[1] Pada tanggal 14 April 1945, Jaspers dan istrinya diputuskan akan dibawa ke kamp konsentrasi.[1] Namun ternyata Amerika Serikat menduduki Heidelberg dan mengalahkan Jerman pada Perang Dunia II.[1] Sesudah perang, Jaspers menjadi penulis soal-soal politik, dan berpindah ke Swiss.[1]

Pemikiran filsafat Jaspers berakar kuat pada Kierkegaard, namun banyak juga dipengaruhi oleh para filsuf lain, seperti Plotinos, Spinoza, Kant, Schelling, dan Nietzsche.[2] Jika dibandingkan dengan para filsuf eksistensialisme lain, Jaspers adalah filsuf yang pemikirannya memperlihatkan suatu sistem yang rapi.[2] Karya Jaspers yang paling penting untuk mengetahui pemikirannya adalah "Filosofi" yang ditulis pada tahun 1932.[2] Pemikiran Jaspers yang paling dikenal adalah tentang "chiffer-chiffer" dan "situasi batas".[1] Ada empat "situasi batas" yang menantang manusia untuk mewujudkan dirinya dengan lebih penuh:

  • 1. Kematian.[1]
  • 2. Penderitaan.[1]
  • 3. Perjuangan.[1]
  • 4. Kesalahan.[1]

"Situasi batas" ini bersifat mendua, sebab eksistensi seseorang dapat berkembang maju atau malah mundur ketika berhadapan dengan "situasi batas" tersebut.[1] Hal itu tergantung dari pilihan yang diambil oleh orang tersebut.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n Simon Petrus L. Tjahjadi. 2007. Tuhan Para Filsuf dan Ilmuwan: Dari Descartes sampai Whitehead. Yogyakarta: Kanisius. Hal.119-129.
  2. ^ a b c d Harun Hadiwijono. 1983. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 164-165.

Templat:Link FA