João da Costa Tavares

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
João da Silva Tavares
Informasi pribadi
Lahir(1931-04-06)6 April 1931
Portugal Atabae, Bobonaro, Timor Portugis
Meninggal8 Juni 2009(2009-06-08) (umur 77)
Indonesia Atambua, Nusa Tenggara Timur
KebangsaanIndonesia Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

João da Silva Tavares (6 April 1931 – 8 Juni 2009) adalah Panglima Milisi pro-Indonesia di Timor Leste. Ia juga seorang milisi pro integrasi atau anti kemerdekaan.

Profil

Mantan Bupati Bobonaro Periode 1985-1990 belakangan menjulang karena mengangkat dirinya sendiri sebagai Panglima Perang Pro-integrasi. Di mata masyarakat Timtim (terlebih masyarakat Bobonaro), João adalah sosok yang menakutkan. Dengan jabatan Panglima Perang Pro Otonomi, saat ini, João Tavares dikenal sebagai seorang pembunuh yang berdarah dingin. Untuk urusan bunuh-membunuh, bukan baru sekarang João Tavares melakukan itu. Ketika pecah perang saudara di Timtim, nama João Tavares juga sudah tercatat sebagai sosok seorang pembunuh. Tak mengherankan kalau João memimpin kelompok milisia untuk menyerang dan memporak-porandakan kantor Harian Umum Suara Timor Timur (STT). Siapa sebenarnya João Tavares?

João Tavares dilahirkan di Kecamatan Atabae, Bobonaro. Dengan empat bersaudara, salah satu adiknya yang juga menjadi pemimpin milisia pro otonomi adalah Jorge da Silva Tavares, saat ini sebagai Ketua DPRD II Bobonaro. Jabatan tertinggi yang pernah disandangnya adalah Bupati Bobonaro periode 1985-1990. Ketika menjadi Bupati Bobonaro, João Tavares dikenal sebagai pemimpin yang menghambur-hamburkan uang untuk berjudi serta suka main perempuan nakal. Setelah masa jabatannya habis João Tavares digantikan oleh Guilherme dos Santos.

João Tavares dikabarkan, menerima uang ratusan juta untuk membentuk kelompok milisia pro integrasi di Atabae. Pada awalnya, kelompok Halilintar yang dia pimpin itu hanya bergerak sebatas di Kecamatan Atabae. Kelompok itu baru mulai tersebar setelah Indonesia menawarkan dua opsi, merdeka atau otonomi khusus diperluas. Kelompok Halilintar yang dipimpinnya itu adalah hasil bentukan Kopassus, karena semua peralatan tempur seperti senjata, granat, serta seragam didrop Kopassus serta gaji para milisi juga dikabarkan dibayar oleh Kopassus.

Ayah dari Fransisco Tavares, mahasiswa Fakultas Ekonomi, UKSW dan José Tavares (diplomat Indonesia yang tidak jelas itu) memang terkenal dalam urusan "menghilangkan" nyawa manusia secara paksa. Pada Oktober 1975, ketika Indonesia menginvasi Timtim, Joao Tavares sudah terlibat dalam aksi pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak sepaham politik dengannya.

Lima wartawan Australia yang dibunuh di Balibo, salah satu pelakunya adalah João Tavares. Dia bersama Letjen TNI Yunus Yosfiah (saat itu masih berpangkat Kapten) ikut menembak dan memimpin pembakaran kelima mayat wartawan Australia itu. Bahkan sebelum mayat-mayat ini dibakar, barang-barang milik mereka dijarah, termasuk jeans, kamera, dan jam tangan mereka. Tidak semua penjarahan dilakukan oleh tentara Indonesia. João Tavares waktu itu juga ikut menjarah jam tangan salah seorang wartawan dan sebuah kamera dari wartawan lainnya.

João Tavares sendiri, sebagai Panglima Perang Pro Integrasi yang memimpin penyerangan dan pengrusakan Kantor Harian Umum Suara Timor Timur (HU STT). Menurutnya pemberitaan STT selama ini berseberangan, dan terkesan seolah-olah ingin menjatuhkan reputasinya. "Akibat penyerangan terhadap kantor STT itu, kami tidak bisa menerbitkan koran ini, karena semua peralatan, komputer, pesawat telepon dan mesin fax dihancurkan, sehingga otomatis tugas keredaksian terhenti dan macet total," kata Pemimpin Perusahaan STT, Domingos Saldanha, sehari setelah para milisia pimpinan João Tavares itu menyerang dan memporak-porandakan kantor Redaksi STT.

Di mata anak buahnya dan militer Indonesia, João Tavares adalah sosok seorang pahlawan Timtim yang membela integrasi. Tapi bagi masyarakat Timtim, João Tavares adalah sosok yang tak lebih dari seorang pembunuh yang sangat kejam. Ribuan warga sipil tak berdosa pernah dia bantai secara biadab. Suatu saat nanti João Tavares akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di hadapan Tuhan. Dan pintu neraka terbuka untuk João Tavares.

Riwayat Jabatan

Pengalaman Organisasi

  • Komandan Milisi Halilintar-Bobonaro
  • Panglima Pejuang Pro Integrasi Timor Timur

Referensi