Hamzah Sulaeman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hamzah Sulaeman
Hamzah membawa kaos bergambar kartun Raminten
LahirHamzah Sulaeman
Pekerjaankomedian, marketing

Hamzah Sulaeman adalah seorang pengusaha, seniman, dan perancang busana yang tinggal di Kota Yogyakarta. Ia merupakan generasi kedua keluarga Grup Mirota yang memiliki pusat oleh-oleh, Hamzah Batik, tempat makan, dan sanggar tari. Sebagai seorang seniman khususnya di dunia akting dan tari, ia juga dikenal dengan nama Raminten.

Biografi[sunting | sunting sumber]

Hamzah merupakan anak bungsu dari pendiri Grup Mirota, yaitu Hendro Sutikno (Tan Kiem Tik) dan Tini Yuniati (Nyoo Tien Nio). Keempat saudaranya adalah Yangky Iswanti, Siswanto, Ninik Wijayanti, dan Ariyanti.[1] Ia berkuliah di Universitas Gadjah Mada jurusan Biologi tetapi tidak sampai tuntas. Selanjutnya, Hamzah berkuliah di Universitas Sanata Dharma mengambil jurusan bahasa Inggris.[2]

Setelah lulus dari Sanata Dharma, Hamzah bekerja sebagai pelayan di kapal pesiar pada tahun 1970. Selanjutnya, ia bekerja di Amerika Serikat selama tiga tahun sebelum akhirnya kembali ke Indonesia karena ayahnya sakit. Bersama saudara-saudaranya, Hamzah mengembangkan bisnis peninggalan orang tua mereka yang berupa Toko Mirota. Hamzah juga membuka butik yang ia beri nama Mirota Batik (kini Hamzah Batik) di Jalan Malioboro.[2]

Dunia akting[sunting | sunting sumber]

Hamzah mulai memasuki dunia akting secara profesional setelah pensiun dari bisnisnya. Ia berperan dalam ketoprak komedi berjudul "Pengkolan" sebagai seorang wanita Jawa tua bernama Raminten. Nama ini selanjutnya ia gunakan untuk memberi nama rumah makan yang ia dirikan, yaitu The House of Raminten dan The Waroeng of Raminten.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Anonim. 3 September 2009. SWA Digital Magazine, Mirota, Ambisi Tanpa Sinergi Diarsipkan 2015-02-23 di Wayback Machine.. Diunduh: 23 September 2014.
  2. ^ a b Anonim. Informasi diperoleh dari tulisan pada "The Waroeng of Raminten" yang berjudul "Dari mirota ke Rumah Raminten".