Gelombang revolusi
Gelombang revolusi adalah serangkaian revolusi yang terjadi di berbagai tempat dalam periode waktu yang sama. Kadang kala, revolusi dan gelombang revolusi lampau dapat menjadi inspirasi bagi revolusi saat ini, atau revolusi awal memicu "revolusi saudara" yang terjadi secara bersamaan dengan tujuan serupa.[1][2] Para sejarawan dan filsuf politik telah mempelajari sebab terjadinya gelombang revolusi, termasuk Robert Roswell Palmer, Crane Brinton, Hannah Arendt, Eric Hoffer, dan Jacques Godechot.[3] Konsep ini penting bagi kaum Marxis yang memandang gelombang revolusi sebagai bukti bahwa revolusi dunia mungkin terjadi. Menurut Rosa Luxemburg, "Hal yang paling berharga … di tengah-tengah kesurutan sejarah dan arus gelombang revolusi adalah pertumbuhan spiritual proletariat. Kemajuan lompatan dan batasan intelektual proletariat menjadi jaminan pasti bagi kemajuannya dalam perjuangan ekonomi dan politik yang tak terhindarkan pada masa yang akan datang."[4] Akan tetapi, frasa ini juga digunakan oleh aktivis dan penulis non-Marxis, termasuk Justin Raimondo dan Michael Lind, untuk menjelaskan jumlah revolusi yang terjadi dalam periode waktu singkat.[5][6][7]
Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ Mark N. Katz, Revolution and Revolutionary Waves Diarsipkan 2023-07-30 di Wayback Machine., Palgrave Macmillan (October 1, 1999)
- ^ Nader Sohrabi, Revolution and Constitutionalism in the Ottoman Empire and Iran, Cambridge University Press, 2011 p. 74, 83, 87, 90, 94, 96 Diarsipkan 2023-07-30 di Wayback Machine., ISBN 0-521-19829-1, ISBN 978-0-521-19829-5
- ^ *Colin J. Beck, Dissertation submitted to Stanford University Department of Sociology graduate Ph.D program, March 2009, "Ideological roots of waves of revolution," ProQuest, 2009, p. 1-5[pranala nonaktif permanen], ISBN 1-109-07655-X, 9781109076554.
- Note: Colin J. Beck also wrote The Ideological Roots of Waves of Revolution, BiblioBazaar, 2011, ISBN 1-243-60856-0, 9781243608567
- ^ Rosa Luxemburg, Gesammelte Werke, quoted in Tony Cliff Rosa Luxemburg, 1905 and the classic account of the mass strike Diarsipkan 2021-04-28 di Wayback Machine. in Patterns of mass strike Diarsipkan 2017-08-24 di Wayback Machine., International Socialism 2:29, Summer 1985, p.3-61.
- ^ Justin Raimondo, The Revolutionary Wave: Tunisia, Egypt, Yemen – is the West next? Diarsipkan 2021-04-26 di Wayback Machine., Antiwar.com, January 28, 2011.
- Frank B. Tipton, A history of modern Germany since 1815, University of California Press, 2003, p. 82 Diarsipkan 2023-07-30 di Wayback Machine., ISBN 0-520-24049-9, ISBN 978-0-520-24049-0
- ^ Michael Lind, Vietnam, the Necessary War: A Reinterpretation of America's Most Disastrous Military Conflict, Simon and Schuster, 2002 p 37 Diarsipkan 2023-07-30 di Wayback Machine. ISBN 0-684-87027-4, ISBN 978-0-684-87027-4
- ^ Colin J. Beck, "Ideological roots of waves of revolution," p. 161.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
- Deborah Jerome, Can Tunisia Spark a Revolutionary Wave? Diarsipkan 2012-11-11 di Wayback Machine., Council on Foreign Relations analysis brief, January 18, 2011.
- Mark Kosman, Is revolution back on the agenda? Diarsipkan 2022-01-15 di Wayback Machine.