Cordycepin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Cordycepin adalah senyawa turunan dari nukleotida adenosin. Penurunan dilakukan tanpa menggunakan molekul oksigenin pada posisi C 3′ pada bagian ribosa.Pengekstrakan cordycepin pertama kali diperoleh dari jamur genus Cordyceps. Kini telah banyak cara untuk menghasilkan molekul cordycepin melalui sintesis kimia.[1]

Struktur kimia[sunting | sunting sumber]

Identifikasi molekul cordycepin dilakukan melalui proses Kinerja Tinggi dari Kromatografi Cair). Molekul cordycepin dapat dibedakan dari adenosin melalui metode ini. Adenosin adalah molekul analog dari cordycepin.[1]

Karakter Kimia Senyawa Cordycepin
Rumus Kimia C10H13N5O3
Massa Molar 251.246 g·mol−1
Titik Leleh 225.5 °Celcius (437.9 °Fahrenheit atau 498.6 Kelvin)

Produksi[sunting | sunting sumber]

Cordycepin dihasilkan melalui jamur Cordycep (Ascomycetes). Jamur ini telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di China sejak zaman kuno. Budidaya jamur cordycep dilakukan melalui teknologi Deep Layer Fermentation. Jamur Cordyceps dapat diproduksi secara massal untuk menghasilkan senyawa cordycepin. Larva ulat Hepialus armoricanus merupakan tempat tumbuh utama dari jamur ini. Pembudidayaan jamur Cordyceps dalam skala besar telaha dapat dilakukan dan dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal di beberapa negara.[1]

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Cordycepin telah lama digunakan sebagai obat tradisional di negeri China. Cordicepin mampu meningkatkan kekebalan tubuh dan menyembuhkan batuk. Cordycepin dapat digunakan sebagai obat yang mencegah penyakit tumor, kanker, dan diabetes. Senyawa cordycepin berpengaruh pada beberapa reaksi biokimia, misalnya reaksi pada proses replikasi dan transkripsi. Sel cacat DNA atau RNA dapat dihasilkan secara tidak langsung melalui penambahan cordycepin pada sel yang sedang mengalami proses replikasi, Sel ini dapat menstimulasi sel hingga mengalami proses kematian sel. Hal ini dimanfaatkan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Cordycepin juga dapat meningkatkan jumlah sel T, meningkatkan ketahanan sel limfosit, meningkatkan produksi interleukin-1, dan meningkatkan aktivitas sel kekeblan tubuh. Tak hanya itu, cordycepin juga dapat menghambat proses pembentukan gumpalan platelet dengan menurunkan konsentrasi ion kalsium.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d Redaksi 1000guru (2014-09-26). "Cordycepin: Antikanker dari Jamur". Majalah 1000guru (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-13.