Cacing tanah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 15 April 2013 01.09 oleh Addbot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 54 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q124378)
Cacing tanah (Lumbricus terrestris)
Lumbricus terrestris, the Common European Earthworm
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Lumbricina
Families

  Acanthodrilidae
  Criodrilidae
  Eudrilidae
  Glossoscolecidae
  Lumbricidae
  Megascolecidae

Cacing tanah adalah nama yang umum digunakan untuk kelompok Oligochaeta, yang kelas dan subkelasnya tergantung dari penemunya dalam filum Annelida.[butuh rujukan]

Morfologi

Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih.[butuh rujukan] Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32.[butuh rujukan] Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil.[butuh rujukan] Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.[butuh rujukan]

Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen.[butuh rujukan] Klitelumnya terletak pada segmen 14-16.[butuh rujukan] Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan.[butuh rujukan] Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.[butuh rujukan]

Aktivitas antimikroba

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal evolusi, oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi mikroorganisme patogen di lingkungan mereka.[butuh rujukan] Penelitian yang telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme.[butuh rujukan] Selain itu telah ditemukan bahwa cairan selom cacing tanah mengandung lebih dari 40 protein dan pameran beberapa aktivitas biologis sebagai berikut: cytolytic, proteolitik, antimikroba, hemolitik, hemagglutinating, tumorolytic, dan kegiatan mitogenic.[butuh rujukan]

Cairan dari selom foetida Eisenia Andrei telah diteliti memiliki sebuah aktivitas antimikroba terhadap Aeromonas hydrophila dan Bacillus megaterium yang dikenal sebagai patogen cacing tanah.[butuh rujukan] Setelah itu diperoleh dua protein, bernama Fetidins, dari cairan selom cacing tanah dan menegaskan bahwa aktivitas antibakteri ini disebabkan karena fetidins.[butuh rujukan] Lumbricus rubellus juga memiliki dua agen antibakteri bernama Lumbricin 1 dan Lumbricin 2. Baru-baru ini, dua jenis faktor antibakteri yang mempunyai aktivitas seperti lisozim dengan aktivitas hemolitik serta pengenalan pola protein bernama selom cytolytic faktor (CCF) telah diidentifikasi dalam foetida Eisenia cacing tanah.[butuh rujukan] Lysenin protein yang berbeda dan Eisenia foetida lysenin-seperti protein memiliki beberapa kegiatan yang diberikan cytolytic hemolitik, antibakteri dan membran-permeabilizing properti.[1]


Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki mekanisme antimikroba yang berbeda dengan mekanisme antibiotik.[butuh rujukan] Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak jaringan tubuh.[butuh rujukan] Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya dengan dua cara, yaitu dengan menghentikan jalur metabolik yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri.[butuh rujukan] Sedangkan, mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel bakteri.[butuh rujukan] Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian.[butuh rujukan] Dengan cara ini, bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri.[2]

Referensi

  1. ^ Arslan-Aydogdu EO,Cotuk A (2008). "Antibacterial and hemolytic activity of the coelomic fluid of Dendrobaena veneta (Oligochaeta, Lumbricidae) living in different localities" (pdf). IUFS J. Biol 2008. 67: 23–32. 
  2. ^ Cooper, ED.; Beschin, A.; Bilej, M. (2002), A new Model for Analyzing Antimicrobial Peptides with Biomedical Applications, Prague: IOS Press, ISBN 1586032372  (lihat di Penelusuran Buku Google)

Pranala luar

Templat:Link GA