C-4

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Persiapan peledakan C4

C-4 merupakan satu jenis bahan peledak yang biasa untuk tujuan militer.

Kata komposisi digunakan untuk bahan peledak yang stabil, dan "Komposisi A" dan "Komposisi B" adalah jenis lain yang diketahui. C-4 lebih umum 1.34 berbanding trinitrotoluena (TNT). Ia berhasil menarik popularitas yang disebabkan oleh media termasuk film-film dan permainan video.

Deskripsi[sunting | sunting sumber]

Setiap bahan peledak baru bisa meledak jika terjadi benturan, gesekan, atau suhu yang meningkat. Jika terjadi gesekan bahan peledak akan berubah menjadi zat lain yang lebih stabil dengan diikuti tekanan yang tinggi yang menghasilkan ledakan dahsyat atau percikan api. Tampaknya, untuk merakit bahan peledak pun tidak terlalu sulit, karena hampir semua benda bisa menghasilkan reaksi kimiawi yang menghasilkan ledakan. Apalagi, saat ini bahan peledak mudah ditemui dalam industri pertambangan atau eksplorasi. Juga para penambang batu dan nelayan.

Untuk bahan peledak berkekuatan tinggi yang lazim disebut bom, bila dilihat dari klasifikasi jenis bahan, ada dua jenis: high explosive dan low explosive. Selain itu, bom dapat terdiri atas baterai, detonator, tapes, kawat, alat pengatur waktu mekanik (detonator), dan komposisi material seperti metal, gelas, kayu, kertas, dan plastik. Tentu saja bahan yang termasuk kategori high explosive jauh lebih berbahaya ketimbang low explosive.

Salah satu yang termasuk kategori high explosive adalah emulsi, yaitu campuran ammonium nitrat + almunium + sulfur. Amonium nitrat adalah bahan peledak komersial yang paling mungkin dan mudah diracik. Bahan lainnya adalah PETN, RDX, dan Semtex (yang merupakan campuran RDX dan PETN, berasal dari Ceko, Eropa Timur, dan biasanya digunakan oleh teroris).

Hasil racikan inilah yang kemudian diberi kode C (compond), mulai dari C1, C2, C3, dan C4. Semuanya menggunakan RDX. Bedanya adalah plastisizer, dan terkadang ditambah dengan TNT dan PETN. C4 memiliki RDX paling besar, sehingga memiliki daya rusak paling besar.

Baik TNT, RDX, PETN, dan C4 (yang merupakan kombinasi dari RDX + PTEN + TNT) tergolong military exsplosive. Bom C4 adalah bom plastik, berkekuatan dahsyat (high explosive), sangat sensitif, digunakan hanya untuk kepentingan militer (misalnya untuk kepentingan meledakkan jembatan). Bentuknya padat, bisa seperti tongkat kecil atau persegi dan bisa diledakkan dengan menggunakan timer, remote control, kontak kunci, dan sebagainya, diproduksi di Amerika dan Eropa.

C4 yang rawan getaran, rawan cahaya, dan rawan gelap ini kerap digunakan militer untuk tugas-tugas penghancuran dan hanya dipakai oleh pasukan khusus. Sayangnya tidak diketahui apakah pasukan khusus kita (Kopassus) dan untuk kesatuan antiteror memakai atau tidak, mengingat polisi tidak punya kontrol terhadap bahan peledak yang didatangkan oleh militer.

Dalam menilai kekuatan bom ada lima hal yang diperhatikan, pertama VOD (daya rambat/velocity of detonation), kedua strength (kekuatan), ketiga sensitivity, keempat berat jenis, dan kelima waktu simpan. Untuk VOD militer biasanya besar dan rata-rata 4500 m/detik ke atas, sensitivitasnya tidak peka, hentakannya besar dan berat, jenisnya lebih tinggi. Makin jauh daya rambatnya, makin kuat pula daya ledaknya. Daya rambat TNT sekitar 6.800 meter per menit. Sedangkan ANFO atau Amonium Nitrat memiliki daya rambat 3.000 meter per detik. Untuk RDX daya rambatnya mencapai 8.000 meter per detik.

Cara pengaktifan bahan peledak juga bermacam-macam, seperti diaktifkan oleh korban sendiri (victim operate device), misalnya bisa dipasang di pintu rumah korban. Saat pintu rumah ditarik, maka "Boom!" ledakan akan terjadi. Atau yang sering disaksikan di film yaitu saat korban menyalakan mesin mobil. Ada juga yang diaktifkan berdasarkan waktu (timer) atau pengontrol jarak jauh (remote control)

Untuk kepentingan komersial (pertambangan dan perusahaan semen), biasanya digunakan peledak dalam kategori low exposive. Dulu yang biasa digunakan adalah NJBS, sejenis bahan nitrogliserin. Belakangan bahan tersebut ditinggalkan karena sangat peka dan mudah meledak lalu dipakailah Na4No3, amonium nitrat. Jenis komersial biasanya berkategori rendah dan terdiri atas bahan kimia inorganic nitrat, seperti ammonium atau sodium nitrat, lalu organic nitrates (EGDN), nitratimnes, nitroacromatic compound (TNT), dan chloraes and percholares (potassium percholrate). Sedangkan bahan peledak yang digunakan untuk operasi-operasi militer antara lain TNT (trinitrotuleune), PETN (pentaerytritol tetranitrat), RDX (formula development X), dan Semtex (semtin explosive).

Di kalangan TNI, TNT digunakan untuk latihan dan perang. Dalam latihan, jumlahnya hanya 160 gram untuk tiap unit dan berfungsi untuk menimbulkan efek suara. Di dalam perang, TNT digunakan untuk merusak jembatan dan bangunan lainnya.

Bahan C4[sunting | sunting sumber]

  • Bahan peledak dalam C4 adalah RDX (cyclonite atau cyclotrimethylene-trinitramine ), yang merupakan 91% dari berat C4.
  • Seperti banyak bahan peledak plastik, dan bahan pengikat biasanya polyisobutylene (2,1%).
  • Bahan pemlastisnya adalah diethylhexyl (5,3%) sebacate atau dioktil. Bahan pemlastis lain yang digunakan adalah dioktil adipat (DOA).
  • Bahan kimia, bahan tersebut adalah 2,3-dimetil-2,3-dinitrobutane yang digunakan untuk membantu mendeteksi bahan peledak dan mengidentifikasi sumbernya.
  • Sejumlah kecil minyak SAE 10 motor non-deterjen (1,6%) juga ditambahkan.

C4 diproduksi dengan menggabungkan bahan dicatat dengan bahan dilarutkan dalam pelarut. Pelarut kemudian menguap dan campuran kering dan disaring. Materi terakhir adalah solid off-putih yang mirip dengan tanah liat.

Keuntungan C4[sunting | sunting sumber]

Karena bom C4 mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:

  • Bom ini dapat dengan mudah dibentuk menjadi bentuk apapun yang diinginkan.
  • C4 sangat stabil dan tidak sensitif terhadap guncangan fisik. Peledakan hanya dapat terjadi karena kombinasi dari panas yang ekstrem dan gelombang kejut. C4 tidak dapat diledakkan oleh tembakan atau dengan menjatuhkannya ke permukaan yang keras. C4 juga tidak meledak ketika dibakar atau terkena radiasi gelombang mikro.

Penggunaan PBB[sunting | sunting sumber]

Apabila pasukan tentara menggunakan C-4, biasanya berukuran antara 3–5 kg C-4 digunakan untuk memusnahkan batang segi empat 8-inci (200 mm). Jumlah ini sudah lebih dari yang diperlukan untuk memastikan tugas berhasil dilaksanakan.

Karena C-4 akan terbakar dengan perlahan ketika dinyalakan, maka perlu diledakkan dengan bahan peledak lain untuk digunakan sebagai bahan peledak, kadang-kadang C-4 digunakan tentara sebagai senjata api dalam jumlah yang sedikit semasa Perang Vietnam. Walaupun pada waktunya ia selamat dengan cara ini, terdapat beberapa anekdot mengenai prajurit yang mencoba memadamkan api dengan menghentakkan kaki sehingga menyebabkan ledakan.[1]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "DavidPye Website". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal 2007-08-31. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]