Buah makasar
Buah makasar | |
---|---|
Berkas:Buah makassar.png | |
Buah makasar | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | B. javanica
|
Nama binomial | |
Brucea javanica [L.] Merr.
| |
Sinonim | |
|
Buah makasar (Brucea javanica) disebut juga amber merica adalah perdu tegak menahun yang tumbuh meliar di hutan. Tumbuhan ini pahit, dan beracun. Semua bagian tumbuhan ini digunakan untuk obat, terutama untuk mencegah disentri, diare, dan malaria.[3]
Deskripsi
Buah makasar adalah perdu tegak, dengan tinggi 1-2,5 m, dan berambut halus berwarna kuning. Tumbuhan ini bisa juga disebut pohon kecil mengingat tumbuhan ini dapat mencapai 10 m tingginya.[4] Daunnya tunggal, dengan pertulangan daun menyirip, jumlah anak daunnya 5-13, letaknya berhadapan,[2] dan tersusun spiral.[4] Helaian daunnnya berbentuk bulat telur lonjong hingga lanset memanjang, ujungnya runcing, pangkalnya berbentuk baji, tepinya bergerigi kasar, permukaan atas berwarna hijau, sedangkan permukaan bawahnya berwarna hijau muda. Panjangnya 5-10 cm, dan lebarnya 2-4 cm.[1] Tulang daun sekondeng tidak bercabang dan berakhir di kelenjar daun.[4]
Perbungaannya muncul dari ketiak daun, berbulu, menggarpu kecil.[4] Adapun, tumbuhan ini berkelamin dua, dan terletak dalam malai yang padat, dengan warna ungu. Buahnya termasuk buah batu berbentuk bulat telur, dengan panjang 8 mm. Jika sudah masak, berwarna hitam, dan bijinya bulat, dan berwarna putih. Oleh A.P. Dharma, tumbuhan ini disebut amber merica, walaupun tumbuhan ini menghasilkan buah yang disebut biji makasar.[1][2]
Persebaran dan habitat
Buah makasar tumbuh tersebar dari Sri Lanka, India mengarah ke Indo Cina, Cina selatan, Taiwan, Thailand, Malesia ke Australia utara, tumbuhan ini jarang ditemui di Maluku, Papua,[3] dan Guinea Baru.[2] Persebaran yang terpecah-pecah di Malesia timur menandakan bahwa pohon ini telah diintroduksikan oleh orang beberapa tahun yang lalu. Dari sini, kemudian diintroduksikan lagi ke Mikronesia dan Fiji.[3]
Di Indonesia, tumbuhan ini tumbuh sebagai semak belukar atau tanaman pagar. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji.[1] Buah makasar umumnya tumbuh di tempat terbuka seperti hutan sekunder ringan dan semak, pinggir hutan dan bahkan di tempat panas di tanah berpasir dan tanah kapur. Juga tumbuh di tempat yang beriklim muson dan lembab,[3] hingga 1-500 mdpl.[1]
Manfaat dan kemampuan
Secara empiris buah makasar dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Akarnya digunakan untuk pengobatan malaria, keracunan makanan, dan demam. Daunnya digunakan untuk mengatasi sakit pinggang.[4]
Menurut laporan awal, buah makasar mengandung brusamarin, kosamin, yatanin, brusealin, glukosa, dan yatanosid A dan B.[2] Tumbuhan ini juga mengandung fenol (seperti brusenol, dan asam bruseoleat) Bijinya mengandung brusatol, dan brusein A,B,C,D,E,G, dan H. Daging buahnya mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya mengandung tanin.[1]
Referensi
- ^ a b c d e f Dalimartha 2000, hlm. 28-33.
- ^ a b c d e Dharma 1987, hlm. 20-22.
- ^ a b c d "Brucea javanica Merr". Prohati. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 March 2012. Diakses tanggal 19 March 2013.
- ^ a b c d e "Buah Makassar (Brucea javanica L. Merr)". Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 March 2013. Diakses tanggal 18 March 2013.
- Bibliografi
- Dalimartha, Setiawan (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 2. Jakarta: Trubus Agriwidya. ISBN 979-661-065-5.
- Dharma, A.P. (1987). Indonesian Medicinal Plants (dalam bahasa Inggris). Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 979-407-032-7.