Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batu Ampar
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Khusus Ibukota Jakarta
Kota AdministrasiJakarta Timur
KecamatanKramat Jati
Kodepos
13520
Kode Kemendagri31.75.04.1004
Kode BPS3172050002
Luas2,49 km²
Jumlah penduduk53.797 jiwa
Kepadatan21.605 jiwa/km²
Kantor Kalurahan Batuampar, Kramatjati, Jakarta Timur.

Batu Ampar adalah sebuah kelurahan yang terletak di kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Balekambang dan kelurahan kampung Tengah lebih dikenal oleh masyarakat Jakarta dengan sebutan daerah Condet. Batu Ampar memiliki kode pos 13520.

Kelurahan Batu Ampar berbatasan dengan Jalan Raya Condet / Kelurahan Cililitan di sebelah utara, Jalan Raya Condet / Kelurahan Balekambang di sebelah barat, Jalan raya Bogor / Kelurahan Kramat Jati di sebelah timur dan Jalan Inerbang / Kelurahan Kampung Tengah di sebelah selatan.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Ada legenda yang melekat pada nama tempat tersebut sebagaimana diceritakan oleh orang – orang tua di Condet kepada Ran Ramelan, penulis buku kecil berjudul Condet, sebagai berikut. Pada zaman dulu ada sepasang suami istri, namanya Pangeran Geger dan Nyai Polong, memeliki beberapa orang anak. Salah seorang anaknya, perempuan, diberi nama Siti Maemunah, terkenal sangat cantik. Waktu Maemunah sudah dewasa dilamar oleh Pangeran Tenggara atau Tonggara asal Makasar yang tinggal di sebelah timur Condet, untuk salah seorang anaknya, bernama Pangeran Astawana.

Supaya dibangunkan sebuah rumah dan sebuah tempat bersenang – senang di atas empang, dekat kali Ciliwung, yang harus selesai dalam waktu satu malam. Permintaan itu disanggupi dan terbukti, menurut sahibulhikayat, esok harinya sudah tersedia rumah dan sebuah bale di sebuah empang di pinggir kali Cliwung, sekaligus dihubungkan dengan jalan yang diampari dengan batu, mulai dari tempat kediaman keluarga Pangeran Tenggara . Demikianlah, menurut cerita, tempat yang dilalui jalan yang diampari batu itu selanjutnya disebut Batu Ampar, dan bale (Balai) peristirahatan yang seolah – olah mengambang di atas air kolam dijadikan nama tempat . Balekambang.

Pada awal abad keduapuluh di Batu Ampar terdapat perguruan silat yang dipimpin antara lain oleh Maliki dan Modin (Pusponegoro, 1984, IV:295). Pada tahun 1926, seorang guru silat di Batu Ampar, Saaman, terpilih sebagai salah seorang tenaga pengajar ilmu bela diri itu di Negeri Belanda, selama dua tahun. Tidak mustahil, kemahiran Saaman sebagai pesilat, sehingga terpilih menjadi pengajar di mancanegara itu, adalah kemahiran turun – temurun.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]