Bajrangga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam mitologi Hindu, Bajrangga (Sanskerta: वज्राङ; Vajrāṅga) adalah nama seorang Detya, putra Diti dan Kasyapa.

Mitologi[sunting | sunting sumber]

Ia dinamai Bajrangga karena memiliki tubuh sekuat Bajra, senjata Dewa Indra. Diti melakukan tapa selama sepuluh ribu tahun untuk melahirkan Bajrangga. Setelah Bajrangga dilahirkan ia ditugaskan untuk membunuh Indra, sebagai pembalasan terhadap kematian para Detya di tangan Indra. Bajrangga melaksanakan tugas tersebut dengan berhasil.

Saat Bajrangga hendak membunuh Indra, Dewa Brahma dan Resi Kasyapa datang mencegahnya. Mereka meminta Bajrangga mengurungkan niatnya sebab kematian Indra akan menyengsarakan dunia. Bajrangga menuruti perintah mereka sebab Brahma adalah dewa pencipta, sedangkan Resi Kasyapa adalah ayahnya.

Dewa Brahma menciptakan wanita cantik untuk dinikahkan kepada Bajrangga. Wanita tersebut diberi nama Waranggi. Setelah menikah, Bajrangga memutuskan untuk melaksanakan tapa selama bertahun-tahun ke dalam hutan. Bertahun-tahun kemudian, Bajrangga kembali pulang. Tak berapa lama kemudian, ia memutuskan untuk bertapa lagi, tetapi kali ini dilakukannya di bawah permukaan air dan berlangsung selama ribuan tahun. Selama Bajrangga bertapa di dalam air, Waranggi dengan setia menunggunya di pertapaan mereka. Waranggi pun ikut bertapa. Melihat keadaan tersebut, Indra memutuskan untuk mengganggu tapa Waranggi. Ia merusak pertapaan Waranggi dan mengguyurnya dengan hujan lebat, diselingi badai petir. Seribu tahun kemudian, Bajrangga kembali ke pertapaannya dan mendapati bahwa istrinya tertimpa kemalangan, demikian juga tempat tinggalnya. Setelah melihat keadaan tersebut, ia sangat membenci Indra.

Untuk membalas dendam atas kemalangan yang menimpa istrinya, Bajrangga memutuskan untuk melakukan tapa yang lebih berat lagi. Ia melakukannya agar memperoleh seorang putra yang bisa menaklukkan Indra. Karena tapa yang dilakukannya amat khusuk, Brahma bersedia muncul ke hadapannya dan mengabulkan keinginannya. Seribu tahun kemudian, Waranggi melahirkan seorang putra. Kelahirannya ditandai dengan bencana alam di bumi. Anak tersebut diberi nama Taraka. Setelah dewasa, ia diangkat menjadi raja para raksasa.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]