Antiteater

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Antiteater (bahasa Inggris: Antitheatricality) adalah sebuah bentuk penentangan atau permusuhan pada teater. Penentangan semacam ini ramai dilakukan oleh suatu kelompok pada abad ke-18 pada masa reformasi teater. Kelompok ini mencela aspek-aspek negatif teater dan menyanggah idealisasinya.[1] Antiteater juga dapat diartikan sebagai sebuah teori atau konsep yang membatasi mediabilitas teater itu sendiri, yaitu sandiwara. Dengan kata lain, antiteaterisme merupakan sebuah teater yang terinternalisasi.[1] Antiteater juga sering disamakan dengan bentuk kegilaan.[2]

Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]

Para antitaeater biasanya tidak terpengaruh oleh tindakan atau pertunjukkan tertentu dengan memilih untuk tidak berpartisipasi atau menyetujuinya.[2] Antiteater menganggap teater adalah sebuah pertunjukan dari ide yang tidak masuk akal.

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Antiteater dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu agama dan keluarga.[1] Keduanya bisa berasal dari masa kanak-kanak yang tidak diajarkan tentang keseimbangan antara agama dan kekeluargaan.

Dampak[sunting | sunting sumber]

Setelah melalui kritik dan sanggahan idealisasi dari suatu kelompok antiteater, para reformis teater melakukan analisis kritis hubungan antagonis antara teater dan musuh-musuhnya. Hal tersebut memungkinkan mereka mendapat pengetahuan tentang cara kerja media teater yang luput dari perhatian orang yang kurang kritis. Para reformis teater cenderung menghasilkan versi ideal media teater yang jarang sesuai dengan fakta realitas sejarah. Namun, berkat hal ini tetaer dapat mengorbankan hasrat artistiknya yang semakin maju dan canggih. Teater memperbaikki dan memperbaharui konstitusi patologis subjektivitas dengan mengedepankan sandiwara latennya.[1] Seperti Matuska yang memikirkan praktik pementasan modern awal untuk merekrut dan melibatkan penonton.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d Wild, Christopher J. (2005). "Theorizing Theater Antitheatrically: Karl Philipp Moritz's Theatromania". MLN (dalam bahasa Inggris). 120 (3): 507–538. doi:10.1353/mln.2005.0107. ISSN 1080-6598. 
  2. ^ a b c Lehnhof, Kent R. (2016). "Antitheatricality and Irrationality: An Alternative View". Criticism. 58 (2): 231–250. doi:10.13110/criticism.58.2.0231. ISSN 0011-1589.