Aliran transisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Aliran transisi merupakan aliran udara dengan bentuk peralihan antara aliran laminar menjadi aliran turbulen. Keberadaan aliran transisi merupakan akibat dari perbedaan sifat antara aliran laminar dan aliran turbulen dalam hal kehilangan energi akibat gaya gesek. Kehilangan energi ini terjadi selama pengaliran udara. Status aliran transisi dapat diketahui melalui nilai bilangan Reynolds. Aliran transisi dapat terbentuk ketika nilai bilangan Reynolds mengalami peningkatan. Nilai bilangan Reynolds pada aliran transisi berada di dalam rentang bilangan Reynolds aliran laminar dan aliran turbulen, sehingga nilainya lebih besar dari 2000 dan lebih kecil dari 4.000. Rentang nilai aliran transisi dipengaruhi oleh tingkat ketidaksempurnaan sistem aliran udara atau fluida beserta dengan tingkat gangguan lainnya. Setelah waktu dan kondisi tertentu, aliran laminar akan berubah menjadi aliran turbulen. Umumnya, aliran transisi terbentuk pada aliran udara yang bertumbukan dengan benda yang melengkung dengan permukaan berbentuk bola.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Kindangen, Jefrey I. (2017). Pendinginan Pasif untuk Arsitektur Tropis Lembab. Sleman: Deepublish. hlm. 90. ISBN 978-602-401-925-9.