Aerologi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Proses terjadinya cuaca

Aerologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan cuaca pada tingkat atas.[1] Kemudian alat untuk mendeteksi cuaca dan untuk menunjukkan tempat terjadinya hujan, hujan es atau hujan salju dan derasnya hujan itu menggunakan radar cuaca.[2] sistem radar bekerja dengan memancarkan gelombang radiasi yang menghantam tetes-tetes hujan dan dipantulkan kembali seperti gema, ke piring penerima.[2] Informasi itu kemudian dikirim ke semua wilayah dengan menggunakan satelit.[2]

Unsur-unsur Cuaca[sunting | sunting sumber]

Dalam Ilmu pengetahuan cuaca, tentu ada yang namanya unsur-unsurnya dan di bawah ini merupakan unsur-unsur dari cuaca yang akan berinterksi satu dengan yang lainnya.[3] Unsur-unsur tersebut dijelaskan di bawah ini:

  1. Radiasi Matahari, Radiasi yang dipancarkan oleh matahari yang hanya sebagian kecil akan diterima di permukaan bumi, hal ini merupakan sumber energi utama untuk proses-proses fisika atmosfer.[3] Proses-proses fisika atmosfer tersebut menentukan keadaan cuaca dan iklim pada bumi.[3]
  2. Suhu udara atau temperatur udara merupakan aktivitas molekul dalam atmosfer yang di deteksi oleh derajat panas.[3] Suhu sendiri didefinisikan sebagai tingkat gerakan yang berasal dari molekul benda, semakin cepat gerakan molekulnya, maka semakin tinggi suhunya.[3] Suhu dapat pula didefinisikan sebagai tingkat panas suatu benda.[3] Panas bergerak dari sebuah benda yang mempunyai suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah.[3]
  3. Tekanan Udara, Udara di atmosfer terdari dari sejumlah gas.[3] Kemudian gas-gas ini menekan ke bawah di permukaan bumi, dan juga memberikan kekuatan yang biasa disebut sebagai tekanan atmosfer atau tekanan udara.[3] Tekanan udara bervariasi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat.[3] Makin tinggi suatu tempat, makin rendah tekanan udaranya.[3]
  4. Angin, adalah udara yang bergerak disebabkan oleh rotasi bumi karena adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya.[3] Angin yang bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke tempat bertekanan udara rendah.[3]
  5. Kelembaban Udara, adalah kandungan uap air di udara yang terdiri dari kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif), maupun defisit tekanan uap air.[3] Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air persatuan volume, kelembaban relatif adalah membandungkan kandungan tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya.[3]
  6. Awan, awan terbentuk ketika udara naik mencapai titik embun.[3]
  7. Hujan, Suatu kejadian hujan ini biasanya disebabkan oleh gabungan dari beberapa tipe gerakan udara bukan hanya satu tipe gerakan udara saja.[3]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Amaluddin Latief, Arief Syafei (2009). Kamus Kapal Indonesia.com. Jakarta: Pelni Pres. hlm. 3. 
  2. ^ a b c Robert J. Kodoatie,Roestam Sjarief (2010). Tata Ruang Air. Penerbit Andi. hlm. 77. ISBN 9792912428. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q "Unsur-unsur Cuaca". Diakses tanggal 16 Juni 2014.