Makanan dan minuman tabu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Abraham Lawas (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Abraham Lawas (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{sedang ditulis}}'''Makanan dan minuman tabu''' adalah makanan dan minuman yang membuat orang menjauhkan diri dari mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut. Hal ini terjadi karena adanya larangan agama atau budaya yang ada agar tidak mengkonsumsi makanan tersebut. Banyak makanan [[tabu]] melarang daging hewan tertentu, termasuk mamalia, tikus, reptil, amfibi, [[Osteichthyes|ikan bertulang]], moluska dan krustasea. Beberapa hal yang tabu khusus untuk bagian tertentu atau ekskresi hewan, sementara makanan tabu lain merupakan konsumsi jenis tanaman, jamur, atau serangga.
{{sedang ditulis}}'''Makanan dan minuman tabu''' adalah makanan dan minuman yang membuat orang menjauhkan diri dari mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut. Hal ini terjadi karena adanya larangan agama atau budaya yang ada agar tidak mengkonsumsi makanan tersebut. Banyak makanan [[tabu]] melarang daging hewan tertentu, termasuk mamalia, tikus, reptil, amfibi, [[Osteichthyes|ikan bertulang]], moluska dan krustasea. Beberapa hal yang tabu khusus untuk bagian tertentu atau ekskresi hewan, sementara makanan tabu lain merupakan konsumsi jenis tanaman, jamur, atau serangga.


== Makanan Tabu pada Ibu Hamil Suku Tengger ==
== Referensi ==
Beberapa penelitian di dunia menemukan bahwa ibu hamil merupakan kelompok resiko tinggi kekurangan gizi karena tabu makanan (''food taboo).'' Di beberapa wilayah di Indonesia, ibu hamil pantang mengonsumsi udang, ikan pari, cumi, dan kepiting karena dianggap dapat menyebabkan kaki anak mencengkeram rahim ibu, dan sulit untuk dilahirkan.Tabu makanan dapat meningkatkan risiko defisiensi protein hewani, lemak, vitamin A, kalsium, dan zat besi ibu hamil.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Varadarajan|first=A.|last2=Prasad|first2=Sheela|date=2009-12|title=Regional Variations in Nutritional Status among Tribals of Andhra Pradesh|url=http://dx.doi.org/10.1080/0972639x.2009.11886605|journal=Studies of Tribes and Tribals|volume=7|issue=2|pages=137–141|doi=10.1080/0972639x.2009.11886605|issn=0972-639X}}</ref> Selain itu, risiko kekurangan zat gizi diperparah oleh peningkatan kebutuhan zat gizi kehamilan.<ref>{{Cite journal|last=Hidayana|first=Irwan|date=2014-07-16|title=Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks Budaya|url=http://dx.doi.org/10.7454/ai.v0i57.3351|journal=Antropologi Indonesia|volume=0|issue=57|doi=10.7454/ai.v0i57.3351|issn=1693-6086}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|last=085210645600|date=2021-03-26|title=PEMILIHAN MAKANAN YANG TEPAT UNTUK IBU HAMIL DAN POLA MAKANNYA PASCA MELAHIRKAN|url=http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/m28vp|website=dx.doi.org|access-date=2022-01-03}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|last=Ebrahim|first=G. J.|date=1978|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-1-349-15959-8_5|title=Care of the Newborn|location=London|publisher=Macmillan Education UK|isbn=978-0-333-25363-2|pages=20–23}}</ref> Tabu makanan umumnya berkembang dalam tatanan sosial politik yang masih sederhana. Meskipun saat ini arus informasi berkembang sangat cepat dan luas, tabu makanan masih banyak dijumpai pada masyarakat Indonesia.<ref name=":3">{{Cite journal|date=2010-07|title=FAO. 2010. Breeding strategies for sustainable management of animal genetic resources. FAO Animal Production and Health Guidelines. No. 3. Rome, pp 155. ISBN 978-92-5-106391-0. Available at: http://www.fao.org/docrep/012/i1103e/i1103e00.htm (English version); http://www.fao.org/docrep/012/i1103s/i1103s.pdf (Spanish version)|url=http://dx.doi.org/10.1017/s2078633610001086|journal=Animal Genetic Resources/Ressources génétiques animales/Recursos genéticos animales|volume=47|pages=138–139|doi=10.1017/s2078633610001086|issn=2078-6336}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Sukandar|first=Dadang|date=2007-03-11|title=MAKANAN TABU DI JENEPONTO SULAWESI SELATAN|url=http://dx.doi.org/10.25182/jgp.2007.2.1.42-46|journal=Jurnal Gizi dan Pangan|volume=2|issue=1|pages=42|doi=10.25182/jgp.2007.2.1.42-46|issn=2407-0920}}</ref> Tabu makanan dapat mengakibatkan konsep ‘dapat’ (eatable) atau ‘tidak’ suatu makanan dimakan oleh kelompok masyarakat. Pada kondisi kelaparan pun, masyarakat cenderung memilih tidak makan daripada harus mengonsumsi makanan tersedia yang menjadi pantangan.<ref>{{Cite journal|last=Asanti|first=Ernis|last2=Martianto|first2=Drajat|last3=Briawan|first3=Dodik|date=2019-01-31|title=Trajektori Pertumbuhan Anak Stunting dan Normal di Indonesia|url=http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.5|journal=Indonesian Journal of Human Nutrition|volume=6|issue=2|pages=110–118|doi=10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.5|issn=2442-6636}}</ref> Dibandingkan desa Jetak Probolinggo, yang dominan beragama Hindu, Ngadas lebih didominasi oleh agama Budha. Selain itu, desa Probolinggo lebih terbuka jika dibandingkan dengan desa Ngadas yang letaknya agak terisolir. Perbedaan agama dan aksesibilitas di dua kabupaten tersebut memungkinkan adanya perbedaan tabu makanan. Hal inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai tabu makanan pada ibu hamil di Desa Ngadas Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui makanan apa saja yang ditabukan ibu hamil suku Tengger di Ngadas, Malang dan alasan menabukannya.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Putri|first=Desti Sagita|last2=Sukandar|first2=Dadang|date=2012-11-01|title=KEADAAN RUMAH, KEBIASAAN MAKAN, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN BALITA DI KECAMATAN TAMANSARI, KABUPATEN BOGOR|url=http://dx.doi.org/10.25182/jgp.2012.7.3.163-168|journal=Jurnal Gizi dan Pangan|volume=7|issue=3|pages=163|doi=10.25182/jgp.2012.7.3.163-168|issn=2407-0920}}</ref>
* {{Cite book|author=Stewart Lee Allen|title=In the Devil's Garden: A Sinful History of Forbidden Food|year=2002|url=https://archive.org/details/indevilsgardensi0000alle|isbn=0-345-44015-3}}
* {{Cite book|author=Calvin W. Schwabe|title=Unmentionable Cuisine|isbn=0-8139-1162-1}}
* {{Cite book|author=Frederick J. Simoons|title=Eat Not This Flesh: Food Avoidances from Prehistory to the Present|isbn=0-299-14250-7}}
* {{Cite book|author=Marvin Harris|title=Good to Eat|isbn=0-04-306002-1}} Harris applies [[cultural materialism (anthropology)|cultural materialism]], looking for economical or ecological explanations behind the taboos.
* {{Cite book|last = Morales|first = Edmundo|title = The Guinea Pig : Healing, Food, and Ritual in the Andes|url = https://archive.org/details/guineapighealing0000mora|publisher = University of Arizona Press|year=1995|isbn = 0-8165-1558-1 }}
* Gidi Yahalom, "The Pig's Testimony", [[Antiguo Oriente]] 5 (2007): 195-204.


Makanan yang dipantang ibu hamil suku Tengger di Ngadas, Malang dapat dikelompokkan menjadi kelompok buah dan sayur, kelompok lauk, kelompok makanan yang dianggap panas, dan kelompok makanan yang dianggap tidak lazim seperti makanan dempet atau kembar. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, pantangan makan yang ada di Tengger Ngadas hampir mempunyai kesamaan dengan pantangan makan yang dianut oleh masyarakat Tengger Probolinggo. Dilihat dari jumlahnya, pantangan makan ibu hamil di Tengger Ngadas jauh lebih banyak daripada pantangan makan ibu hamil di Tengger Probolinggo.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Putri|first=Desti Sagita|last2=Sukandar|first2=Dadang|date=2012-11-01|title=KEADAAN RUMAH, KEBIASAAN MAKAN, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN BALITA DI KECAMATAN TAMANSARI, KABUPATEN BOGOR|url=http://dx.doi.org/10.25182/jgp.2012.7.3.163-168|journal=Jurnal Gizi dan Pangan|volume=7|issue=3|pages=163|doi=10.25182/jgp.2012.7.3.163-168|issn=2407-0920}}</ref> Ditinjau dari tabu makanan yang ada, terdapat beberapa zat gizi yang mungkin terhindarkan pada ibu hamil Tengger Ngadas.<ref>{{Cite journal|last=Sholihah|first=Lini Anisfatus|last2=Sartika|first2=Ratu Ayu Dewi|date=2014-02-01|title=Makanan Tabu pada Ibu Hamil Suku Tengger|url=http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v0i0.372|journal=Kesmas: National Public Health Journal|pages=313|doi=10.21109/kesmas.v0i0.372|issn=2460-0601}}</ref> Zat gizi tersebut antara lain serat, mineral, vitamin, dan protein. Selama kehamilan, kebutuhan zat gizi meningkat dan tabu makanan dapat memperparah kejadian kurang gizi selama kehamilan. Jika tabu makanan bersifat sangat ketat, defisiensi zat gizi tersebut menjadi lebih parah dan dapat berdampak tidak saja pada ibu hamil, tetapi juga pada bayi yang dilahirkan.<ref name=":1">{{Cite web|last=085210645600|date=2021-03-26|title=PEMILIHAN MAKANAN YANG TEPAT UNTUK IBU HAMIL DAN POLA MAKANNYA PASCA MELAHIRKAN|url=http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/m28vp|website=dx.doi.org|access-date=2022-01-03}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|last=Ebrahim|first=G. J.|date=1978|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-1-349-15959-8_5|title=Care of the Newborn|location=London|publisher=Macmillan Education UK|isbn=978-0-333-25363-2|pages=20–23}}</ref> Tabu makanan di India meningkatkan risiko defisiensi zat gizi seperti protein hewani, lemak, vitamin A, kalsium, dan zat besi pada ibu hamil.<ref name=":0" />
== Pranala luar ==

* [http://www.sptimes.com/2002/09/04/Columns/Americans_squeamish_o.shtml Americans squeamish over horse meat]
Buah-buahan merupakan kelompok makanan yang paling banyak dipantangkan. Hal ini berbeda dengan pernyataan FAO,<ref name=":3" /> bahwa makanan hewani merupakan jenis makanan yang paling banyak dipantangkan di dunia. Di Ghana, makanan hewani merupakan makanan yang lebih banyak dipantangkan daripada makanan nabati.<ref>{{Cite journal|last=Aryeetey|first=Richmond|last2=Oltmans|first2=S|last3=Owusu|first3=F|date=2016-12-06|title=Food retail assessment and family food purchase behavior in Ashongman estates, Ghana|url=http://dx.doi.org/10.18697/ajfand.76.15430|journal=African Journal of Food, Agriculture, Nutrition and Development|volume=16|issue=4|pages=11386–11403|doi=10.18697/ajfand.76.15430|issn=1684-5374}}</ref> Buah-buahan dan sayuran kaya akan serat dan zat gizi. Kekurangan serat dapat memperparah kondisi konstipasi yang umum ditemui pada kehamilan.<ref>{{Cite journal|date=2020-01-03|title=Nutrition During Pregnancy and Lactation|url=http://dx.doi.org/10.3390/books978-3-03928-055-1|doi=10.3390/books978-3-03928-055-1}}</ref> Selain serat, buah melodi (pepino), mangga kweni, pisang, nanas, nangka, durian, dan salak merupakan buah yang kaya karoten (prekursor vitamin A), vitamin C, zat besi, asam folat, dan mineral seperti kalium, fosfor, serta kalium.<ref name=":5">{{Cite book|url=http://dx.doi.org/10.1039/9781847559463-00001|title=Nutrition through the life cycle|location=Cambridge|publisher=Royal Society of Chemistry|editor-last=Shetty|editor-first=Prakash|pages=1–14}}</ref><ref>{{Cite book|last=Eltahir|first=Muneer E. S.|last2=Elsayed|first2=Mohamed E. O.|date=2019|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-3-030-31885-7_11|title=Adansonia digitata: Phytochemical Constituents, Bioactive Compounds, Traditional and Medicinal Uses|location=Cham|publisher=Springer International Publishing|isbn=978-3-030-31884-0|pages=133–142}}</ref> <ref>{{Cite journal|last=Khoo|first=Hock Eng|last2=Ismail|first2=Amin|last3=Mohd-Esa|first3=Norhaizan|last4=Idris|first4=Salma|date=2008-09-23|title=Carotenoid Content of Underutilized Tropical Fruits|url=http://dx.doi.org/10.1007/s11130-008-0090-z|journal=Plant Foods for Human Nutrition|volume=63|issue=4|pages=170–175|doi=10.1007/s11130-008-0090-z|issn=0921-9668}}</ref>Defisiensi vitamin A pada kehamilan dapat meningkatkan risiko malformasi organ pada janin seperti paru-paru, jantung, dan saluran urinaria. Kekurangan zat besi, vitamin C, dan asam folat bersama-sama dapat menyebabkan anemia ibu hamil dan anak yang dilahirkan.<ref name=":5">{{Cite book|url=http://dx.doi.org/10.1039/9781847559463-00001|title=Nutrition through the life cycle|location=Cambridge|publisher=Royal Society of Chemistry|editor-last=Shetty|editor-first=Prakash|pages=1–14}}</ref>
* [http://www.koreananimals.org/index.htm Korean Animal Protection Society] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110828082113/http://www.koreananimals.org/index.htm |date=2011-08-28 }}

* [http://www.china.org.cn/english/Life/36202.htm China exotic food FAQ]
Lauk yang ditabukan pada ibu hamil Tengger Ngadas adalah lele dan bandeng, Bagi ibu hamil beragama Islam, babi dianggap pantangan dan daging juga pantang bagi penganut. Tabu makanan ikan air tawar seperti bandeng dan lele dapat mengeksklusikan zat gizi seperti asam lemak omega 3 dan omega 6, protein hewani, niasin, dan kobalalamin.<ref>{{Cite journal|last=Maritasari|first=Dwi Yulia|last2=Pratiwi Putri|first2=Dian Utama|date=2021-06-02|title=KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) PEDOMAN GIZI SEIMBANG DALAM MENCEGAH MASALAH GIZI PADA BALITA|url=http://dx.doi.org/10.32832/abdidos.v5i2.871|journal=Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat|volume=5|issue=2|pages=234|doi=10.32832/abdidos.v5i2.871|issn=2620-5165}}</ref> Kekurangan asam omega tiga dapat menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat, Intelligence Quotient (IQ) pada anak menjadi rendah, perkembangan saraf dan penglihatan bayi terganggu, serta anemia ibu hamil.<ref>{{Cite book|last=Sunita.|first=Almatsier,|date=2002|url=http://worldcat.org/oclc/422500523|title=Prinsip dasar ilmu gizi|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=979-655-686-3|oclc=422500523}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Innis|first=Sheila M.|date=2007-04-01|title=Dietary (n-3) Fatty Acids and Brain Development|url=http://dx.doi.org/10.1093/jn/137.4.855|journal=The Journal of Nutrition|volume=137|issue=4|pages=855–859|doi=10.1093/jn/137.4.855|issn=0022-3166}}</ref> Makanan yang ditabukan karena dianggap panas antara lain merica, cabai, nanas, dan durian. Dikotomi makanan panas dan dingin bukan berasal dari suhu makanan tersebut. Sistem pengelompokkan tersebut datang dari China dan India dan merupakan penyimbolan suatu makanan. Sehat didefinisikan sebagai kondisi seimbang antara unsur panas dan unsur dingin. Ibu yang hamil diibaratkan sedang mengalami kondisi sangat panas sehingga diperlukan makanan dingin dan terdapat larangan mengonsumsi makanan panas. Makanan panas baru boleh dikonsumsi menjelang proses kelahiran untuk mempercepat persalinan.<ref>{{Cite book|last=Helman|first=Cecil|date=1984|url=http://dx.doi.org/10.1016/b978-0-7236-0703-8.50012-2|title=Culture and Pharmacology|publisher=Elsevier|pages=106–122}}</ref><ref>{{Cite book|date=2020-08-17|url=http://dx.doi.org/10.1163/9789004437357_008|title=The Center for Khmer Studies|publisher=BRILL|pages=91–114}}</ref> Kelompok makanan tabu yang tidak lazim antara lain buah dempet atau telur yang berkuning dua. Makanan tersebut dipercaya mempunyai dampak yang buruk bagi kehamilan di masyarakat Tengger Ngadas.
* [http://www.religiousrules.com/index.htm Laws of Judaism and Islam concerning food]

* [http://www.theiling.de/recipes/ Traditional German gourmet recipes with horse meat]
Semua tabu makanan ibu hamil bertujuan untuk melindungi ibu hamil dan janin dari bahaya yang dapat ditimbulkan dari makanan tertentu baik karena alasan yang bersifat magis atau kesehatan. Dari sisi magis, bahaya makanan diasosiasikan dengan bentuk makanan. Hal tersebut dapat dilihat pada pantangan makan salak atau lele. Ibu hamil pantang makan salak karena dipercaya dapat membuat kulit anak bersisik seperti salak. Pantangan makan jenis ini menggunakan alasan pendekatan secara simbolis. Alasan pendekatan pantangan makan lainnya yaitu secara fungsional melihat suatu makanan berdasarkan nilai manfaatnya terhadap kesehatan.<ref>{{Cite journal|last=Navarrete|first=Carlos David|last2=Fessler|first2=Daniel|date=2003|title=Meat Is Good to Taboo: Dietary Proscriptions as a Product of the Interaction of Psychological Mechanisms and Social Processes|url=http://dx.doi.org/10.1163/156853703321598563|journal=Journal of Cognition and Culture|volume=3|issue=1|pages=1–40|doi=10.1163/156853703321598563|issn=1567-7095}}</ref> Pantangan makan seperti ini misalnya adalah pantangan makan buah melodi yang dapat mengakibatkan darah rendah, makanan ‘panas’ dan makanan yang bersifat menggugurkan, kol dan kubis yang mengandung zat kimia berbahaya (pestisida), es, dan makan buah yang banyak. Masyarakat Tengger Ngadas juga memantangkan makanan berdasarkan nilai dan agama yang mereka anut seperti pada vegetarianisme dan masyarakat beragama Islam. Jenis pantangan yang didasarkan atas agama merupakan perilaku makan yang bersifat absolut atau tidak dapat berubah karena didasarkan atas larangan agama.<ref>{{Cite web|last=Yuliawati|first=Dian|date=2021-06-06|title=KONSEP DASAR ILMU GIZI|url=http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/afz3y|website=dx.doi.org|access-date=2022-01-03}}</ref>
* [http://www.food-insects.com/ Insects as food]

* [http://www.karlammann.com/ Karl Ammann, wildlife photographer and bushmeat activist]
== Catatan Kaki ==
* [http://www.fws.gov/migratorybirds/intrnltr/treatlaw.html Guide to Migratory Bird Laws and Treaties]
*
* [http://www.crowbusters.com/recipes.htm Crow recipes] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110826202013/http://www.crowbusters.com/recipes.htm |date=2011-08-26 }}
* [http://www.koshergrocer.info/ Health and diet aspects of kosher food]
{{Authority control}}
{{Authority control}}



Revisi per 3 Januari 2022 10.21

Makanan dan minuman tabu adalah makanan dan minuman yang membuat orang menjauhkan diri dari mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut. Hal ini terjadi karena adanya larangan agama atau budaya yang ada agar tidak mengkonsumsi makanan tersebut. Banyak makanan tabu melarang daging hewan tertentu, termasuk mamalia, tikus, reptil, amfibi, ikan bertulang, moluska dan krustasea. Beberapa hal yang tabu khusus untuk bagian tertentu atau ekskresi hewan, sementara makanan tabu lain merupakan konsumsi jenis tanaman, jamur, atau serangga.

Makanan Tabu pada Ibu Hamil Suku Tengger

Beberapa penelitian di dunia menemukan bahwa ibu hamil merupakan kelompok resiko tinggi kekurangan gizi karena tabu makanan (food taboo). Di beberapa wilayah di Indonesia, ibu hamil pantang mengonsumsi udang, ikan pari, cumi, dan kepiting karena dianggap dapat menyebabkan kaki anak mencengkeram rahim ibu, dan sulit untuk dilahirkan.Tabu makanan dapat meningkatkan risiko defisiensi protein hewani, lemak, vitamin A, kalsium, dan zat besi ibu hamil.[1] Selain itu, risiko kekurangan zat gizi diperparah oleh peningkatan kebutuhan zat gizi kehamilan.[2][3][4] Tabu makanan umumnya berkembang dalam tatanan sosial politik yang masih sederhana. Meskipun saat ini arus informasi berkembang sangat cepat dan luas, tabu makanan masih banyak dijumpai pada masyarakat Indonesia.[5][6] Tabu makanan dapat mengakibatkan konsep ‘dapat’ (eatable) atau ‘tidak’ suatu makanan dimakan oleh kelompok masyarakat. Pada kondisi kelaparan pun, masyarakat cenderung memilih tidak makan daripada harus mengonsumsi makanan tersedia yang menjadi pantangan.[7] Dibandingkan desa Jetak Probolinggo, yang dominan beragama Hindu, Ngadas lebih didominasi oleh agama Budha. Selain itu, desa Probolinggo lebih terbuka jika dibandingkan dengan desa Ngadas yang letaknya agak terisolir. Perbedaan agama dan aksesibilitas di dua kabupaten tersebut memungkinkan adanya perbedaan tabu makanan. Hal inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai tabu makanan pada ibu hamil di Desa Ngadas Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui makanan apa saja yang ditabukan ibu hamil suku Tengger di Ngadas, Malang dan alasan menabukannya.[8]

Makanan yang dipantang ibu hamil suku Tengger di Ngadas, Malang dapat dikelompokkan menjadi kelompok buah dan sayur, kelompok lauk, kelompok makanan yang dianggap panas, dan kelompok makanan yang dianggap tidak lazim seperti makanan dempet atau kembar. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, pantangan makan yang ada di Tengger Ngadas hampir mempunyai kesamaan dengan pantangan makan yang dianut oleh masyarakat Tengger Probolinggo. Dilihat dari jumlahnya, pantangan makan ibu hamil di Tengger Ngadas jauh lebih banyak daripada pantangan makan ibu hamil di Tengger Probolinggo.[8] Ditinjau dari tabu makanan yang ada, terdapat beberapa zat gizi yang mungkin terhindarkan pada ibu hamil Tengger Ngadas.[9] Zat gizi tersebut antara lain serat, mineral, vitamin, dan protein. Selama kehamilan, kebutuhan zat gizi meningkat dan tabu makanan dapat memperparah kejadian kurang gizi selama kehamilan. Jika tabu makanan bersifat sangat ketat, defisiensi zat gizi tersebut menjadi lebih parah dan dapat berdampak tidak saja pada ibu hamil, tetapi juga pada bayi yang dilahirkan.[3][4] Tabu makanan di India meningkatkan risiko defisiensi zat gizi seperti protein hewani, lemak, vitamin A, kalsium, dan zat besi pada ibu hamil.[1]

Buah-buahan merupakan kelompok makanan yang paling banyak dipantangkan. Hal ini berbeda dengan pernyataan FAO,[5] bahwa makanan hewani merupakan jenis makanan yang paling banyak dipantangkan di dunia. Di Ghana, makanan hewani merupakan makanan yang lebih banyak dipantangkan daripada makanan nabati.[10] Buah-buahan dan sayuran kaya akan serat dan zat gizi. Kekurangan serat dapat memperparah kondisi konstipasi yang umum ditemui pada kehamilan.[11] Selain serat, buah melodi (pepino), mangga kweni, pisang, nanas, nangka, durian, dan salak merupakan buah yang kaya karoten (prekursor vitamin A), vitamin C, zat besi, asam folat, dan mineral seperti kalium, fosfor, serta kalium.[12][13] [14]Defisiensi vitamin A pada kehamilan dapat meningkatkan risiko malformasi organ pada janin seperti paru-paru, jantung, dan saluran urinaria. Kekurangan zat besi, vitamin C, dan asam folat bersama-sama dapat menyebabkan anemia ibu hamil dan anak yang dilahirkan.[12]

Lauk yang ditabukan pada ibu hamil Tengger Ngadas adalah lele dan bandeng, Bagi ibu hamil beragama Islam, babi dianggap pantangan dan daging juga pantang bagi penganut. Tabu makanan ikan air tawar seperti bandeng dan lele dapat mengeksklusikan zat gizi seperti asam lemak omega 3 dan omega 6, protein hewani, niasin, dan kobalalamin.[15] Kekurangan asam omega tiga dapat menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat, Intelligence Quotient (IQ) pada anak menjadi rendah, perkembangan saraf dan penglihatan bayi terganggu, serta anemia ibu hamil.[16][17] Makanan yang ditabukan karena dianggap panas antara lain merica, cabai, nanas, dan durian. Dikotomi makanan panas dan dingin bukan berasal dari suhu makanan tersebut. Sistem pengelompokkan tersebut datang dari China dan India dan merupakan penyimbolan suatu makanan. Sehat didefinisikan sebagai kondisi seimbang antara unsur panas dan unsur dingin. Ibu yang hamil diibaratkan sedang mengalami kondisi sangat panas sehingga diperlukan makanan dingin dan terdapat larangan mengonsumsi makanan panas. Makanan panas baru boleh dikonsumsi menjelang proses kelahiran untuk mempercepat persalinan.[18][19] Kelompok makanan tabu yang tidak lazim antara lain buah dempet atau telur yang berkuning dua. Makanan tersebut dipercaya mempunyai dampak yang buruk bagi kehamilan di masyarakat Tengger Ngadas.

Semua tabu makanan ibu hamil bertujuan untuk melindungi ibu hamil dan janin dari bahaya yang dapat ditimbulkan dari makanan tertentu baik karena alasan yang bersifat magis atau kesehatan. Dari sisi magis, bahaya makanan diasosiasikan dengan bentuk makanan. Hal tersebut dapat dilihat pada pantangan makan salak atau lele. Ibu hamil pantang makan salak karena dipercaya dapat membuat kulit anak bersisik seperti salak. Pantangan makan jenis ini menggunakan alasan pendekatan secara simbolis. Alasan pendekatan pantangan makan lainnya yaitu secara fungsional melihat suatu makanan berdasarkan nilai manfaatnya terhadap kesehatan.[20] Pantangan makan seperti ini misalnya adalah pantangan makan buah melodi yang dapat mengakibatkan darah rendah, makanan ‘panas’ dan makanan yang bersifat menggugurkan, kol dan kubis yang mengandung zat kimia berbahaya (pestisida), es, dan makan buah yang banyak. Masyarakat Tengger Ngadas juga memantangkan makanan berdasarkan nilai dan agama yang mereka anut seperti pada vegetarianisme dan masyarakat beragama Islam. Jenis pantangan yang didasarkan atas agama merupakan perilaku makan yang bersifat absolut atau tidak dapat berubah karena didasarkan atas larangan agama.[21]

Catatan Kaki

  1. ^ a b Varadarajan, A.; Prasad, Sheela (2009-12). "Regional Variations in Nutritional Status among Tribals of Andhra Pradesh". Studies of Tribes and Tribals. 7 (2): 137–141. doi:10.1080/0972639x.2009.11886605. ISSN 0972-639X. 
  2. ^ Hidayana, Irwan (2014-07-16). "Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks Budaya". Antropologi Indonesia. 0 (57). doi:10.7454/ai.v0i57.3351. ISSN 1693-6086. 
  3. ^ a b 085210645600 (2021-03-26). "PEMILIHAN MAKANAN YANG TEPAT UNTUK IBU HAMIL DAN POLA MAKANNYA PASCA MELAHIRKAN". dx.doi.org. Diakses tanggal 2022-01-03. 
  4. ^ a b Ebrahim, G. J. (1978). Care of the Newborn. London: Macmillan Education UK. hlm. 20–23. ISBN 978-0-333-25363-2. 
  5. ^ a b "FAO. 2010. Breeding strategies for sustainable management of animal genetic resources. FAO Animal Production and Health Guidelines. No. 3. Rome, pp 155. ISBN 978-92-5-106391-0. Available at: http://www.fao.org/docrep/012/i1103e/i1103e00.htm (English version); http://www.fao.org/docrep/012/i1103s/i1103s.pdf (Spanish version)". Animal Genetic Resources/Ressources génétiques animales/Recursos genéticos animales. 47: 138–139. 2010-07. doi:10.1017/s2078633610001086. ISSN 2078-6336.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  6. ^ Sukandar, Dadang (2007-03-11). "MAKANAN TABU DI JENEPONTO SULAWESI SELATAN". Jurnal Gizi dan Pangan. 2 (1): 42. doi:10.25182/jgp.2007.2.1.42-46. ISSN 2407-0920. 
  7. ^ Asanti, Ernis; Martianto, Drajat; Briawan, Dodik (2019-01-31). "Trajektori Pertumbuhan Anak Stunting dan Normal di Indonesia". Indonesian Journal of Human Nutrition. 6 (2): 110–118. doi:10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.5. ISSN 2442-6636. 
  8. ^ a b Putri, Desti Sagita; Sukandar, Dadang (2012-11-01). "KEADAAN RUMAH, KEBIASAAN MAKAN, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN BALITA DI KECAMATAN TAMANSARI, KABUPATEN BOGOR". Jurnal Gizi dan Pangan. 7 (3): 163. doi:10.25182/jgp.2012.7.3.163-168. ISSN 2407-0920. 
  9. ^ Sholihah, Lini Anisfatus; Sartika, Ratu Ayu Dewi (2014-02-01). "Makanan Tabu pada Ibu Hamil Suku Tengger". Kesmas: National Public Health Journal: 313. doi:10.21109/kesmas.v0i0.372. ISSN 2460-0601. 
  10. ^ Aryeetey, Richmond; Oltmans, S; Owusu, F (2016-12-06). "Food retail assessment and family food purchase behavior in Ashongman estates, Ghana". African Journal of Food, Agriculture, Nutrition and Development. 16 (4): 11386–11403. doi:10.18697/ajfand.76.15430. ISSN 1684-5374. 
  11. ^ "Nutrition During Pregnancy and Lactation". 2020-01-03. doi:10.3390/books978-3-03928-055-1. 
  12. ^ a b Shetty, Prakash (ed.). Nutrition through the life cycle. Cambridge: Royal Society of Chemistry. hlm. 1–14. 
  13. ^ Eltahir, Muneer E. S.; Elsayed, Mohamed E. O. (2019). Adansonia digitata: Phytochemical Constituents, Bioactive Compounds, Traditional and Medicinal Uses. Cham: Springer International Publishing. hlm. 133–142. ISBN 978-3-030-31884-0. 
  14. ^ Khoo, Hock Eng; Ismail, Amin; Mohd-Esa, Norhaizan; Idris, Salma (2008-09-23). "Carotenoid Content of Underutilized Tropical Fruits". Plant Foods for Human Nutrition. 63 (4): 170–175. doi:10.1007/s11130-008-0090-z. ISSN 0921-9668. 
  15. ^ Maritasari, Dwi Yulia; Pratiwi Putri, Dian Utama (2021-06-02). "KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) PEDOMAN GIZI SEIMBANG DALAM MENCEGAH MASALAH GIZI PADA BALITA". Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat. 5 (2): 234. doi:10.32832/abdidos.v5i2.871. ISSN 2620-5165. 
  16. ^ Sunita., Almatsier, (2002). Prinsip dasar ilmu gizi. Gramedia Pustaka Utama. ISBN 979-655-686-3. OCLC 422500523. 
  17. ^ Innis, Sheila M. (2007-04-01). "Dietary (n-3) Fatty Acids and Brain Development". The Journal of Nutrition. 137 (4): 855–859. doi:10.1093/jn/137.4.855. ISSN 0022-3166. 
  18. ^ Helman, Cecil (1984). Culture and Pharmacology. Elsevier. hlm. 106–122. 
  19. ^ The Center for Khmer Studies. BRILL. 2020-08-17. hlm. 91–114. 
  20. ^ Navarrete, Carlos David; Fessler, Daniel (2003). "Meat Is Good to Taboo: Dietary Proscriptions as a Product of the Interaction of Psychological Mechanisms and Social Processes". Journal of Cognition and Culture. 3 (1): 1–40. doi:10.1163/156853703321598563. ISSN 1567-7095. 
  21. ^ Yuliawati, Dian (2021-06-06). "KONSEP DASAR ILMU GIZI". dx.doi.org. Diakses tanggal 2022-01-03.