Lompat ke isi

Penyebaran perkotaan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 3: Baris 3:
[[File:Scottsdale cityscape4.jpg|thumb|right|upright=1.15|Perkembangan kawasan pinggiran kota di [[Phoenix metropolitan area]]]]
[[File:Scottsdale cityscape4.jpg|thumb|right|upright=1.15|Perkembangan kawasan pinggiran kota di [[Phoenix metropolitan area]]]]


'''Penyebaran perkotaan''' ([[Bahasa Inggris|bahasa Inggris]]: '''Urban Sprawl''' atau '''Suburban sprawl''') merupakan gambaran atau kondisi adanya perkembangan suatu kawasan perkotaan yang tak terkontrol, termasuk pembangunan perumahan secara komersial, pembangunan jalan di tanah yang luas, tetapi tidak disertai sistem [[perencanaan kota]] yang baik.<ref>{{cite book |title=Human geography: people, place, and culture |last1=Fouberg |first1=Erin Hogan |date=2012 |publisher=[[Wiley (publisher)|Wiley]] |others=Murphy, Alexander B.; De Blij, Harm J. |isbn=978-1118018699 |edition=10th |pages=560 |location=Hoboken |oclc=752286985}}</ref> Istilah ini juga merujuk pada dampak pembangunan yang tidak terkontrol itu terhadap konsekuensi sosial dan lingkungan di kawasan tersebut.<ref>{{Cite journal|last1=Sarkodie|first1=Samuel Asumadu|last2=Owusu|first2=Phebe Asantewaa|last3=Leirvik|first3=Thomas|date=2020-03-05|title=Global effect of urban sprawl, industrialization, trade and economic development on carbon dioxide emissions|journal=Environmental Research Letters|language=en|volume=15|issue=3|pages=034049|doi=10.1088/1748-9326/ab7640|bibcode=2020ERL....15c4049S|issn=1748-9326|doi-access=free}}</ref>Sejak era [[Revolusi Industri|revolusi industri]], perluasan kawasan kota tidak menimbulkan kerugian langsung, seperti tetap mempertahan bangunan tembok kota peninggalan abad pertengahan. Tetapi, dampak yang muncul adalah terjadinya kenaikan biaya perjalanan, kenaikan biaya trasportasi, adanya [[polusi]] udara, dan terjadi kerusakan kawasan desa yang ada disekitar perluasan kota.<ref>{{Cite book|title=Encyclopedia of the City|url=https://archive.org/details/encyclopediacity00cave|url-access=limited|last=Caves|first=R. W.|publisher=Routledge|year=2004|isbn=9780415252256|pages=[https://archive.org/details/encyclopediacity00cave/page/n666 626]}}</ref>
'''Penyebaran perkotaan''' atau '''Perluasan perkotaan''' ([[Bahasa Inggris|bahasa Inggris]]: '''Urban Sprawl''' atau '''Suburban sprawl''') merupakan gambaran atau kondisi adanya perkembangan atau perluasan suatu kawasan perkotaan yang tak terkontrol, termasuk pembangunan perumahan secara komersial, pembangunan jalan di tanah yang luas, tetapi tidak disertai dengan sistem [[perencanaan kota]] yang baik.<ref>{{cite book |title=Human geography: people, place, and culture |last1=Fouberg |first1=Erin Hogan |date=2012 |publisher=[[Wiley (publisher)|Wiley]] |others=Murphy, Alexander B.; De Blij, Harm J. |isbn=978-1118018699 |edition=10th |pages=560 |location=Hoboken |oclc=752286985}}</ref> Istilah ini juga merujuk pada dampak pembangunan yang tidak terkontrol itu terhadap konsekuensi sosial dan lingkungan di kawasan tersebut.<ref>{{Cite journal|last1=Sarkodie|first1=Samuel Asumadu|last2=Owusu|first2=Phebe Asantewaa|last3=Leirvik|first3=Thomas|date=2020-03-05|title=Global effect of urban sprawl, industrialization, trade and economic development on carbon dioxide emissions|journal=Environmental Research Letters|language=en|volume=15|issue=3|pages=034049|doi=10.1088/1748-9326/ab7640|bibcode=2020ERL....15c4049S|issn=1748-9326|doi-access=free}}</ref>Sejak era [[Revolusi Industri|revolusi industri]], perluasan kawasan kota tidak menimbulkan kerugian langsung, seperti tetap mempertahan bangunan tembok kota peninggalan abad pertengahan. Tetapi, dampak yang muncul adalah terjadinya kenaikan biaya perjalanan, kenaikan biaya trasportasi, adanya [[polusi]] udara, dan terjadi kerusakan kawasan desa yang ada disekitar perluasan kota.<ref>{{Cite book|title=Encyclopedia of the City|url=https://archive.org/details/encyclopediacity00cave|url-access=limited|last=Caves|first=R. W.|publisher=Routledge|year=2004|isbn=9780415252256|pages=[https://archive.org/details/encyclopediacity00cave/page/n666 626]}}</ref>


Istilah ''urban sprawl'' lebih sering memiliki konotasi atau makna yang negatif. Ini merupakan sebuah kritikan karena menyebabkan [[degradasi lingkungan]], mengintensifkan [[segregasi perumahan| segregasi]], dan merusak vitalitas daerah perkotaan yang ada dan diserang atas dasar estetika. Istilah ini juga merupakan seruan untuk mengelola perkotaan dengan penataan yang benar dan tepat.<ref>{{cite book |year=2013 |last1=James |first1=Paul |author-link1=Paul James (academic) |last2=Holden |first2=Meg |last3=Lewin |first3=Mary |last4=Neilson |first4=Lyndsay |last5=Oakley |first5=Christine |last6=Truter |first6=Art |last7=Wilmoth |first7=David |chapter=Managing Metropolises by Negotiating Mega-Urban Growth |title=Institutional and Social Innovation for Sustainable Urban Development |editor1=Harald Mieg |editor2=Klaus Töpfer |chapter-url=https://www.academia.edu/7207756 |publisher=[[Routledge]]}}</ref>
Istilah ''urban sprawl'' lebih sering memiliki konotasi atau makna yang negatif. Ini merupakan sebuah kritikan karena menyebabkan [[degradasi lingkungan]], mengintensifkan [[segregasi]] perumahan, dan merusak vitalitas daerah perkotaan yang ada dan diserang atas dasar estetika. Istilah ini juga merupakan seruan untuk mengelola perkotaan dengan penataan yang benar dan tepat.<ref>{{cite book |year=2013 |last1=James |first1=Paul |author-link1=Paul James (academic) |last2=Holden |first2=Meg |last3=Lewin |first3=Mary |last4=Neilson |first4=Lyndsay |last5=Oakley |first5=Christine |last6=Truter |first6=Art |last7=Wilmoth |first7=David |chapter=Managing Metropolises by Negotiating Mega-Urban Growth |title=Institutional and Social Innovation for Sustainable Urban Development |editor1=Harald Mieg |editor2=Klaus Töpfer |chapter-url=https://www.academia.edu/7207756 |publisher=[[Routledge]]}}</ref>


==Definisi==
==Definisi==
Baris 20: Baris 20:


Menurut data ''National Resources Inventory'' (NRI) [[Amerika Serikat]], antara tahun 1992 hingga 2002, ada sekitar 8.900 kilometer persegi (2.2 juta acre) tanah di Amerika Serikat telah dikembangkan. Dan pada tahun 2006, NRI melaporkan ada sekitar 100.000 kilometer persegi lagi (40.000 mil persegi), kira-kira seukuran dengan wilayah [[Kentucky]], yang telah dikembangkan menjadi kawasan perkotaan, hal ini juga telah diklasifikasi oleh [[Biro Sensus Amerika Serikat]]. Ada perbedaan dalam klasifikasi antara NRI dan Biro Sensus Amerika Serikat. Dalam laporan NRI, memasukkan pembangunan kawasan pedesaan, dan berdasarkan definisi, hal itu tidak diperhitungkan sebagai ''sprawl perkotaan''. Hingga tahun 2000, menurut data sensus Amerika Serikat, sekitar 2,6 persen dari luas daratan Amerika Serikat adalah kawasan perkotaan.<ref>Lubowski, Ruben N.; Marlow Vesterby, Shawn Bucholtz, Alba Baez, and Michael J. Roberts (31 Mei 2006). [http://www.ers.usda.gov/publications/EIB14/ Major Uses of Land in the United States, 2002] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070409092844/http://www.ers.usda.gov/Publications/EIB14/|date=9 April 2007}}. ''[[Economic Research Service]]'' . Diakses pada 10 Desember 2020.</ref> Kira-kira 0,8 persen tanah negara Amerika Serikat berada di 37 daerah perkotaan dengan lebih dari 1.000.000 penduduk. Pada tahun 2002, 37 daerah perkotaan ini memiliki sekitar 40% penduduk dari total populasi di Amerika Serikat.<ref>[http://www.demographia.com/db-ua2000pop.htm USA Urbanized Areas: 2000 Ranked by Population]. ''Demographia'', 25 Agustus 2002. diakases pada 10 Desember 2020.</ref>
Menurut data ''National Resources Inventory'' (NRI) [[Amerika Serikat]], antara tahun 1992 hingga 2002, ada sekitar 8.900 kilometer persegi (2.2 juta acre) tanah di Amerika Serikat telah dikembangkan. Dan pada tahun 2006, NRI melaporkan ada sekitar 100.000 kilometer persegi lagi (40.000 mil persegi), kira-kira seukuran dengan wilayah [[Kentucky]], yang telah dikembangkan menjadi kawasan perkotaan, hal ini juga telah diklasifikasi oleh [[Biro Sensus Amerika Serikat]]. Ada perbedaan dalam klasifikasi antara NRI dan Biro Sensus Amerika Serikat. Dalam laporan NRI, memasukkan pembangunan kawasan pedesaan, dan berdasarkan definisi, hal itu tidak diperhitungkan sebagai ''sprawl perkotaan''. Hingga tahun 2000, menurut data sensus Amerika Serikat, sekitar 2,6 persen dari luas daratan Amerika Serikat adalah kawasan perkotaan.<ref>Lubowski, Ruben N.; Marlow Vesterby, Shawn Bucholtz, Alba Baez, and Michael J. Roberts (31 Mei 2006). [http://www.ers.usda.gov/publications/EIB14/ Major Uses of Land in the United States, 2002] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070409092844/http://www.ers.usda.gov/Publications/EIB14/|date=9 April 2007}}. ''[[Economic Research Service]]'' . Diakses pada 10 Desember 2020.</ref> Kira-kira 0,8 persen tanah negara Amerika Serikat berada di 37 daerah perkotaan dengan lebih dari 1.000.000 penduduk. Pada tahun 2002, 37 daerah perkotaan ini memiliki sekitar 40% penduduk dari total populasi di Amerika Serikat.<ref>[http://www.demographia.com/db-ua2000pop.htm USA Urbanized Areas: 2000 Ranked by Population]. ''Demographia'', 25 Agustus 2002. diakases pada 10 Desember 2020.</ref>

== Karakteristik ==
Walaupun tidak ada definisi yang disepakati tentang ''sprawl'', tetapi sebagian besar mengaitkan beberapa karakteristik sebagai bagian dari ''sprawl'' atau penyebaran perkotaan. Beberapa karakter yang dimaksud ialah;

=== Pengembangan sistem zonasi ===
Sistem zonasi mengacu pada situasi di mana kawasan [[hunian]], kelembagaan atau perkantoran dan [[kawasan industri]] dipisahkan satu dengan lainnya, sehingga bidang tanah yang luas dikhususkan untuk satu penggunaan saja dan dipisahkan oleh ruang terbuka, infrastruktur, atau hal lainnya. Dengan demikian, tempat tinggal, tempat bekerja, tempat berbelanja, dan tempat berekreasi memiliki jarak yang jauh. Sistem ini menjadi tidak ramah untuk berjalan kaki, adanya penggunaan transit, dan tidak praktis untuk pengguna sepeda , akhinrya kebutuhan untuk menggunakan [[mobil]] menjadi meningkat.<ref name="cdcreport">Frumkin, Howard (May–June 2002). [https://www.cdc.gov/healthyplaces/articles/Urban%20Sprawl%20and%20Public%20Health%20-%20PHR.pdf Urban Sprawl and Public Health]. ''[[Centers for Disease Control and Prevention]]''. Diakses pada 10 Desember 2020.</ref>

Berdasarkan kriteria ini, urbanisasi di [[Tiongkok]] dapat diklasifikasikan sebagai kawasan ''high-destiny sprawl'' (perluasan dengan kepadatan tinggi). Istilah ini dicetuskan oleh ahli [[Urbanisme baru|Urbanis baru]], [[Peter Calthorpe]]. Menurut Peter, meskipun Tiongkok memiliki banyak gedung-gedung bertingkat tinggi, namun sebagian besar superblok Tiongkok (blok hunian-hunian bangunan besar) dikelilingi oleh jalan arteri raksasa, sehingga ada pemisahan antar berbagai fungsi kota dan menciptakan kawasan yang tidak ramah bagi pejalan kaki.<ref>{{Cite web |author=[[Peter Calthorpe]] |url=https://www.cnu.org/publicsquare/china-chokes-high-density-sprawl |title=China chokes on high-density sprawl |work=Public Square: A CNU Journal |publisher=Congress for the New Urbanism |date=7 Juli 2016}}</ref><ref>{{Cite book |author=Peter Calthorpe |title=State of the World |year=2016 |chapter=Urbanism and Global Sprawl |work=Can a City Be Sustainable? |series=[[State of the World (book series)|State of the World]] |pages=91–108 |publisher=Island Press |location=Washington, DC |doi=10.5822/978-1-61091-756-8_7 |isbn= 978-1-61091-756-8 }}</ref>

=== Perluasan kawasan pekerjaan ===
[[File:Traffic jam Marginal Pinheiros 6122 SAO 07 2009.jpg|thumb|left|[[Kemacetan lalu lintas]] di [[São Paulo]], [[Brazil]], dari majalah ''[[Time (magazine)|Time]]'', tingkat kemacetan terparah di dunia.<ref name=Times_SP>{{Cite news|url= http://www.time.com/time/world/article/0,8599,1733872,00.html |title=The World's Worst Traffic Jams|work=Time|date=21 April 2008|access-date=10 Desember 2020|author= Andrew Downie}}</ref>]]

Perluasan atau penyebaran pekerjaan diukur dengan berbagai cara, dan menjadi tren yang berkembang di berbagai wilayah metropolitan di Amerika.<ref>{{cite web |title=Residential Construction Trends in America's Metropolitan Regions |url=https://www.epa.gov/smartgrowth/residential-construction-trends-americas-metropolitan-regions |date=27 Juli 2016 |website=Smart Growth |publisher=U.S. Environmental Protection Agency (EPA)|location=Washington, D.C.}}</ref> [[Brookings Institution]] telah menerbitkan banyak artikel tentang topik ini. Pada tahun 2005, seorang penulis bernama [[Michael Stoll]] mendefinisikan perluasan pekerjaan hanya sebagai pekerjaan yang terletak lebih dari radius {{convert|5|mi|km|adj=on}} dari [[Central Business District]] (CBD) atau kawasan pusat bisnis, dan mengukur konsep berdasarkan sensus Amerika Serikat tahun 2000.<ref name=Stoll>{{cite book |last=Stoll |first=Michael A. |title=Job Sprawl and the Spatial Mismatch between Blacks and Jobs |location=Washington D.C. |publisher=Brookings Institution, Metropolitan Policy Program |date=2005 |url=http://www.brookings.edu/reports/2005/02metropolitanpolicy_stoll.aspx |access-date=10 Desember 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20080706103216/http://www.brookings.edu/reports/2005/02metropolitanpolicy_stoll.aspx |archive-date=6 Juli 2008 |url-status=dead |df=mdy-all }}</ref> Cara lain untuk mengukur secara detail konsep perluasan kawasan pekerjaan yakni dengan menggunakan pola lingkaran atau cincin di sekitar CBD. Hal ini ditulis dalam artikel tahun 2001 oleh Edward Glaeser<ref name=Glaeser>{{cite book |last=Glaeser |first=Edward |date=2001 |title=Job Sprawl: Employment Location in U.S. Metropolitan Areas |location=Washington D.C. |publisher=Brookings Institution, Metropolitan Policy Program. |url=http://www.brookings.edu/reports/2001/07_employment_glaeser.aspx |archive-url=http://arquivo.pt/wayback/20160515085220/http://www.brookings.edu/reports/2001/07_employment_glaeser.aspx |url-status=dead |archive-date=2016-05-15 |access-date=January 22, 2010 }}</ref>dan juga artikel karya Elizabeth Kneebone tahun 2009. Mereka menyimpulkan dengan pola lingkaran bahwa kemudahan mendapat pekerjaan berada di kawasan pinggiran kota yang luas sedangkan kawasan yang lebih dekat dengan CBD cenderung mudah kehilangan pekerjaan.<ref name=Kneebone>{{cite book |last=Kneebone |first=Elizabeth |title=Job Sprawl Revisited: The Changing Geography of Metropolitan Employment |location=Washington D.C. |publisher=Brookings Institution |date=2009 |url=http://www.brookings.edu/reports/2009/0406_job_sprawl_kneebone.aspx |access-date=10 Desember 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20100222104135/http://www.brookings.edu/reports/2009/0406_job_sprawl_kneebone.aspx |archive-date=10 Desember 2020|url-status=dead |df=mdy-all }}</ref> Kedua penulis ini membuat tiga lingkaran berdasarkan geografis yang dibatasi pada radius {{convert|35|mi|km|adj=on}} di sekitar CBD: {{convert|3|mi|km}} atau kurang, kemudian 3 hingga {{convert|10|mi|km}}, dan 10 hingga {{convert|35|mi|km}}. Berdasarkan studi Kneebone memberikan rincian tingkat nasional Amerika Serikat, untuk wilayah metropolitan di tahun 2006: 21,3% pekerjaan terletak di lingkaran dalam, 33,6% pekerjaan di lingkaran 3–10 mil, dan 45,1% di lingkaran 10–35 mil. Perbandingan dengan tahun 1998 - 23,3%, 34,2%, dan 42,5% di masing-masing lingkaran. Hasil studi ini menunjukkan bahwa ada penyusutan lowongan pekerjaan di kawasan CBD atau kawasan pusat bisnis, dan pertumbuhan lowongan pekerjaan berfokus di lingkaran luar, yakni kawasan pinggiran kota atau di luar kota.

=== Kepadatan rendah ===
Ciri-ciri lain dari ''sprawl'' adalah memiliki tingkat [[kepadatan penduduk|kepadatan]] yang rendah.<ref name=UCL/> Contoh dari hal ini ialah kawasan yang memiliki sedikit bangunan bertingkat, dan perumahan atau bangunan memiliki jarak yang lebih jauh antara yang satu dengan yang lain, dan biasanya dipisahkan oleh [[halaman]], [[lanskap]], [[jalan]], atau [[tempat parkir]]. Untuk mengukur secara spesifik tentang kepadatan penduduk yang rendah secara umum, memiliki perbedaan di beberapa wilayah atau negara. Misalnya, di Amerika Serikat, kepadatan penduduk rendah jika terdapat 2–4 rumah saja per [[ekar]], sedangkan di [[Inggris Raya]], dianggap memiliki kepadatan penduduk rendah jika ada 8–12 rumah per ekar.<ref name=UCL/> Beberapa penelitian berpendapat bahwa [[agama]] dapat memengaruhi tingkat kepadatan penduduk dan juga perluasan kawasan perkotaan.<ref>{{Cite book|title=Theology and urban sustainability|last=Allam, Zaheer.|date=2020|publisher=Springer|isbn=978-3-030-29673-5|location=Cham|oclc=1120695363}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Scarrow|first=Ryan|s2cid=202558093|date=September 2019|title=Graves or people|journal=Nature Sustainability|language=en|volume=2|issue=9|pages=787|doi=10.1038/s41893-019-0383-2|issn=2398-9629|doi-access=free}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 10 Desember 2020 16.19

Tindakan untuk perluasan perkotaan di Eropa: kiri atas merupakan Dispersi area terbangun (DIS), kanan atas merupakan proliferasi perkotaan berbobot (weighted urban proliferation (WUP))
Perkembangan kawasan pinggiran kota di Phoenix metropolitan area

Penyebaran perkotaan atau Perluasan perkotaan (bahasa Inggris: Urban Sprawl atau Suburban sprawl) merupakan gambaran atau kondisi adanya perkembangan atau perluasan suatu kawasan perkotaan yang tak terkontrol, termasuk pembangunan perumahan secara komersial, pembangunan jalan di tanah yang luas, tetapi tidak disertai dengan sistem perencanaan kota yang baik.[1] Istilah ini juga merujuk pada dampak pembangunan yang tidak terkontrol itu terhadap konsekuensi sosial dan lingkungan di kawasan tersebut.[2]Sejak era revolusi industri, perluasan kawasan kota tidak menimbulkan kerugian langsung, seperti tetap mempertahan bangunan tembok kota peninggalan abad pertengahan. Tetapi, dampak yang muncul adalah terjadinya kenaikan biaya perjalanan, kenaikan biaya trasportasi, adanya polusi udara, dan terjadi kerusakan kawasan desa yang ada disekitar perluasan kota.[3]

Istilah urban sprawl lebih sering memiliki konotasi atau makna yang negatif. Ini merupakan sebuah kritikan karena menyebabkan degradasi lingkungan, mengintensifkan segregasi perumahan, dan merusak vitalitas daerah perkotaan yang ada dan diserang atas dasar estetika. Istilah ini juga merupakan seruan untuk mengelola perkotaan dengan penataan yang benar dan tepat.[4]

Definisi

Penggunaan istilah "urban sprawl" tertuang pertama kali dalam majalah The Times pada tahun 1955 sebagai tanggapan negatif terhadap kawasan pinggiran kota negara London, Inggris. Definisi sprawl (penyebaran) sangat bervariasi, sehingga para peneliti di lapangan menganggap bahwa istilah "penyebaran" kurang presisi.[5] Dalam bukunya berjudul "Trafffic, Urban Growth and Suburban Sprwl", Batty dan teman-temannya mendefinisikan sprawl sebagai "suatu pertumbuhan yang tidak terkoordinasi, mencakup perluasan area komunitas tanpa memperhatikan konsekuensinya, sehingga pertumbuhan kota yang tidak terencana dan bertahap sering dianggap sebagai kawasan yang tidak berkelanjutan."[6] Kemudian, penulis bernama Bhatta dan temannya, menyimpulkan bahwa meskipun terjadi perbedaan pendapat dalam mendefinisikan istilah sprawl, namun terdapat arti umum yang tersirat, dimana sprawl merupakan sebuah pola pertumbuhan kawasan yang tidak merata atau tida terencana, dikarenaka adanya dorongan atau faktor tertentu yang mengarah kepada penggunaan sumber daya yang tidak efisien."[7]

Gambar ini menunjukkan wilayah metropolitan di Megalopolis Timur Laut Amerika Serikat, dimana terjadi perluasan kawasan perkotaan mencakup pinggiran kota dan cahaya kawasan pinggiran kota di malam hari.

Sementara itu, penulis lainnya yakni Reid Ewing, berpendapat bahwa sprawl dimaksudkan sebagai pembangunan perkotaan yang menunjukkan setidaknya salah satu dari beberapa karakteristik, yakni pembangunan dengan kepadatan penduduk yang rendah, pengembangan jalur, pengembangan sebaran penduduk, dan leapfrogging atau pembangunan kawasan yang diselingi dengan lahan kosong.[8] Ewing juga berpendapat bahwa cara untuk mengidentifikasi sprawl sebaiknya dengan cara menggunakan indikator daripada karakteristik, karena penggunaan indikator merupakan metode yang lebih fleksibel dan tidak sembarangan.[9] Dia mengusulkan indikator yang digunakan berdasarkan "aksesibilitas transportasi" dan juga "ruang publik fungsional".[9] Pendapat Ewing mendapat kritikan karena pendapatnya mengasumsikan bahwa sprawl didefinisikan oleh karakteristik yang negatif.[8]

Terlepas dari reputasinya yang terkenal di dunia sebagai kawasan urban sprawl dan budaya penggunaan mobil, namun secara paradoks, Los Angeles merupakan kawasan perkotaan besar terpadat di Amerika Serikat.

Kawasan Metropolitan Los Angeles, meskipun dikenal sebagai kota yang luas, namun juga merupakan wilayah perkotaan besar terpadat (lebih dari 1.000.000 penduduk) di Amerika Serikat, bahkan lebih padat daripada wilayah perkotaan New York dan wilayah perkotaan San Francisco.[10][11][12] Pada dasarnya, sebagian besar kawasan metropolitan Los Angeles dibangun dengan kepadatan penduduk yang rendah hingga kepadatan penduduk sedang. Dan hal ini berbeda dengan kota-kota seperti kota New York, kota San Francisco atau juga Chicago yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi bahkan sangat padat tetapi dikelilingi oleh kawasan yang luas dengan kepadatan penduduknya sangat rendah.

Kasus-kasus penyebaran penduduk internasional yang sering menimbulkan pertanyaan tentang definisi istilah ini dan kondisi seperti apa yang dibutuhkan untuk menggambar pertumbuhan kota yang dianggap luas. Termasuk diantaranya yilayah metropolitan seperti Greater Mexico City,[13] Wilayah ibukota nasional Delhi[14] dan juga kota Beijing, sering dianggap luas meskipun relatif padat.

Menurut data National Resources Inventory (NRI) Amerika Serikat, antara tahun 1992 hingga 2002, ada sekitar 8.900 kilometer persegi (2.2 juta acre) tanah di Amerika Serikat telah dikembangkan. Dan pada tahun 2006, NRI melaporkan ada sekitar 100.000 kilometer persegi lagi (40.000 mil persegi), kira-kira seukuran dengan wilayah Kentucky, yang telah dikembangkan menjadi kawasan perkotaan, hal ini juga telah diklasifikasi oleh Biro Sensus Amerika Serikat. Ada perbedaan dalam klasifikasi antara NRI dan Biro Sensus Amerika Serikat. Dalam laporan NRI, memasukkan pembangunan kawasan pedesaan, dan berdasarkan definisi, hal itu tidak diperhitungkan sebagai sprawl perkotaan. Hingga tahun 2000, menurut data sensus Amerika Serikat, sekitar 2,6 persen dari luas daratan Amerika Serikat adalah kawasan perkotaan.[15] Kira-kira 0,8 persen tanah negara Amerika Serikat berada di 37 daerah perkotaan dengan lebih dari 1.000.000 penduduk. Pada tahun 2002, 37 daerah perkotaan ini memiliki sekitar 40% penduduk dari total populasi di Amerika Serikat.[16]

Karakteristik

Walaupun tidak ada definisi yang disepakati tentang sprawl, tetapi sebagian besar mengaitkan beberapa karakteristik sebagai bagian dari sprawl atau penyebaran perkotaan. Beberapa karakter yang dimaksud ialah;

Pengembangan sistem zonasi

Sistem zonasi mengacu pada situasi di mana kawasan hunian, kelembagaan atau perkantoran dan kawasan industri dipisahkan satu dengan lainnya, sehingga bidang tanah yang luas dikhususkan untuk satu penggunaan saja dan dipisahkan oleh ruang terbuka, infrastruktur, atau hal lainnya. Dengan demikian, tempat tinggal, tempat bekerja, tempat berbelanja, dan tempat berekreasi memiliki jarak yang jauh. Sistem ini menjadi tidak ramah untuk berjalan kaki, adanya penggunaan transit, dan tidak praktis untuk pengguna sepeda , akhinrya kebutuhan untuk menggunakan mobil menjadi meningkat.[17]

Berdasarkan kriteria ini, urbanisasi di Tiongkok dapat diklasifikasikan sebagai kawasan high-destiny sprawl (perluasan dengan kepadatan tinggi). Istilah ini dicetuskan oleh ahli Urbanis baru, Peter Calthorpe. Menurut Peter, meskipun Tiongkok memiliki banyak gedung-gedung bertingkat tinggi, namun sebagian besar superblok Tiongkok (blok hunian-hunian bangunan besar) dikelilingi oleh jalan arteri raksasa, sehingga ada pemisahan antar berbagai fungsi kota dan menciptakan kawasan yang tidak ramah bagi pejalan kaki.[18][19]

Perluasan kawasan pekerjaan

Kemacetan lalu lintas di São Paulo, Brazil, dari majalah Time, tingkat kemacetan terparah di dunia.[20]

Perluasan atau penyebaran pekerjaan diukur dengan berbagai cara, dan menjadi tren yang berkembang di berbagai wilayah metropolitan di Amerika.[21] Brookings Institution telah menerbitkan banyak artikel tentang topik ini. Pada tahun 2005, seorang penulis bernama Michael Stoll mendefinisikan perluasan pekerjaan hanya sebagai pekerjaan yang terletak lebih dari radius 5-mil (8,0 km) dari Central Business District (CBD) atau kawasan pusat bisnis, dan mengukur konsep berdasarkan sensus Amerika Serikat tahun 2000.[22] Cara lain untuk mengukur secara detail konsep perluasan kawasan pekerjaan yakni dengan menggunakan pola lingkaran atau cincin di sekitar CBD. Hal ini ditulis dalam artikel tahun 2001 oleh Edward Glaeser[23]dan juga artikel karya Elizabeth Kneebone tahun 2009. Mereka menyimpulkan dengan pola lingkaran bahwa kemudahan mendapat pekerjaan berada di kawasan pinggiran kota yang luas sedangkan kawasan yang lebih dekat dengan CBD cenderung mudah kehilangan pekerjaan.[24] Kedua penulis ini membuat tiga lingkaran berdasarkan geografis yang dibatasi pada radius 35-mil (56 km) di sekitar CBD: 3 mil (4,8 km) atau kurang, kemudian 3 hingga 10 mil (16 km), dan 10 hingga 35 mil (56 km). Berdasarkan studi Kneebone memberikan rincian tingkat nasional Amerika Serikat, untuk wilayah metropolitan di tahun 2006: 21,3% pekerjaan terletak di lingkaran dalam, 33,6% pekerjaan di lingkaran 3–10 mil, dan 45,1% di lingkaran 10–35 mil. Perbandingan dengan tahun 1998 - 23,3%, 34,2%, dan 42,5% di masing-masing lingkaran. Hasil studi ini menunjukkan bahwa ada penyusutan lowongan pekerjaan di kawasan CBD atau kawasan pusat bisnis, dan pertumbuhan lowongan pekerjaan berfokus di lingkaran luar, yakni kawasan pinggiran kota atau di luar kota.

Kepadatan rendah

Ciri-ciri lain dari sprawl adalah memiliki tingkat kepadatan yang rendah.[8] Contoh dari hal ini ialah kawasan yang memiliki sedikit bangunan bertingkat, dan perumahan atau bangunan memiliki jarak yang lebih jauh antara yang satu dengan yang lain, dan biasanya dipisahkan oleh halaman, lanskap, jalan, atau tempat parkir. Untuk mengukur secara spesifik tentang kepadatan penduduk yang rendah secara umum, memiliki perbedaan di beberapa wilayah atau negara. Misalnya, di Amerika Serikat, kepadatan penduduk rendah jika terdapat 2–4 rumah saja per ekar, sedangkan di Inggris Raya, dianggap memiliki kepadatan penduduk rendah jika ada 8–12 rumah per ekar.[8] Beberapa penelitian berpendapat bahwa agama dapat memengaruhi tingkat kepadatan penduduk dan juga perluasan kawasan perkotaan.[25][26]

Referensi

  1. ^ Fouberg, Erin Hogan (2012). Human geography: people, place, and culture. Murphy, Alexander B.; De Blij, Harm J. (edisi ke-10th). Hoboken: Wiley. hlm. 560. ISBN 978-1118018699. OCLC 752286985. 
  2. ^ Sarkodie, Samuel Asumadu; Owusu, Phebe Asantewaa; Leirvik, Thomas (2020-03-05). "Global effect of urban sprawl, industrialization, trade and economic development on carbon dioxide emissions". Environmental Research Letters (dalam bahasa Inggris). 15 (3): 034049. Bibcode:2020ERL....15c4049S. doi:10.1088/1748-9326/ab7640alt=Dapat diakses gratis. ISSN 1748-9326. 
  3. ^ Caves, R. W. (2004). Encyclopedia of the CityAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Routledge. hlm. 626. ISBN 9780415252256. 
  4. ^ James, Paul; Holden, Meg; Lewin, Mary; Neilson, Lyndsay; Oakley, Christine; Truter, Art; Wilmoth, David (2013). "Managing Metropolises by Negotiating Mega-Urban Growth". Dalam Harald Mieg; Klaus Töpfer. Institutional and Social Innovation for Sustainable Urban Development. Routledge. 
  5. ^ Audirac, Ivonne; Shermyen, Anne H.; Smith, Marc T. (December 31, 1990). "Ideal Urban Form and Visions of the Good Life Florida's Growth Management Dilemma". Journal of the American Planning Association. 56 (4): 470–482. doi:10.1080/01944369008975450. p. 475.
  6. ^ Batty, Michael; Besussi, Elena; Chin, Nancy (November 2003). "Traffic, Urban Growth and Suburban Sprawl" (PDF). UCL Centre for Advanced Spatial Analysis Working Papers Series. 70. ISSN 1467-1298. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal December 10, 2020. Diakses tanggal December 10, 2020. 
  7. ^ Bhatta, B.; Saraswati, S.; Bandyopadhyay, D. (December 2010). "Urban sprawl measurement from remote sensing data". Applied Geography. 30 (4): 731–740. doi:10.1016/j.apgeog.2010.02.002. 
  8. ^ a b c d Chin, Nancy (March 2002). "Unearthing the Roots of Urban Sprawl: A Critical Analysis of Form, Function and Methodology" (PDF). University College London Centre for Advanced Spatial Analysis Working Papers Series. 47. ISSN 1467-1298. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal December 10, 2020. Diakses tanggal December 10, 2020. 
  9. ^ a b Ewing, Reid (1997). "Is Los Angeles-Style Sprawl Desirable?". Journal of the American Planning Association. 63 (1): 107–126. doi:10.1080/01944369708975728. 
  10. ^ "Growth in Urban Population Outpaces Rest of Nation, Census Bureau Reports". US Census. Diakses tanggal 10 Desember 2020. 
  11. ^ Barragan, Bianca (2015-02-17). "Los Angeles is the Least Sprawling Big City in the US". Curbed. Vox Media. Diakses tanggal 10 Desember 2020. 
  12. ^ Eidlin, Eric. "What Density Doesn't Tell Us About Sprawl". ACCESS. The Regents of the University of California. Diakses tanggal 10 Desember 2020. 
  13. ^ Monkkonen, Paavo (2011). "Do Mexican Cities Sprawl? Housing Finance Reform and Changing Patterns of Urban Growth". Urban Geography. 32 (3): 406–423. doi:10.2747/0272-3638.32.3.406. 
  14. ^ "India Can't Afford to Get Urbanization Wrong". CityLab (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 10 Desember 2020. 
  15. ^ Lubowski, Ruben N.; Marlow Vesterby, Shawn Bucholtz, Alba Baez, and Michael J. Roberts (31 Mei 2006). Major Uses of Land in the United States, 2002 Diarsipkan 9 April 2007 di Wayback Machine.. Economic Research Service . Diakses pada 10 Desember 2020.
  16. ^ USA Urbanized Areas: 2000 Ranked by Population. Demographia, 25 Agustus 2002. diakases pada 10 Desember 2020.
  17. ^ Frumkin, Howard (May–June 2002). Urban Sprawl and Public Health. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 10 Desember 2020.
  18. ^ Peter Calthorpe (7 Juli 2016). "China chokes on high-density sprawl". Public Square: A CNU Journal. Congress for the New Urbanism. 
  19. ^ Peter Calthorpe (2016). "Urbanism and Global Sprawl". State of the World. Can a City Be Sustainable?. State of the World. Washington, DC: Island Press. hlm. 91–108. doi:10.5822/978-1-61091-756-8_7. ISBN 978-1-61091-756-8. 
  20. ^ Andrew Downie (21 April 2008). "The World's Worst Traffic Jams". Time. Diakses tanggal 10 Desember 2020. 
  21. ^ "Residential Construction Trends in America's Metropolitan Regions". Smart Growth. Washington, D.C.: U.S. Environmental Protection Agency (EPA). 27 Juli 2016. 
  22. ^ Stoll, Michael A. (2005). Job Sprawl and the Spatial Mismatch between Blacks and Jobs. Washington D.C.: Brookings Institution, Metropolitan Policy Program. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 6, 2008. Diakses tanggal December 10, 2020. 
  23. ^ Glaeser, Edward (2001). Job Sprawl: Employment Location in U.S. Metropolitan Areas. Washington D.C.: Brookings Institution, Metropolitan Policy Program. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-15. Diakses tanggal January 22, 2010. 
  24. ^ Kneebone, Elizabeth (2009). Job Sprawl Revisited: The Changing Geography of Metropolitan Employment. Washington D.C.: Brookings Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 10, 2020. Diakses tanggal December 10, 2020. 
  25. ^ Allam, Zaheer. (2020). Theology and urban sustainability. Cham: Springer. ISBN 978-3-030-29673-5. OCLC 1120695363. 
  26. ^ Scarrow, Ryan (September 2019). "Graves or people". Nature Sustainability (dalam bahasa Inggris). 2 (9): 787. doi:10.1038/s41893-019-0383-2alt=Dapat diakses gratis. ISSN 2398-9629.