Sindrom Parry-Romberg: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Menambahkan tag <references /> yang hilang
Bramadiarya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Parry–Romberg syndrome''' (dikenal juga sebagai '''atrofi hemifacial progresif''') adalah penyakit langka yang ditandai dengan penyusutan bertingkat dan degenerasi [[Hipodermis|jaringan di bawah kulit]], biasanya terjadi hanya pada satu sisi wajah ([[atrofi]] hemifacial) tapi terkadang meluas ke bagian tubuh lainnya.<ref>{{Cite journal|date=February 2012|title=Case 178: Parry-Romberg syndrome|url=|journal=Radiology|volume=262|issue=2|pages=721–725|doi=10.1148/radiol.11092104}}</ref> Dicurigai karena mekanisme [[Penyakit autoimun|autoimun]], dan kemungkinan merupakan varian dari penyakit scleroderma yang bersifat lokal, tetapi [[etiologi]] dan [[patogenesis]] secara pasti masih belum diketahui. Dalam literatur telah dilaporkan sebagai sebuah konsekuensi yang mungkin dari [[simpatektomi]]. Sindrom ini memiliki prevalensi yang lebih tinggi pada wanita dan biasanya muncul antara umur 5{{Spaced ndash}}15 tahun.
'''Parry–Romberg syndrome''' (dikenal juga sebagai '''atrofi hemifacial progresif''') adalah penyakit langka yang ditandai dengan penyusutan bertingkat dan degenerasi [[Hipodermis|jaringan di bawah kulit]], biasanya terjadi hanya pada satu sisi wajah ([[atrofi]] hemifacial) tapi terkadang meluas ke bagian tubuh lainnya.<ref>{{Cite journal|date=February 2012|title=Case 178: Parry-Romberg syndrome|url=|journal=Radiology|volume=262|issue=2|pages=721–725|doi=10.1148/radiol.11092104}}</ref> Dicurigai karena mekanisme [[Penyakit autoimun|autoimun]], dan kemungkinan merupakan varian dari penyakit scleroderma yang bersifat lokal, tetapi [[etiologi]] dan [[patogenesis]] secara pasti masih belum diketahui. Penyakit ini pertama kali dideskripsikan oleh Parry pada tahun 1825 dan Romberg pada tahun 1846.<ref>{{Cite journal|date=2015 Jan-Feb|title=Localized scleroderma: clinical spectrum and therapeutic update|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4323700/|journal=An Bras Dermatol.|volume=90|issue=1|pages=62–73|doi=10.1590/abd1806-4841.20152890}}</ref> Dalam literatur telah dilaporkan sebagai sebuah konsekuensi yang mungkin dari [[simpatektomi]]. Sindrom ini memiliki prevalensi yang lebih tinggi pada wanita dan biasanya muncul antara umur 5{{Spaced ndash}}15 tahun.


Selain penyakit jaringan ikat, kondisi ini kadang-kadang disertai dengan gangguan saraf, gejala mata dan mulut. Jangkauan dan tingkat keparahan dari gejala-gejala yang ditemukan sangat bervariasi.
Selain penyakit jaringan ikat, kondisi ini kadang-kadang disertai dengan gangguan saraf, gejala mata dan mulut. Jangkauan dan tingkat keparahan dari gejala-gejala yang ditemukan sangat bervariasi.

Revisi per 18 Oktober 2020 19.42

Parry–Romberg syndrome (dikenal juga sebagai atrofi hemifacial progresif) adalah penyakit langka yang ditandai dengan penyusutan bertingkat dan degenerasi jaringan di bawah kulit, biasanya terjadi hanya pada satu sisi wajah (atrofi hemifacial) tapi terkadang meluas ke bagian tubuh lainnya.[1] Dicurigai karena mekanisme autoimun, dan kemungkinan merupakan varian dari penyakit scleroderma yang bersifat lokal, tetapi etiologi dan patogenesis secara pasti masih belum diketahui. Penyakit ini pertama kali dideskripsikan oleh Parry pada tahun 1825 dan Romberg pada tahun 1846.[2] Dalam literatur telah dilaporkan sebagai sebuah konsekuensi yang mungkin dari simpatektomi. Sindrom ini memiliki prevalensi yang lebih tinggi pada wanita dan biasanya muncul antara umur 5 – 15 tahun.

Selain penyakit jaringan ikat, kondisi ini kadang-kadang disertai dengan gangguan saraf, gejala mata dan mulut. Jangkauan dan tingkat keparahan dari gejala-gejala yang ditemukan sangat bervariasi.

Referensi

  1. ^ "Case 178: Parry-Romberg syndrome". Radiology. 262 (2): 721–725. February 2012. doi:10.1148/radiol.11092104. 
  2. ^ "Localized scleroderma: clinical spectrum and therapeutic update". An Bras Dermatol. 90 (1): 62–73. 2015 Jan-Feb. doi:10.1590/abd1806-4841.20152890.