Lompat ke isi

Pencirian nanopartikel: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HaEr48 (bicara | kontrib)
Baris 3: Baris 3:


Pencirian nanopartikel dilakukan untuk berbagai tujuan, termasuk penelitian [[nanotoksikologi]] dan [[penilaian pajanan]] di tempat kerja untuk menilai kemungkinan bahaya yang ditimbulkan partikel tersebut terhadap kesehatan dan keselamatan, serta sebagai [[pengendalian proses]] dalam manufaktur. Terdapat berbagai [[instrumentasi]] untuk mengukur sifat-sifat yang dicirikan, termasuk metode [[mikroskopi]], [[spektroskopi]], serta [[pencacah partikel]]. [[Nanoteknologi]] adalah bidang yang masih relatif baru, tetapi beberapa organisasi telah menyediakan [[standar (metrologi)|standar metrologi]] dan bahan rujukan untuk keperluan pencirian.
Pencirian nanopartikel dilakukan untuk berbagai tujuan, termasuk penelitian [[nanotoksikologi]] dan [[penilaian pajanan]] di tempat kerja untuk menilai kemungkinan bahaya yang ditimbulkan partikel tersebut terhadap kesehatan dan keselamatan, serta sebagai [[pengendalian proses]] dalam manufaktur. Terdapat berbagai [[instrumentasi]] untuk mengukur sifat-sifat yang dicirikan, termasuk metode [[mikroskopi]], [[spektroskopi]], serta [[pencacah partikel]]. [[Nanoteknologi]] adalah bidang yang masih relatif baru, tetapi beberapa organisasi telah menyediakan [[standar (metrologi)|standar metrologi]] dan bahan rujukan untuk keperluan pencirian.

== Latar belakang ==
[[Nanoteknologi]] adalah disiplin rekayasa zat pada ukuran atom untuk menciptakan bahan, alat-alat, atau sistem dengan sifat-sifat baru. Nanoteknologi memiliki banyak [[Penerapan nanoteknologi|potensi penerapan]] dalam bidang [[energi]], [[Ilmu kedokteran nano|kedokteran]], [[industri]], komunikasi, pertanian, produk-produk untuk konsumsi umum, dan lain-lain. Dalam nanoteknologi, [[nanopartikel]] didefinisikan sebagai partikel dengan ukuran dalam ordo nano (di bawah 100 [[nanometer]]) dalam sekurangnya salah satu dimensinya. Partikel-partikel ini sering memiliki sifat yang berbeda dengan sifat-sifat <ref name=":0b" /> Salah satu definisi nanopartikel mencakup seluruh [[material nano]] bebas terlepas dari bentuknya atau dari apakah memiliki ordo nano dari 1, 2, atau 3 dimensinya.<ref>{{Cite book|title=Nanotechnology Standards|last=Klaessig|first=Fred|last2=Marrapese|first2=Martha|last3=Abe|first3=Shuji|date=2011|publisher=Springer, New York, NY|isbn=9781441978523|series=Nanostructure Science and Technology|pages=21–52|language=en|doi=10.1007/978-1-4419-7853-0_2}}</ref> Artikel ini menggunakan definisi tersebut, yang juga sesuai dengan definisi "obyek nano" menurut [[ISO/TS 80004]] alih-alih definisi partikel lain yang hanya mencakup obyek berukuran nano berbentuk bulat.<ref>{{Cite web|url=https://www.iso.org/obp/ui/#iso:std:iso:ts:80004:-1:ed-2:v1:en|title=ISO/TS 80004-1:2015 - Nanotechnologies — Vocabulary — Part 1: Core terms|last=|first=|date=2015|website=[[International Organization for Standardization]]|access-date=2018-01-08}}</ref>

Nanopartikel memiliki persyaratan analisis yang berbeda dengan zat kimia biasa. Tak seperti zat kimia biasa yang cukup dideskripsikan dengan [[rumus kimia]] dan [[konsentrasi]]nya, nanopartikel memiliki sifat-sifat fisika lain yang harus diukur agar deskripsinya utuh, seperti [[ukuran partikel|ukuran]], [[bentuk]], sifat-sifat permukaan, [[kristalinitas]], dan [[dispersi (kimia)|dispersi]]. Sifat-sifat ini juga mempengaruhi efek kesehatan akibat pemaparan terhadap partikel kimia dengan komposisi atau rumus kimia tertentu. Prosedur pencuplikan (''sampling'') dalam laboratorium dapat mengganggu keadaan dispersi nanopartikel, serta membiaskan distribusi sifat-sifat lainnya, sehingga menjadi rintangan dalam pencirian nanopartikel..<ref name=":3">{{Cite journal|last=Hassellöv|first=Martin|last2=Readman|first2=James W.|last3=Ranville|first3=James F.|last4=Tiede|first4=Karen|date=2008-07-01|title=Nanoparticle analysis and characterization methodologies in environmental risk assessment of engineered nanoparticles|journal=Ecotoxicology|language=en|volume=17|issue=5|pages=344–361|doi=10.1007/s10646-008-0225-x|pmid=18483764|issn=0963-9292}}</ref><ref name=":7">{{Cite journal|last=Powers|first=Kevin W.|last2=Palazuelos|first2=Maria|last3=Moudgil|first3=Brij M.|last4=Roberts|first4=Stephen M.|date=2007-01-01|title=Characterization of the size, shape, and state of dispersion of nanoparticles for toxicological studies|journal=Nanotoxicology|volume=1|issue=1|pages=42–51|doi=10.1080/17435390701314902|issn=1743-5390}}</ref>

Dalam ilmu lingkungan, rintangan lain dalam pencirian nanopartikel adalah banyak metode yang tersedia tidak dapat mendeteksi konsentrasi nanopartikel yang rendah walaupun konsentrasi tersebut bisa jadi sudah berefek negatif.<ref name=":3" /> Selain itu, keberadaaan nanopartikel alamiah juga dapat mengganggu deteksi nanopartikel buatan yang hendak dicirikan, karena sering sulit dibedakan.<ref name=":3" /><ref name=":9" /> Nanopartikel juga dapat tercampur dengan partikel-partikel yang lebih besar.<ref name=":9" /> <!-- For some applications, nanoparticles may be characterized in complex matrices such as water, soil, food, polymers, inks, complex mixtures of organic liquids such as in cosmetics, or blood -->


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 24 Desember 2019 15.55

Nanopartikel memiliki sifat beragam tergantung ukuran, bentuk dan dispersinya, sehingga sifat-sifat tersebut harus diukur untuk menghasilkan deksripsi secara penuh

Pencirian nanopartikel (bahasa Inggris: characterization of nanoparticles, "karakterisasi nanopartikel") adalah cabang nanometrologi yang membahas pencirian sifat-sifat fisika dan kimia dari nanopartikel. Nanopartikel memiliki ukuran 100 di bawah 100 nanometer dalam paling tidak salah satu dimensinya, dan sering direkayasa karena sifat-sifat khasnya.[1] Nanopartikel berbeda dengan zat kimia biasa karena sifat-sifatnya tidak cukup jika hanya dijelaskan dari komposisi kimia dan konsentrasinya, akibat perbedaan-perbedaan yang ditimbulkan sifat fisika lainnya seperti ukuran, bentuk, sifat-sifat permukaan, kristalinitas, dan dispersi.

Pencirian nanopartikel dilakukan untuk berbagai tujuan, termasuk penelitian nanotoksikologi dan penilaian pajanan di tempat kerja untuk menilai kemungkinan bahaya yang ditimbulkan partikel tersebut terhadap kesehatan dan keselamatan, serta sebagai pengendalian proses dalam manufaktur. Terdapat berbagai instrumentasi untuk mengukur sifat-sifat yang dicirikan, termasuk metode mikroskopi, spektroskopi, serta pencacah partikel. Nanoteknologi adalah bidang yang masih relatif baru, tetapi beberapa organisasi telah menyediakan standar metrologi dan bahan rujukan untuk keperluan pencirian.

Latar belakang

Nanoteknologi adalah disiplin rekayasa zat pada ukuran atom untuk menciptakan bahan, alat-alat, atau sistem dengan sifat-sifat baru. Nanoteknologi memiliki banyak potensi penerapan dalam bidang energi, kedokteran, industri, komunikasi, pertanian, produk-produk untuk konsumsi umum, dan lain-lain. Dalam nanoteknologi, nanopartikel didefinisikan sebagai partikel dengan ukuran dalam ordo nano (di bawah 100 nanometer) dalam sekurangnya salah satu dimensinya. Partikel-partikel ini sering memiliki sifat yang berbeda dengan sifat-sifat [1] Salah satu definisi nanopartikel mencakup seluruh material nano bebas terlepas dari bentuknya atau dari apakah memiliki ordo nano dari 1, 2, atau 3 dimensinya.[2] Artikel ini menggunakan definisi tersebut, yang juga sesuai dengan definisi "obyek nano" menurut ISO/TS 80004 alih-alih definisi partikel lain yang hanya mencakup obyek berukuran nano berbentuk bulat.[3]

Nanopartikel memiliki persyaratan analisis yang berbeda dengan zat kimia biasa. Tak seperti zat kimia biasa yang cukup dideskripsikan dengan rumus kimia dan konsentrasinya, nanopartikel memiliki sifat-sifat fisika lain yang harus diukur agar deskripsinya utuh, seperti ukuran, bentuk, sifat-sifat permukaan, kristalinitas, dan dispersi. Sifat-sifat ini juga mempengaruhi efek kesehatan akibat pemaparan terhadap partikel kimia dengan komposisi atau rumus kimia tertentu. Prosedur pencuplikan (sampling) dalam laboratorium dapat mengganggu keadaan dispersi nanopartikel, serta membiaskan distribusi sifat-sifat lainnya, sehingga menjadi rintangan dalam pencirian nanopartikel..[4][5]

Dalam ilmu lingkungan, rintangan lain dalam pencirian nanopartikel adalah banyak metode yang tersedia tidak dapat mendeteksi konsentrasi nanopartikel yang rendah walaupun konsentrasi tersebut bisa jadi sudah berefek negatif.[4] Selain itu, keberadaaan nanopartikel alamiah juga dapat mengganggu deteksi nanopartikel buatan yang hendak dicirikan, karena sering sulit dibedakan.[4][6] Nanopartikel juga dapat tercampur dengan partikel-partikel yang lebih besar.[6]

Referensi

  1. ^ a b "Current Strategies for Engineering Controls in Nanomaterial Production and Downstream Handling Processes". U.S. National Institute for Occupational Safety and Health (dalam bahasa Inggris): 1–3, 47–49, 57–58. November 2013. doi:10.26616/NIOSHPUB2014102. Diakses tanggal 2017-03-05. 
  2. ^ Klaessig, Fred; Marrapese, Martha; Abe, Shuji (2011). Nanotechnology Standards. Nanostructure Science and Technology (dalam bahasa Inggris). Springer, New York, NY. hlm. 21–52. doi:10.1007/978-1-4419-7853-0_2. ISBN 9781441978523. 
  3. ^ "ISO/TS 80004-1:2015 - Nanotechnologies — Vocabulary — Part 1: Core terms". International Organization for Standardization. 2015. Diakses tanggal 2018-01-08. 
  4. ^ a b c Hassellöv, Martin; Readman, James W.; Ranville, James F.; Tiede, Karen (2008-07-01). "Nanoparticle analysis and characterization methodologies in environmental risk assessment of engineered nanoparticles". Ecotoxicology (dalam bahasa Inggris). 17 (5): 344–361. doi:10.1007/s10646-008-0225-x. ISSN 0963-9292. PMID 18483764. 
  5. ^ Powers, Kevin W.; Palazuelos, Maria; Moudgil, Brij M.; Roberts, Stephen M. (2007-01-01). "Characterization of the size, shape, and state of dispersion of nanoparticles for toxicological studies". Nanotoxicology. 1 (1): 42–51. doi:10.1080/17435390701314902. ISSN 1743-5390. 
  6. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :9