Lompat ke isi

Intoksikasi jengkol: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Maraton
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 6 Juli 2019 07.31

Intoksikasi jengkol atau keracunan jengkol (bahasa Inggris: djenkolism) adalah penyakit pada ginjal yang disebabkan oleh asam jengkol yang terkandung dalam biji jengkol. Penyakit ini jarang terjadi dan kejadiannya sporadis. Sesuai wilayah endemis tempat tumbuhnya jengkol, penyakit ini dilaporkan terjadi di Asia Tenggara terutama Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Tampilan klinis pada penderita intoksikasi jengkol cukup beragam, mulai dari gagal ginjal akut (acute kidney injury), sumbatan saluran kemih, dan rasa nyeri di bagian pinggang dan perut bawah dalam beberapa jam setelah mengonsumsi biji jengkol. Penyakit ini dapat menjadi fatal bila tidak tertangani dengan baik oleh tenaga medis.[1]

Epidemiologi

Penyakit ini hanya mengenai sebagai kecil orang yang mengonsumsi biji jengkol saja. Kejadinnya jarang dan tersebar secara sporadis. Penyakit ini biasa terjadi di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar, tempat tanaman ini tumbuh dan dikonsumsi. Masyarakat Asia Tenggara biasa mengonsumsinya baik dalam keadaan mentah maupun diolah dengan berbagai jenis hidangan. Tanaman ini dapat tumbuh dan panen hampir sepanjang tahun, tetapi dalam sebuah studi dilaporkan bahwa terdapat peningkatan kasus antara bulan September hingga Desember atau pada musim penghujan saat puncak musim panen jengkol.

Etiologi

Penyebab keracunan jengkol adalah asam jengkol yang terkandung dalam biji jengkol. Asam jengkol adalah sejenis asam amino non protein yang mengandung sulfu . Endapan asam jengkol membentuk kristal dengan ujung runcing yang bisa melukai pembuluh darah dan saluran kencing.

Djenkolism is a condition that affects a small proportion of people who consumes djenkol beans, resulting in acute kidney injury (AKI). T

Kasus sebuah studi meta analisis menemukan 9 artikel dengan total angka kematian sebesar 4 dari 96 kasus atau sekitar 4%. 3 dari 4 kasus kematian tersebut adalah anak-anak dan pada kondisi fasilitas kesehatan keempat kasus tersebut tidak tersedia fasilitas hemodialisis.[1]

Pencegahan terjadinya keracunan jengkol ini adalah dengan menghindari makanan dari jengkol. Penyakit ini jarang, tersebar sporadik, tidak berhubungan dengan cara memasak jengkol, dan belum tentu diderita oleh orang yang memakan makanan jengkol yang sama dengan penderita keracunan jengkol. Jengkol yang diproses dengan direbus dengan air mendidih mengurangi risiko dari keracunan jengkol karena asam jengkolat dapat hilang melalui proses ini. Diperlukan penjelasan dan edukasi mengenai tanda dan gejala kepada masyarakat umum tentang keracunan jengkol, agar masyarakat umum dapat segera menemui tenaga medis bila tanda dan gejala keracunan jengkol sudah muncul.

  1. ^ Wang, Nancy; Bunawan, Nur Chandra; Rastegar, Asghar; White, Kathleen (2014-04). "Djenkolism: case report and literature review". International Medical Case Reports Journal: 79. doi:10.2147/imcrj.s58379. ISSN 1179-142X.