Lompat ke isi

Vaksin hepatitis B: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
+ penggunaan medis
+ Keefektifan
Baris 54: Baris 54:


[[Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit]] telah mengeluarkan rekomendasi untuk vaksinasi terhadap hepatitis B pada pasien [[diabetes melitus]].<ref name="pmid22189894">{{cite journal | author= Centers for Disease Control and Prevention (CDC) | title= Use of hepatitis B vaccination for adults with diabetes mellitus: recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). | journal= MMWR Morb Mortal Wkly Rep | year= 2011 | volume= 60 | issue= 50 | pages= 1709–11 | pmid= 22189894 | doi= | pmc= | url= https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22189894 | deadurl= no | archiveurl= https://web.archive.org/web/20160920204504/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22189894 | archivedate= 2016-09-20 | df= }}</ref> [[Organisasi Kesehatan Dunia]] merekomendasikan vaksin pentavalen, menggabungkan vaksin [[difteri]], [[tetanus]], [[pertusis]], dan [[Haemophilus influenzae|''Haemophilus influenzae'' tipe B]] dengan vaksin hepatitis B. Belum ada bukti yang memadai mengenai seberapa efektif vaksin pentavalen ini jika dibandingkan dengan vaksin individual.<ref>{{cite journal |vauthors=Bar-On ES, Goldberg E, Hellmann S, Leibovici L |title=Combined DTP-HBV-HIB vaccine versus separately administered DTP-HBV and HIB vaccines for primary prevention of diphtheria, tetanus, pertussis, hepatitis B and Haemophilus influenzae B (HIB) |journal=Cochrane Database Syst Rev |volume=4 |pages=CD005530 |year=2012 |pmid=22513932 |doi=10.1002/14651858.CD005530.pub3}}</ref>
[[Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit]] telah mengeluarkan rekomendasi untuk vaksinasi terhadap hepatitis B pada pasien [[diabetes melitus]].<ref name="pmid22189894">{{cite journal | author= Centers for Disease Control and Prevention (CDC) | title= Use of hepatitis B vaccination for adults with diabetes mellitus: recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). | journal= MMWR Morb Mortal Wkly Rep | year= 2011 | volume= 60 | issue= 50 | pages= 1709–11 | pmid= 22189894 | doi= | pmc= | url= https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22189894 | deadurl= no | archiveurl= https://web.archive.org/web/20160920204504/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22189894 | archivedate= 2016-09-20 | df= }}</ref> [[Organisasi Kesehatan Dunia]] merekomendasikan vaksin pentavalen, menggabungkan vaksin [[difteri]], [[tetanus]], [[pertusis]], dan [[Haemophilus influenzae|''Haemophilus influenzae'' tipe B]] dengan vaksin hepatitis B. Belum ada bukti yang memadai mengenai seberapa efektif vaksin pentavalen ini jika dibandingkan dengan vaksin individual.<ref>{{cite journal |vauthors=Bar-On ES, Goldberg E, Hellmann S, Leibovici L |title=Combined DTP-HBV-HIB vaccine versus separately administered DTP-HBV and HIB vaccines for primary prevention of diphtheria, tetanus, pertussis, hepatitis B and Haemophilus influenzae B (HIB) |journal=Cochrane Database Syst Rev |volume=4 |pages=CD005530 |year=2012 |pmid=22513932 |doi=10.1002/14651858.CD005530.pub3}}</ref>

== Keefektifan ==
Setelah menjalani 3 vaksinasi primer, tes darah dapat dilakukan setelah selang waktu 1–4 bulan untuk menentukan apakah terdapat respons yang memadai, didefinisikan sebagai tingkat antibodi [[virus hepatitis B|anti-antigen permukaan hepatitis B]] (anti-Hbs) di atas 100 mIU/ml. Respons penuh seperti ini terdapat pada sekitar 85–90% individu.<ref name="isbn0113225288 " />

Tingkat antibodi antara 10 hingga 100 mIU/ml dianggap sebagai respons yang buruk, dan orang dengan respons ini harus menerima vaksinasi pendorong tunggal, tetapi tidak memerlukan pemeriksaan ulang lebih lanjut.<ref name="isbn0113225288 " />

Orang yang gagal merespons (tingkat antibodi anti-Hbs di bawah 10 mIU/ml) harus diuji untuk menyingkirkan infeksi hepatitis B saat itu atau pada masa lalu, dan memberikan 3 vaksinasi ulang, diikuti dengan pengujian ulang lebih lanjut 1–4 bulan setelah pemberian vaksin kedua. Mereka yang masih tidak merespons vaksinasi kedua dapat merespons dengan penyuntikan intradermal,<ref>{{Cite journal | doi = 10.1093/clinids/12.6.1035 | pmid = 2148433 | year = 1990 | author1 = King | first2 = E. M. | first3 = S. D. | first4 = M. C. | first5 = J. R. | first6 = M. B. | first7 = S. A. | first8 = F. B. | title = Comparison of the immunogenicity of hepatitis B vaccine administered intradermally and intramuscularly | volume = 12 | issue = 6 | pages = 1035–1043 | journal = Reviews of infectious diseases | last2 = Taylor | last3 = Crow | last4 = White | last5 = Todd | last6 = Poe | last7 = Conrad | last8 = Gelder}}</ref> vaksin dosis tinggi,<ref>{{Cite journal | pmid = 7759824 | year = 1995 | author1 = Levitz | first2 = B. | first3 = H. | title = Immunization with high-dose intradermal recombinant hepatitis B vaccine in healthcare workers who failed to respond to intramuscular vaccination | volume = 16 | issue = 2 | pages = 88–91 | journal = Infection Control and Hospital Epidemiology | last2 = Cooper | last3 = Regan | doi = 10.1086/647062}}</ref> atau vaksin dosis ganda dengan kombinasi dari vaksin [[hepatitis A]] dan B.<ref>{{Cite journal| first1 = K. | first2 = B.| first3 = M.| last1 = Cardell| first4 = A.| title = Excellent Response Rate to a Double Dose of the Combined Hepatitis a and B Vaccine in Previous Nonresponders to Hepatitis B Vaccine| journal = The Journal of Infectious Diseases| volume = 198| issue = 3| pages = 299–304| year = 2008| pmid = 18544037 | doi = 10.1086/589722| last2 = Åkerlind| last3 = Sällberg| last4 = Frydén}}</ref> Mereka yang masih gagal merespon akan memerlukan [[imunoglobulin]] hepatitis B (HBIG) jika nantinya terkena virus hepatitis B.<ref name="isbn0113225288" />

Respons yang buruk sebagian besar berkaitan dengan usia di atas 40 tahun, obesitas dan merokok,<ref name="pmid8254852">{{Cite journal| last1 = Roome | first1 = A. J.| last2 = Walsh| year = 1993 | first2 = S.| last3 = Cartter | first3 = M.| last4 = Hadler | first4 = J.| title = Hepatitis B vaccine responsiveness in Connecticut public safety personnel| journal = Journal of the American Medical Association| pmid = 8254852| volume = 270| issue = 24 | pages = 2931–2934| doi =10.1001/jama.270.24.2931 }}</ref> serta pecandu alkohol, terutama jika disertai penyakit hati lanjut.<ref name="pmid9316554">{{Cite journal| first1 = A.| title = Efficacy of a High and Accelerated Dose of Hepatitis B Vaccine in Alcoholic Patients a Randomized Clinical Trial| last1 = Rosman, Md| journal = The American Journal of Medicine| volume = 103| pages = 217–222| year = 1997 | doi = 10.1016/S0002-9343(97)00132-0| pmid = 9316554| last2 = Basu | first2 = P.| last3 = Galvin | first3 = K.| last4 = Lieber | first4 = C.| issue = 3 }}</ref> Pasien yang diberi imunosupresi atau menjalankan dialisis ginjal dapat merespons dengan kurang baik sehingga memerlukan dosis vaksin yang lebih besar atau lebih sering.<ref name="isbn0113225288" /> Setidaknya satu penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi hepatitis B kurang efektif pada pasien HIV.<ref>{{Cite journal| last1 = Pasricha| first1 = N.| first2 = U.| first3 = Y.| last6 = Sud| last8 = Saikia | first4 = S. | first5 = S.| first6 = A. | first7 = R.| last5 = Arora | first8 = B.| last7 = Minz | first9 = H.| last9 = Singh| journal = BMC Infectious Diseases| volume = 6| page = 65| year = 2006| last10 = James | doi = 10.1186/1471-2334-6-65| last2 = Datta| last3 = Chawla | first10 = I.| last4 = Singh| last11 = Sehgal| pmid = 16571140 | first11 = S.| title = Immune responses in patients with HIV infection after vaccination with recombinant Hepatitis B virus vaccine| pmc = 1525180 }}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 23 Januari 2018 21.41

Vaksin hepatitis B
Data klinis
Nama dagang Recombivax HB
AHFS/Drugs.com monograph
MedlinePlus a607014
Kat. kehamilan ?
Status hukum ?
Pengenal
Kode ATC J07BC01
ChemSpider none N
Data kimia
Rumus ?

Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang mencegah hepatitis B. Dosis pertama dianjurkan dalam 24 jam kelahiran dengan dua atau tiga dosis lagi diberikan setelahnya. Vaksin ini juga diberikan kepada mereka yang memiliki fungsi kekebalan tubuh buruk seperti HIV/AIDS dan mereka yang lahir prematur. Pada orang sehat imunisasi rutin menghasilkan lebih dari 95% orang yang terlindungi.[1]

Tes darah untuk memastikan bahwa vaksin telah berhasil direkomendasikan pada mereka yang berisiko tinggi. Dosis tambahan mungkin diperlukan pada orang dengan fungsi kekebalan tubuh yang buruk, tetapi tidak diperlukan oleh kebanyakan orang. Pada mereka yang telah terpapar virus hepatitis B tetapi tidak diimunisasi sebelumnya, imunoglobulin hepatitis B harus diberikan sebagai tambahan terhadap vaksin. Vaksin diberikan dengan suntikan ke dalam otot.[1]

Efek samping serius dari vaksin hepatitis B sangat jarang terjadi. Nyeri dapat terjadi pada tempat suntikan. Vaksin ini aman digunakan selama kehamilan maupun pada saat menyusui. Vaksin ini tidak berkaitan dengan sindrom Guillain–Barré. Vaksin saat ini diproduksi dengan teknik DNA rekombinan. Vaksin ini dapat tersedia sebagai vaksin tunggal atau dikombinasikan dengan vaksin lainnya.[1]

Vaksin hepatitis B yang pertama disetujui di Amerika Serikat pada tahun 1981.[2] Versi rekombinan mulai dipasarkan pada tahun 1986.[1] Vaksin ini termasuk ke dalam Daftar Obat Esensial WHO, obat-obatan paling efektif dan aman yang dibutuhkan dalam sistem kesehatan.[3] Pada 2014, harga grosir vaksin ini di negara berkembang adalah AS$0,58–13,20 per dosis.[4] Di Amerika Serikat, harga vaksin ini adalah AS$50–100.[5]

Penggunaan medis

Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HBV divaksinasi dengan vaksin hepatitis B dan disuntik dengan imunoglobulin hepatitis B (HBIG).[6] Di Amerika Serikat, vaksinasi direkomendasikan untuk hampir semua bayi pada saat lahir.[7]

Banyak negara saat ini secara rutin memvaksinasi bayi terhadap hepatitis B. Di negara-negara dengan tingkat infeksi hepatitis B yang tinggi, vaksinasi bayi baru lahir tidak hanya mengurangi risiko infeksi, tetapi juga menyebabkan penurunan kanker hati yang ditandai. Seperti yang dilaporkan di Taiwan, pelaksanaan program vaksinasi hepatitis B nasional pada tahun 1984 memiliki dampak menurunnya kejadian karsinoma hepatoseluler pada anak-anak.[8]

Di Inggris, vaksin ditawarkan kepada LSL, biasanya sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan seksual. Situasi serupa sedang beroperasi di Irlandia.[9]

Di banyak daerah, vaksinasi terhadap hepatitis B juga diperlukan untuk seluruh staf perawat kesehatan dan laboratorium.[10]

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah mengeluarkan rekomendasi untuk vaksinasi terhadap hepatitis B pada pasien diabetes melitus.[11] Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan vaksin pentavalen, menggabungkan vaksin difteri, tetanus, pertusis, dan Haemophilus influenzae tipe B dengan vaksin hepatitis B. Belum ada bukti yang memadai mengenai seberapa efektif vaksin pentavalen ini jika dibandingkan dengan vaksin individual.[12]

Keefektifan

Setelah menjalani 3 vaksinasi primer, tes darah dapat dilakukan setelah selang waktu 1–4 bulan untuk menentukan apakah terdapat respons yang memadai, didefinisikan sebagai tingkat antibodi anti-antigen permukaan hepatitis B (anti-Hbs) di atas 100 mIU/ml. Respons penuh seperti ini terdapat pada sekitar 85–90% individu.[13]

Tingkat antibodi antara 10 hingga 100 mIU/ml dianggap sebagai respons yang buruk, dan orang dengan respons ini harus menerima vaksinasi pendorong tunggal, tetapi tidak memerlukan pemeriksaan ulang lebih lanjut.[13]

Orang yang gagal merespons (tingkat antibodi anti-Hbs di bawah 10 mIU/ml) harus diuji untuk menyingkirkan infeksi hepatitis B saat itu atau pada masa lalu, dan memberikan 3 vaksinasi ulang, diikuti dengan pengujian ulang lebih lanjut 1–4 bulan setelah pemberian vaksin kedua. Mereka yang masih tidak merespons vaksinasi kedua dapat merespons dengan penyuntikan intradermal,[14] vaksin dosis tinggi,[15] atau vaksin dosis ganda dengan kombinasi dari vaksin hepatitis A dan B.[16] Mereka yang masih gagal merespon akan memerlukan imunoglobulin hepatitis B (HBIG) jika nantinya terkena virus hepatitis B.[13]

Respons yang buruk sebagian besar berkaitan dengan usia di atas 40 tahun, obesitas dan merokok,[17] serta pecandu alkohol, terutama jika disertai penyakit hati lanjut.[18] Pasien yang diberi imunosupresi atau menjalankan dialisis ginjal dapat merespons dengan kurang baik sehingga memerlukan dosis vaksin yang lebih besar atau lebih sering.[13] Setidaknya satu penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi hepatitis B kurang efektif pada pasien HIV.[19]

Referensi

  1. ^ a b c d "Hepatitis B vaccines WHO position paper" (PDF). Weekly epidemiological record. 40 (84): 405–420. 2 Oktober 2009. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2015-12-02. 
  2. ^ Moticka, Edward. A Historical Perspective on Evidence-Based Immunology. hlm. 336. ISBN 9780123983756. 
  3. ^ "WHO Model List of Essential Medicines (19th List)" (PDF). World Health Organization. April 2015. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 13 December 2016. Diakses tanggal 8 Desember 2016. 
  4. ^ "Vaccine, Hepatitis B". International Drug Price Indicator Guide. Diakses tanggal 6 Desember 2015. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Hamilton, Richart (2015). Tarascon Pocket Pharmacopoeia 2015 Deluxe Lab-Coat Edition. Jones & Bartlett Learning. hlm. 314. ISBN 9781284057560. 
  6. ^ Mast, E. E.; Margolis, H. S.; Fiore, A. E.; Brink, E. W.; Goldstein, S. T.; Wang, S. A.; Moyer, L. A.; Bell, B. P.; Alter, M. J.; Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) (2005). "A comprehensive immunization strategy to eliminate transmission of hepatitis B virus infection in the United States: recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) part 1: immunization of infants, children, and adolescents" (Free full text). MMWR. Recommendations and reports : Morbidity and Mortality Weekly Report. Recommendations and reports / Centers for Disease Control. 54 (RR–16): 1–31. PMID 16371945. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2015-09-24. 
  7. ^ "Elimination of Perinatal Hepatitis B: Providing the First Vaccine Dose Within 24 Hours of Birth". Pediatrics: e20171870. 28 Agustus 2017. doi:10.1542/peds.2017-1870. 
  8. ^ Chang, M. -H.; Chen, C. -J.; Lai, M. -S.; Hsu, H. -M.; Wu, T. -C.; Kong, M. -S.; Liang, D. -C.; Shau, W. -Y.; Chen, D. -S. (1997). "Universal Hepatitis B Vaccination in Taiwan and the Incidence of Hepatocellular Carcinoma in Children". New England Journal of Medicine. 336 (26): 1855–1859. doi:10.1056/NEJM199706263362602. PMID 9197213. 
  9. ^ "Hepatitis B vaccine". Nhs.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-28. Diakses tanggal 27 April 2017. 
  10. ^ Joint Committee on Vaccination and Immunisation (2006). "Chapter 12 Immunisation of healthcare and laboratory staff—Hepatitis B". Immunisation Against Infectious Disease 2006 ("The Green Book") (PDF) (edisi ke-3rd). Edinburgh: Stationery Office. hlm. 468. ISBN 0-11-322528-8. 
  11. ^ Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2011). "Use of hepatitis B vaccination for adults with diabetes mellitus: recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP)". MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 60 (50): 1709–11. PMID 22189894. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-20. 
  12. ^ Bar-On ES, Goldberg E, Hellmann S, Leibovici L (2012). "Combined DTP-HBV-HIB vaccine versus separately administered DTP-HBV and HIB vaccines for primary prevention of diphtheria, tetanus, pertussis, hepatitis B and Haemophilus influenzae B (HIB)". Cochrane Database Syst Rev. 4: CD005530. doi:10.1002/14651858.CD005530.pub3. PMID 22513932. 
  13. ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama isbn0113225288
  14. ^ King; Taylor, E. M.; Crow, S. D.; White, M. C.; Todd, J. R.; Poe, M. B.; Conrad, S. A.; Gelder, F. B. (1990). "Comparison of the immunogenicity of hepatitis B vaccine administered intradermally and intramuscularly". Reviews of infectious diseases. 12 (6): 1035–1043. doi:10.1093/clinids/12.6.1035. PMID 2148433. 
  15. ^ Levitz; Cooper, B.; Regan, H. (1995). "Immunization with high-dose intradermal recombinant hepatitis B vaccine in healthcare workers who failed to respond to intramuscular vaccination". Infection Control and Hospital Epidemiology. 16 (2): 88–91. doi:10.1086/647062. PMID 7759824. 
  16. ^ Cardell, K.; Åkerlind, B.; Sällberg, M.; Frydén, A. (2008). "Excellent Response Rate to a Double Dose of the Combined Hepatitis a and B Vaccine in Previous Nonresponders to Hepatitis B Vaccine". The Journal of Infectious Diseases. 198 (3): 299–304. doi:10.1086/589722. PMID 18544037. 
  17. ^ Roome, A. J.; Walsh, S.; Cartter, M.; Hadler, J. (1993). "Hepatitis B vaccine responsiveness in Connecticut public safety personnel". Journal of the American Medical Association. 270 (24): 2931–2934. doi:10.1001/jama.270.24.2931. PMID 8254852. 
  18. ^ Rosman, Md, A.; Basu, P.; Galvin, K.; Lieber, C. (1997). "Efficacy of a High and Accelerated Dose of Hepatitis B Vaccine in Alcoholic Patients a Randomized Clinical Trial". The American Journal of Medicine. 103 (3): 217–222. doi:10.1016/S0002-9343(97)00132-0. PMID 9316554. 
  19. ^ Pasricha, N.; Datta, U.; Chawla, Y.; Singh, S.; Arora, S.; Sud, A.; Minz, R.; Saikia, B.; Singh, H.; James, I.; Sehgal, S. (2006). "Immune responses in patients with HIV infection after vaccination with recombinant Hepatitis B virus vaccine". BMC Infectious Diseases. 6: 65. doi:10.1186/1471-2334-6-65. PMC 1525180alt=Dapat diakses gratis. PMID 16571140.