Fitoplasma
Phytoplasma | |
---|---|
Phyllody induced by phytoplasma infection on a coneflower (Echinacea purpurea). | |
Klasifikasi ilmiah | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Candidatus Phytoplasma
|
Species | |
"Ca. Phytoplasma allocasuarinae" |
Fitoplasma adalah mikroorganisme prokariotik (tidak mempunyai inti sel), mirip dengan bakteri tetapi tidak memiliki dinding sel; sehingga bentuknya polimorfik. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri, hanya dapat diamati dengan mikroskop elektron. Diameter fitoplasma antara 800 - 2000 nm.[1]
Penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh fitoplasma semula dianggap sebagai penyakit karena virus, karena persamaan gejala yang ditimbulkannya. Namun pada tahun 1967 Doi dkk, peneliti Jepang, membuktikan bahwa penyebabnya adalah organisme dengan morfologi dan sifat mirip dengan mikoplasma - yang telah dikenal sebagai penyebab penyakit pada hewan dan manusia - sehingga disebut organisme mirip mikoplasma (mycoplasma like organism).
Sebagai patogen tumbuhan, fitoplasma memiliki sifat berikut:
- Fitoplasma adalah parasit obligat dan melengkapi siklus hidupnya dalam jaringan inang.
- Fitoplasma menginfeksi jaringan floem inang.
- Penularan dari tumbuhan sakit ke tumbuhan sehat dengan perantaraan vektor (penular) berupa serangga pengisap cairan/sap, misalnya wereng.
Contoh Penyakit tumbuhan karena fitoplasma: sapu pada kacang tanah, sapu pada kedelai (kedua penyakit ditularkan oleh serangga Orosius argentatus), filodi (mahkota bunga menjadi berwarna hijau) pada tapak dara (Catharantus roseus).
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Shweta, Kumari (Juni 2019). "Global Status of Phytoplasma Diseases in Vegetable Crops". Frontiers in Mycrobiology. 10: 1–2. doi:10.3389/fmicb.2019.01349. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-07-22. Diakses tanggal 2020-11-27.