Lompat ke isi

Prasasti Katiden I

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Prasasti Katiden I merupakan prasasti dikeluarkan pada zaman Kerajaan Majapahit, khususnya pada masa pemerintahan Wikramawardhana atau Bhra Hyang Wisesa (1389-1429 M). Secara garis besar, isi prasasti itu menegaskan perintah sang kakek, Sri Wijayarajasa, untuk mencintai lingkungan di wilayah Katiden, yang kini merupakan nama desa di wilayah Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

Secara fisik, Prasasti Katiden I dituliskan pada suatu lempeng tembaga yang berukuran 35,7 cm x 9,7 cm. Prasasti ini menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno. Ada lima baris pada bagian depan, dan satu baris pada bagian belakangnya. Pada prasasti ini tertulis penanggalan bulan kesembilan atau bulan Caitra tahun 1314 Saka. Menurut perhitungan L. Ch. Damais jatuh antara tanggal 24 Maret dan 22 April 1392 M.

Alih Aksara[sunting | sunting sumber]

1a.

1. //iku wruhane si para same saluraḥ katiḍen. makaṅūni para waddhaṇa ring lumpang. ye

2. n andikaninong . dene si para same ri katiḍen. i rehane wnangṅā hanumbaka buro

3. n tan dosaha yen amaṅan tanĕm tuwuhe hawalĕra sabhumī ri katiḍen hi ṅong

4. hamagĕhakĕn handikanira sira sang mokta ri kŗttabhuwana wnang hanumbaka yen amanan tanĕ

5. m tuwuhe. sawarṇnani buron tan dosaha. karājamūdra yen wus kawaca kagughona

1.b.

1. dene si para same ri katiḍen pihagĕmane. titi ka 9. śaka. 1314. //0//

Terjemahan :

1a.

1. Itu supaya diketahui penduduk di kelurahan Katiḍen, demikian pula para waddhana di Lumpang.

2. Demikian perintahku kepada penduduk di Katiḍen. Oleh karena diperbolehkan menombak (binatang) buruan

3. (dan) tidak (merupakan suatu) dosa jika (binatang tersebut) memakan tanaman larangan yang tumbuh di seluruh bumi Katiḍen. Aku

4. meneguhkan perintahnya yang moksa di Kŗttabhuwana (yang berbunyi: penduduk Katiḍen dan para waddhana di Lumpang) diperbolehkan menombak (binatang buruan) jika (binatang tersebut) memakan tanaman.

5. (yang) tumbuh. (menombak) berbagai macam (binatang) buruan bukan (merupakan suatu) dosa. Keputusan raja jika telah dibaca dipatuhi hendaknya

1.b.

1. oleh penduduk di Katiḍen (dan) dipegang teguh. (Keputusan ini dikeluarkan pada) bulan ke-9 tahun Śaka 1314.

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. Prasasti Katiden – Titi Surti Nastiti

2. Dari Pura Kanjuruhan Menuju Kabupaten Malang – Habib Mustopo

3. Tafsir Baru Kesejarahan Ken Angrok – Suwardono