Museum Gubug Wayang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Museum Gubug Wayang adalah museum khusus yang menampilkan seni, budaya, dan etnografi. Letak museum di Kota Mojokerto. Perintisan museum berawal dari sebuah komunitas-komunitas di Pulau Jawa yang serius dalam pelestarian seni dan budaya. Pada 15 Agustus 2015, perintisan Museum Gubung Wayang pertama kali diawali dengan membentuk sanggar dan galeri seni budaya. Luas Sanggar Gubug Wayang awalnya hanya berukuran 3×3 m2. Sanggar kemudian berkembang sehingga mempunyai 12 cabang sanggar dengan fokus seni dan budaya yang berbeda-beda. Pada tahun 2017, Sanggar Seni dan Galeri Budaya Museum Gubung Wayang berganti nama menjadi Museum Gubug Wayang. Bangunan museum ini menempati sebuah gedung peninggalan Hindia Belanda yang dibangun pada tahun 1912. Gedung tersebut dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan kain dan sarang burung walet. Museum Gubug Wayang berada dalam kepemilikan Sendjojo Njoto. Saat ini Museum Gubug Wayang memiliki program Temporary Museum yang sudah berkerjasama dengan Universitas Surabaya, Universitas Ciputra, Universitas dan Sekolah Binus. Serta memiliki koleksi artefak yang diletakan di Rumah dinas/kerja Walikota Mojokerto, Rumah dinas/kerja Bupati Ponorogo, bahkan di Hotel Grand Mercure Malang Mirama. Jenis koleksi yang dipamerkan berupa wayang, topeng, terakota, keris, wayang Si Unyil, dan mainan tradisional. Museum ini beralamat di Jalan R.A Kartini Nomor 23, Kauman, Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur.[1]

Informasi Umum[sunting | sunting sumber]

Tiket Masuk[sunting | sunting sumber]

Tiket masuk untuk pengunjung Museum Gubug Wayang dibedakan menjadi tiga kategori. Kategori pertama, para pelajar yang ingin berkunjung ke museum ini dikenakan biaya sebesar Rp 25.000/orang. Kategori kedua utnuk umum atau mahasiswa, yang dikenakan biaya sebesar Rp 30.000/orang. Ketegori ketiga bagi wisatawan mancanegara, yang dikenakan tarif sebesar Rp50.000/orang.[2]

Jam Operasional[sunting | sunting sumber]

Waktu kunjungan untuk Museum Gubug Wayang yaitu[2]:

  • Selasa, 09:00 - 20:00
  • Rabu, 09:00 - 20:00
  • Kamis, 09:00 - 20:00
  • Jumat, 09:00 - 20:00
  • Sabtu, 09:00 - 20:00
  • Minggu, 09:00 - 20:00

Para pengunjung yang ingin datang ke Museum Gubug Wayang secara berkelompok, diwajibkan untuk reservasi minimal seminggu sebelum kedatangan.[2]

Koleksi[sunting | sunting sumber]

Museum Gubug Wayang memiliki koleksi hingga 9.800 koleksi yang terdiri atas wayang, gamelan, pusaka asli Indonesia, topeng, alat musik tradisional, hingga mainan anak-anak. Para pengunjung disuguhkan dengan patung Pak Raden seniman yang menciptakan tokoh Si Unyil.[3]

Pada lantai satu, terdapat sejumlah besar pusaka asli Indonesia seperti keris dan tombak yang dipamerkan. Contohnya adalah Keris Puser Wengkon Isen, Melati Saronce, Ceplok, Ceplok Wengkong, Sodo Sakler, Tunggak Semi, Ombak Segoro, Tri Warna, Bulu Ayam, Sepang, Sisik Sewu, Parung Sari, Lar Sak Ukel, Setan Kober Pajajaran, Bindo Segodo, Broto Sewu, dan Keris Junjung Derajat. Selain itu, ada juga Tombak Trisula Bali, Dwi Sula, Lok 7 Bali, Bali Lurus, dan Mojopahit Pamor Bulu Ayam. Para pengunjung akan terpesona oleh kumpulan pertunjukan wayang kulit lengkap dengan figur dalang dan alat musik gamelan. Di belakangnya, ada rangkaian boneka yang menggambarkan semua karakter cerita anak-anak dari Si Unyil, yang dibuat oleh Pak Raden. Panggung pertunjukan Si Unyil juga dipamerkan di museum ini.[3]

Koleksi Wayang[sunting | sunting sumber]

Museum Gubuk Wayang menawarkan pengalaman menyelami khazanah budaya Indonesia yang kaya. Koleksinya meliputi:

  • Berbagai jenis wayang golek: Hanoman, Gocinda, Odol, Punokawan dari Bandung dan Karawang, serta tokoh spesial seperti Mahatma Gandhi dan Punokawan Bogor.[3]
  • Wayang kulit: Koleksi dari Cirebon dan Solo, termasuk Wayang Kulit Wali Songo yang bercerita tentang wali penyebar agama Islam dan wayang kulit dengan tema dagelan (lucu).[3]
  • Wayang lainnya: Wayang Bobo dan Wayang Thengul dari Bojonegoro dengan bentuk 3 dimensi yang unik, serta Wayang Wahyu hasil karya Pastur Adisoedjono.[3]
Artefak[sunting | sunting sumber]
  • Koleksi kaset dari zaman dulu hingga modern, yang merekam perkembangan media hiburan.[3]
  • Kitab Lontar Dharma Patanjala, naskah kuno yang bernilai sejarah.[3]
  • 27 boneka asli tokoh Si Unyil buatan Pak Raden atau Suyadi, tokoh legendaris di dunia anak-anak.[3]
  • Foto para seniman Indonesia, yang turut melestarikan budaya.[3]
  • Permainan tradisional umbulan wayang, lengkap dengan peralatan pembuatannya.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 116. ISBN 978-979-8250-67-5. 
  2. ^ a b c Noorca, Dhafintya. "Museum Gubug Wayang Mojokerto: Lokasi, Harga Tiket dan Koleksi". IDN Times Jatim (dalam bahasa In). Diakses tanggal 2024-05-28. 
  3. ^ a b c d e f g h i j Budianto, Enggran Eko. "Museum Gubuk Wayang Mojokerto, Koleksinya Pas Banget untuk Wisata Edukasi". detikjatim. Diakses tanggal 2024-05-28.