Kebudayaan hibrida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kebudayaan hibrida adalah pencampuran berbagai jenis kebudayaan yang kemudian membentuk perkembangan kepribadian anak. Sifat kebudayaan hibrida adalah menghilangkan identitas kelompok etnik dan mengutamakan kebudayaan yang bersifat global. Kebudayaan hibrida terbentuk dan berkembang pada individu-individu yang mengikuti kebudayaan yang berlaku secara global dan berpandangan materialisme. Kebudayaan hibrida umumnya terbentuk dalam masyarakat yang hidup di daerah metropolitan. Dampak yang dihasilkan oleh kebudayaan hibrida adalah mengurangi etnosentrisme den mempercepat globalisasi.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ H.A.R., Tilaar (2012). Kaleidoskop Pendidikan Nasional: Kumpulan Karangan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 27. ISBN 978-979-709-655-7.