Derbi Super Jawa Timur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Derbi Super Jawa Timur
Suasana Stadion Gelora Bung Tomo pada pertandingan Derbi Super Jawa Timur di Liga 1 antara Persebaya melawan Arema FC, 6 Mei 2018.
Arema FC
Persebaya
Nama asliDerbi Jawa Timur
OlahragaSepak bola
LokasiMalang & Surabaya
(Provinsi Jawa Timur)
Tim terlibat
Pertemuan pertama
Pertemuan termutakhir
Pertemuan selanjutnyaPersebaya vs Arema FC
belum ditentukan[2]
PenyiarIndosiar & Vidio
Stadion
Piala
Statistik
Penampilan terbanyakBejo Sugiantoro
Rekor pertemuanLihat tabel dibawah
StatusAktif
Turnamen
Pertandingan dengan gol terbanyakPersebaya 6-1 Arema Malang
Catatan
Derbi Super Jawa Timur di Surabaya dan Malang
Arema FC
Arema FC
Persebaya
Persebaya
Lokasi markas Arema FC, dan Persebaya di Jawa Timur dan Indonesia
Derbi Super Jawa Timur di Provinsi Jawa Timur
Arema FC
Arema FC
Persebaya
Persebaya
Lokasi markas Arema FC, dan Persebaya di Jawa Timur dan Indonesia
Derbi Super Jawa Timur di Jawa
Arema FC
Arema FC
Persebaya
Persebaya
Lokasi markas Arema FC, dan Persebaya di Jawa Timur dan Indonesia
Derbi Super Jawa Timur di Indonesia
Arema FC
Arema FC
Persebaya
Persebaya
Lokasi markas Arema FC, dan Persebaya di Jawa Timur dan Indonesia

Derbi Super Jawa Timur adalah sebuah pertandingan derbi sepak bola antara sesama klub asal provinsi Jawa Timur, yaitu Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Rivalitas yang terjadi antara keduanya merupakan representasi dari persaingan dua kota besar di Jawa Timur, Malang dan Surabaya. Pertandingan derbi pertama terjadi pada 29 Agustus 1992 antara Persebaya vs Arema Indonesia (dahulu dikenal dengan nama Arema Malang) di ajang turnamen Piala HUT Arema Malang di Malang, Jawa Timur.[1] Sedangkan pertemuan pertama Persebaya dan Arema setelah era dualisme Liga Indonesia terjadi pada 2 Maret 2018 pada ajang Piala Gubernur Kaltim 2018 di Samarinda.[3]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Arema FC, dan Persebaya Surabaya merupakan dua klub yang berbeda generasi, Arema berdiri pada tahun 1987 yang kemudian mengalami dualisme sehingga menciptakan Arema FC dan Arema Indonesia pada tahun 2011[4] dan Persebaya berdiri sejak tahun 1927. Perseteruan antara dua kubu ini adalah lebih kepada persaingan dan gengsi demi menunjukkan siapa yang terbaik di provinsi Jawa Timur.

Atmosfer pada awal pertemuan pertama antara Arema Malang vs. Persebaya hanya biasa-biasa saja, karena Persebaya dan Arema Malang berada pada habitat yang berbeda, Persebaya yang merupakan tim sepak bola milik Pemerintah Kota Surabaya berkompetisi di Divisi Utama Perserikatan, sedangkan Arema Malang yang merupakan klub swasta berkompetisi di Galatama.

Awal perseteruan klub sepak bola dua kota bertetangga Surabaya dan Malang ini sebenarnya bukan antara Arema dan Persebaya, karena secara tradisi, pesaing Persebaya di Jawa Timur adalah Persema Malang yang merupakan sesama klub Perserikatan. Sementara saingan Arema sesama klub Galatama adalah NIAC Mitra, klub asal Surabaya yang kemudian bertransformasi menjadi Mitra Surabaya.[5]

Kondisi tersebut berubah sejak kompetisi Divisi Utama Perserikatan dan Galatama dilebur menjadi kompetisi Liga Indonesia pada tahun 1994. Pada masa itu, masih ada Persema dan Mitra Surabaya (suksesor NIAC Mitra). Tetapi basis pendukung yang lebih banyak di Persebaya dan Arema membuat persaingan akhirnya mengerucut ke kedua tim tersebut.

Saat prestasi Arema lebih bagus dari prestasi Persema dan ditambah lagi Mitra Surabaya yang akhirnya bubar, suporter Malang dan Surabaya makin fokus mendukung Arema dan Persebaya. Karena panasnya suasana persaingan, ketika kompetisi Liga Indonesia masih menggunakan sistem dua wilayah Timur dan Barat, Arema dan Persebaya sengaja dipisahkan ke wilayah yang berbeda, tujuannya adalah untuk menghindari bentrokan suporter jika terjadi pertandingan antara Arema vs Persebaya.

Ketika kompetisi tak lagi memakai sistem dua wilayah dan kedua tim dapat bertemu secara kandang maupun tandang, guna menghindari gesekan dan bentrok antar suporter, hingga kini peraturan kesepakatan bersama yang dibuat pada tahun 1988 yang melarang kedua suporter untuk saling mengunjungi masih diberlakukan.[6]

Peristiwa yang mengiringi[sunting | sunting sumber]

Konser Kantata Takwa[sunting | sunting sumber]

Pada 23 Januari 1990, Iwan Fals meluncurkan album Kantata Takwa di Stadion Tambaksari, markas Persebaya sebelumnya. Di 30 menit pertama konser ini, para penggemar Bonek sempat kesal karena area festival ditempati Aremania yang membuat yel-yel pro Arema. Meski begitu, Aremania tetap berusaha mempertahankan diri di area festival, meski Bonek berusaha mengusir Aremania dari konser. Setelah konser berakhir, kerusuhan pecah di luar stadion, yang terus terjadi hingga stasiun kereta Gubeng.[butuh rujukan]

Tur Sepultura di Indonesia[sunting | sunting sumber]

Pada Juli 1992, Sepultura, band heavy metal asal Brazil, mengikuti rangkaian konser tur dunia di Indonesia dengan menggelar roadshow di Jakarta dan Surabaya. Roadshow Surabaya diselenggarakan di Stadion Tambaksari, tempat konser Iwan Fals dua tahun sebelumnya. Sebagai balasan atas konser Iwan Fals, para suporter Bonek menduduki area festival dan menghalau kedatangan Aremania dari Stadion Tambaksari untuk menyaksikan konser tersebut. Kerusuhan juga terjadi di luar stadion.[butuh rujukan]

Insiden Nurkiman[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 26 Desember 1995 saat Liga Indonesia musim 1995-96, Persebaya melakoni laga tandang melawan Persema Malang di Stadion Gajayana, Malang. Pertandingan berakhir dengan skor imbang, 1-1. Dalam perjalanan pulang ke Surabaya, suporter Persema, Ngalamania, melempari bus Persebaya dengan batu. Batu-batu itu merusak kaca spion bus, mengakibatkan mata kiri buta permanen bagi Nurkiman, gelandang serang Persebaya. Peristiwa itu akhirnya membuat Nurkiman kehilangan penglihatan buat selamanya dan ia harus pensiun dini sebagai pemain, yang memengaruhi kemenangan mereka pada musim 1996/1997.[7]

Kasus Asusemper[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 4 September 2006, leg kedua perempat final Piala Indonesia antara Persebaya melawan Arema di Stadion Tambaksari berakhir dengan skor imbang 1-1, tersingkirnya Persebaya dari semifinal karena klub tersebut kalah pada leg sebelumnya yang digelar di Malang.

Hal ini mengakibatkan kerusuhan yang disebut sebagai "Asusemper" ("Amuk Suporter Empat September" - "Kerusuhan Suporter Empat September"), salah satu kerusuhan supporter terbesar dalam sejarah sepak bola Jawa Timur dan Indonesia, hingga Tragedi Stadion Kanjuruhan 2022. Dalam kerusuhan itu, Bonek membakar tiga mobil, dan melukai 14 orang dalam kerusuhan termasuk 13 petugas polisi.[8]

Bentrokan 7 Maret 2013[sunting | sunting sumber]

Kejadian pada kamis sore 7 Maret 2013 terjadi luar Stadion Petrokimia, Gresik. 9 remaja beratribut Bonek diserang oleh ratusan Aremania dengan batu dan potongan pipa. Penyerangan itu dilakukan sebelum kick off pertandingan antara Persegres Gresik United vs Arema FC digelar. Dalam insiden itu, satu orang Bonek tewas dan tiga lainya mengalami luka parah.[9]

Kerusuhan 5 Mei 2014[sunting | sunting sumber]

Bentrokan antara Bonek dan Aremania terjadi pada kamis malam tanggal 5 Mei 2014 di Jalan Tol Surabaya-Gresik tepatnya di ruas Tol Simo, Surabaya. ketika itu rombongan Aremania yang hendak pulang kembali ke Malang dari Gresik setelah menonton pertandingan antara Persegres Gresik United melawan Arema FC dihadang oleh ratusan suporter Bonek. Kerusuhan pun tak dapat dihindarkan, dalam kerusuhan ini 18 suporter Aremania mengalami luka-luka dan 3 orang meninggal dunia. Bonek beralasan bahwa penyerangan terhadap Aremania ini adalah balasan atas meninggalnya seorang Bonek pada 7 Maret 2013 yang lalu di Gresik.[10]

Kerusuhan 19 Desember 2015[sunting | sunting sumber]

Kali ini bentrokan antara Aremania dan Bonek kembali terjadi tepatnya di wilayah kecamatan Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah, pada Sabtu pagi 19 Desember 2015. Bentrokan tersebut terjadi ketika rombongan Aremania yang menaiki bus pariwisata melintasi wilayah Sragen dalam perjalanan menuju Sleman, DI Yogyakarta untuk mendukung tim Arema pada lanjutan turnamen Piala Sudirman. Secara kebetulan, rombongan Bonek sebanyak empat truk yang juga hendak menuju Sleman berada di lokasi yang sama.

Kerusuhan pun pecah. Ratusan Bonek melempari bus Aremania dengan batu. Insiden ini menyebabkan 3 orang meninggal dunia, dua orang Aremania dan seorang pengemudi mobil yang memakai atribut Aremania.[11]

Tragedi Stadion Kanjuruhan 2022[sunting | sunting sumber]

Insiden paling mematikan dalam sejarah Derbi Super Jawa Timur terjadi di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, saat Persebaya memenangkan Arema 3-2 di penghujung pertandingan. Setelah polisi mengambil tindakan keras terhadap beberapa penonton yang berfoto dengan pemain Arema,[12][13] sekitar 3.000 suporter Arema menyerbu lapangan dan membuat kekacauan di sepanjang jalan, menyebabkan pemain Persebaya bersembunyi di dalam kendaraan pribadi lapis baja polisi sebelum mereka bisa meninggalkan stadion.[14] Polisi menangani situasi dengan menggunakan gas air mata untuk membubarkan para penggemar, tetapi situasi memburuk ketika gas air mata terjebak dalam kondisi angin, membuat sesak napas para penggemar Arema yang menyerbu lapangan.[15] Menurut akun resmi polisi, gas air mata menyebabkan para penggemar Arema bergegas ke satu titik keluar, mengakibatkan terinjak-injak dan sesak napas lebih lanjut di sepanjang jalan.[16]

Laporan awal menyebutkan bahwa bencana tersebut menyebabkan 182 korban jiwa,[17] laporan kemudian menunjukkan 131 korban jiwa,[18] dan laporan akhir dari Muhadjir Effendy menunjukkan bahwa jumlah korban tewas adalah 125.[19] Namun, menurut Posko Pos Mortem Crisis Center Pemkab Malang, jumlah korban jiwa awalnya 133, tetapi laporan akhir mereka menyatakan bahwa jumlah kematian akhir adalah 131.[20] Korban yang dikonfirmasi dari laporan polisi adalah 125 penggemar Arema dan 2 petugas polisi Indonesia.[21][22][23][24] Sekitar 180–310 lainnya terluka akibat bencana dalam laporan awal, tetapi laporan Effendy menyimpulkan bahwa 323 lainnya terluka dalam bencana, termasuk 21 dalam kondisi serius.

Akibat bencana ini, semua pertandingan Liga 1 awalnya ditangguhkan selama seminggu, tetapi diperpanjang menjadi 2 minggu dengan penambahan pertandingan Liga 2,[25][26][27] sampai tim pencari fakta bersama memutuskan untuk menangguhkan semua liga PSSI sampai persetujuan presiden tentang normalisasi disetujui.[28] Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melarang Arema menjadi tuan rumah pertandingan kandang hingga akhir musim,[29] dengan larangan seumur hidup lebih lanjut dari Komisi Disiplin PSSI kepada panitia penyelenggara pertandingan Arema FC, Abdul Haris dan petugas keamanan Arema, Suko Sutrisno dikeluarkan. Selain itu, Arema juga dilarang mengadakan pertandingan dengan penonton sebagai tuan rumah, dan pertandingan mereka harus diadakan jauh dari home base Malang juga dikeluarkan.[30] Presiden Indonesia Joko Widodo menginstruksikan asosiasi untuk menangguhkan semua pertandingan Liga 1 sampai "evaluasi peningkatan prosedur keamanan" dilakukan.[31] Keputusan untuk menggelar pertandingan oleh penyelenggara Liga 1 disepakati oleh pemegang saham.[32][33] Santunan bagi korban yang terkena dampak bencana ini diberikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dengan santunan untuk kerabat yang meninggal sebesar 10 juta rupiah, dan korban luka-luka sebesar 5 juta rupiah.[34]

Penyelidikan terhadap POLRI dilakukan pasca bencana: penggunaan gas air mata oleh polisi juga dicermati oleh Komnas HAM dan Wakil Ketua Komisi III DPR-RI Ahmad Sahroni karena penggunaannya dilarang menurut FIFA, dengan permintaan lebih lanjut dari Sahroni kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindak tegas petugas yang bertanggung jawab atas penggunaan gas air mata.[35][36][37] Menanggapi permintaan mereka, Kapolres membela penggunaannya, mengutip ancaman yang dilakukan oleh perusuh kepada pemain dan tim resmi, namun mereka juga menyatakan bahwa mereka akan mengevaluasi penggunaan gas air mata.[38][39] Tim pencari fakta gabungan yang diketuai Menko Polhukam Mahfud MD dan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali juga dibentuk, namun tidak ada satupun dari PSSI yang bergabung.[40][41][42]

Proses hukum dari organisasi pihak ketiga juga dikeluarkan: Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), dan Indonesian Police Watch (IPW) memerintahkan untuk memberhentikan Kapolres Malang, Ajun Komisaris Besar Ferli Hidayat, dengan seruan lebih lanjut untuk memecat Kapolres Jatim Irjen Nico Afinta di pihak ISESS, dan permintaan Afinta untuk membawa penyelenggara pertandingan ke pengadilan di pihak IPW.[43][44] Akibatnya, Prabowo memberhentikan Hidayat dan 9 perwira dari Korps Brimob Jawa Timur pada 3 Oktober 2022.[45]

Pemain di kedua tim[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah pemain sepak bola yang pernah bermain untuk Arema Indonesia/Arema FC maupun Persebaya.[46][47][48]

Catatan:

Arema Indonesia / Arema FC ke Persebaya[sunting | sunting sumber]

Pemain Arema Indonesia Persebaya
Indonesia Aji Santoso 1987-1995 1995-1999
Indonesia Khusnul Yuli 2001, 2011-12 2011
Indonesia Erol Iba 2005-2006 2010-2013
Indonesia Kurnia Sandy 2003-2006 2008-2009
Nigeria Bob Bamidelle 2001-2002 2005
Liberia Anthony Ballah 2006-2007 2007-2009
Chili Patricio Morales 2009 2010
Pemain Arema FC Persebaya
Mali Makan Konaté 2019 2020
Indonesia Samsul Arif 2013-2015 2020
Indonesia Ahmad Nufiandani 2015 2022
Indonesia Raphael Maitimo 2016-2017 2018
Indonesia Reky Rahayu 2018 2018
Indonesia Muhammad Nasir 2017-2019 2020
Indonesia Mochammad Zaenuri 2017-2018 2022-
Indonesia Rivaldi Bawuo 2018-19 2021
Indonesia Mikael Tata 2023 2023

Persebaya ke Arema Indonesia / Arema FC[sunting | sunting sumber]

Pemain Persebaya Arema Indonesia
Indonesia Totok Anjik 1989 1992
Indonesia Bagong Iswahyudi 1992,1994 1993
Indonesia Ahmad Junaidi 1994-1995, 2002 2001
Indonesia I Putu Gede 1994-1996, 2008 1999-2001
Indonesia Harianto 1996 1999
Indonesia Sutaji 1996-1997 2004-2008
IndonesiaSuroso 2001-2002 2007-2009, 2014-2015
Indonesia Erik Setiawan 2002 2008-2009
Indonesia Rahmat Affandi 2003-2004 2009-2010
Indonesia Hamka Hamzah 2000-2003 2016-2017, 2018-2019
Indonesia Ranu T. Sasongko 2004-2006 2008-2009
Indonesia M. Khoiful Ajid 1994-1996 1997-1999
Indonesia Hendro Kartiko 2004-2005 2006-2008
Indonesia Gendut Doni 2004-2005 2005-2006
Australia Andrew Barisić 2011-2012 2012
Pemain Persebaya Arema FC
Indonesia Arif Ariyanto 2005-2011 2011- 2012
Indonesia Sutikno 2005 2011- 2012
Makedonia Utara Goran Ganchev 2013 2016
Indonesia Riky Kayame 2017-2018 2019

Rekor pertemuan[sunting | sunting sumber]

Arema Indonesia vs Persebaya[sunting | sunting sumber]

No. Kompetisi Tanggal Tuan rumah Skor Stadion Kota
1 Piala HUT Arema Malang[1] 29 Agustus 1992 Arema Malang 2-0 Gajayana Malang
2 Piala Utama 1992[a] 25 Oktober 1992 Arema 2-1 Andi Mattalatta[b] Makassar
3 Liga Dunhill 1994-95 29 Maret 1995 Arema Malang 1-0 Gajayana Malang
4 30 April 1995 Persebaya 3-2 Gelora 10 November Surabaya
5 Liga Dunhill 1995-96
-
Persebaya 3-0 Gelora 10 November Surabaya
6
-
Arema Malang 3-0 Gajayana Malang
7 Liga Kansas 1996-97 19 Februari 1997 Arema 1-1 Gajayana Malang
8 26 Maret 1997 Persebaya 6-1 Gelora 10 November Surabaya
9 Liga Kansas 1997-98 16 November 1997 Persebaya 0-0 Gelora 10 November Surabaya
10 12 April 1998 Arema Malang 0-0 Gajayana Malang
11 Liga Bank Mandiri 1999-2000 19 Maret 2000 Persebaya 1-0 Gelora 10 November Surabaya
12 10 Mei 2000 Arema Malang 1-0 Gajayana Malang
13 Liga Bank Mandiri 2001 18 Januari 2001 Persebaya 1-0 Gelora 10 November Surabaya
14 18 Juli 2001 Arema Malang 1-0 Gajayana Malang
15 Piala Gubernur Jawa Timur 2002 22 Desember 2002[49] Arema Malang 1-2 Gelora Delta Sidoarjo
16 Piala Indonesia 2006 1 September 2006 Arema Malang 1-0 Kanjuruhan Malang
17 4 September 2006 Persebaya 0-0 Gelora 10 November Surabaya
18 Liga Djarum 2007 13 Februari 2007 Arema Malang 2-1 Kanjuruhan Malang
19 30 Desember 2007 Persebaya 1-1 Gelora 10 November Surabaya
20 Djarum ISL 2009-10 16 Januari 2010 Persebaya 2-0 Gelora 10 November Surabaya
21 21 Februari 2010 Arema Malang 1-0 Kanjuruhan Malang
22 Liga Primer Indonesia 2012 4 Maret 2012 Persebaya 1927[c] 2-1 Gelora Bung Tomo Surabaya
23 14 Juli 2012 Arema Indonesia[d] 2-1 Gajayana Malang
24 Liga Primer Indonesia 2013 23 Juni 2013 Arema Indonesia 2-1 Gajayana Malang

Arema FC vs Persebaya[sunting | sunting sumber]

No. Kompetisi Tanggal Tuan rumah Skor Stadion Kota
1 Piala Gubernur Kaltim 2018 2 Maret 2018 Arema FC 2-0 Palaran Samarinda
2 Gojek Liga 1 2018 6 Mei 2018 Persebaya 1-0 Gelora Bung Tomo Surabaya
3 6 Oktober 2018 Arema FC 1-0 Kanjuruhan Malang
4 Final piala presiden 2019 leg-1 9 April 2019 Persebaya 2-2 Gelora Bung Tomo Surabaya
5 Final piala presiden 2019 leg-2[50] 12 April 2019 Arema FC 2-0 Kanjuruhan Malang
6 Shopee Liga 1 2019 15 Agustus 2019 Arema FC 4-0 Kanjuruhan Malang
7 12 Desember 2019 Persebaya 4-1 Batakan Balikpapan
8 Piala Gubernur Jatim 2020 18 Februari 2020 Persebaya 4-2 Soeprijadi Blitar
9 BRI Liga 1 2021 6 November 2021 Arema FC 2–2 Manahan Surakarta
10 23 Februari 2022 Persebaya 1–0 Kapten I Wayan Dipta Gianyar
11 BRI Liga 1 2022 1 Oktober 2022 Arema FC 2–3 Kanjuruhan Malang
12 11 April 2023 Persebaya 1-0 PTIK Jakarta Selatan
13 BRI Liga 1 2023-24 23 September 2023 Persebaya 3-1 Gelora Bung Tomo Surabaya
14 27 Maret 2024 Arema FC 0-1 Kapten I Wayan Dipta Gianyar

Head to head[sunting | sunting sumber]

Tim Menang Seri
Arema Indonesia 11 5
Persebaya 8

Terakhir diperbarui: 23 Juni 2013
Sumber: [1][50]
Rekor pertemuan dihitung untuk semua kompetisi (Liga, turnamen resmi, turnamen pra-musim).

Tim Menang Seri
Arema FC 4 2
Persebaya 8

Terakhir diperbarui: 27 Maret 2024
Sumber: [1][50]
Rekor pertemuan dihitung untuk semua kompetisi (Liga, turnamen resmi, turnamen pra-musim).

Prestasi[sunting | sunting sumber]

Kompetisi
Arema FC

Arema Indonesia

Persebaya
Domestik
Liga[e] - 1 2
Divisi Satu/Liga 2 - 1 3
Piala Presiden 3 1 -
Piala Indonesia - 2 -
Inter Island Cup (dihentikan) 1 - -
Piala Utama (dihentikan) - - 1
Galatama-Perserikatan - 1 4
Agregat 4 6 10

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Piala Utama merupakan turnamen baru yang diciptakan oleh PSSI pada tahun 1990, Kompetisi ini mempertemukan masing-masing empat klub terbaik dari dua kompetisi PSSI yaitu Galatama dan Perserikatan.
  2. ^ PSM Makassar sebagai tuan rumah group A Piala Utama 1992
  3. ^ Persebaya 1927 adalah klub Persebaya yang diketuai Saleh Ismail Mukadar, klub pada era dualisme Persebaya dan merupakan klub Persebaya Surabaya saat ini.
  4. ^ Arema IPL adalah klub Arema dibawah PT Arema Indonesia pimpinan M. Nur dan merupakan embrio klub Arema Indonesia yang bermain di Liga 3 saat ini.
  5. ^ Dihitung mulai kompetisi Liga Indonesia 1994

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g "Head to Head Arema FC vs Persebaya". wearemania.net. 3 Nov 2021. Diakses tanggal 10-11-2021. 
  2. ^ "Jadwal Liga 1 2022/2023 – Pekan 28". PT. LIB. 
  3. ^ "Arema FC Melaju ke Final Piala Gubernur Kaltim 2018". riautribune.com. 3 Maret 2018. Diakses tanggal 10-11-2021. 
  4. ^ "Kisruh PSSI, Dualisme Arema, dan Tak Ada Saham Yayasan di Arema FC". Tirto.id. 19 Maret 2018. Diakses tanggal 25-10-2021. 
  5. ^ "Arema vs Persebaya: persaingan abadi". bola.com. Diakses tanggal 30/09/2019. 
  6. ^ "Larangan awaydays kedua suporter tetap berlaku". jawapos.com. 8 April 2019. Diakses tanggal 30/09/2019. 
  7. ^ Kisah tragis mantan pemain Persebaya. bola.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
  8. ^ Bambang, ed. (4 September 2006). "Bonek Bakar Tiga Mobil dan Rusak Stadion". ANTARA News. 
  9. ^ Bonek bentrok dengan Aremania, 1 tewas Diarsipkan 2019-06-21 di Wayback Machine.. surabayapagi.com. 9 Maret 2013. Diakses tanggal 30/09/2019.
  10. ^ Bonek vs Aremania, 3 orang meninggal dunia. simomot.com. 6 Juni 2014. Diakses tanggal 30/09/2019.
  11. ^ Bonek vs Aremania di Sragen, 2 tewas. merdeka.com. Diakses tanggal 30/09/2019
  12. ^ "Aremania Bantur: Kronologi Tragedi Kanjuruhan Dipicu dari Minta Foto". Olahraga. CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-10-05. 
  13. ^ Rachmawati, ed. (2022-10-05). "Menit-menit Mematikan di Stadion Kanjuruhan, Jeritan Penonton di Tengah Lautan Asap Gas Air Mata". Kompas.com. Kompas Cyber Media. Diakses tanggal 2022-10-05. 
  14. ^ Rahayu, Suci (2022-10-01). Idris, Firzie A., ed. "Kericuhan di Kanjuruhan, Pemain Arema FC Bantu Evakuasi Korban". Kompas.com. Kompas Cyber Media. Diakses tanggal 2022-10-02. 
  15. ^ "Empat Versi Jumlah Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan". CNN Indonesia. Diakses tanggal 4 October 2022. 
  16. ^ "Dilarang FIFA, Kenapa Ada Tembakan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan?". Olahraga. CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-10-02. 
  17. ^ Ini, Jatim Hari (2022-10-02). "Update Terbaru, 182 Orang Meninggal Dalam Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Korban Dievakuasi ke RSSA". Jatim Hari Ini. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-02. Diakses tanggal 2022-10-02. 
  18. ^ Faizal, Achmad (2022-10-02). Belarminus, Robertus, ed. "UPDATE Jumlah Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, 131 Orang Meninggal Dunia". Kompas.com. Kompas Cyber Media. Diakses tanggal 2022-10-03. 
  19. ^ "Round Up Tragedi Kanjuruhan: 125 Meninggal, 21 Luka Berat". Olahraga. CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-10-03. 
  20. ^ Kurniati, Pythag, ed. (2022-10-04). "Ini Nama-nama 131 Korban Tewas dalam Tragedi Kanjuruhan". Kompas.com. Kompas Cyber Media. Diakses tanggal 2022-10-05. 
  21. ^ Detikcom, Tim. "127 Orang Tewas di Tragedi Kanjuruhan, Lampaui Kasus Hillsborough". Sepakbola. detikcom. Diakses tanggal 2022-10-02. 
  22. ^ Hakiki, Imron (2022-10-01). Damanik, Caroline, ed. "Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, 127 Orang Meninggal Dunia". Kompas.com. Kompas Cyber Media. Diakses tanggal 2022-10-02. 
  23. ^ Millar, Colin (2022-10-01). "129 football fans killed in riot involving tear gas as league suspended". Mirror (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-02. 
  24. ^ Muttaqin, Adhar. "2 Polisi Tewas di Tragedi Kanjuruhan: Brigadir Andik dan Briptu Fajar Yoyok". detikcom. Diakses tanggal 2022-10-02. 
  25. ^ "Indonesia football riot: 129 people killed after stampede at match". The Guardian (dalam bahasa Inggris). 2022-10-02. Diakses tanggal 2022-10-02. 
  26. ^ Raya, Mercy. "Liga 2 Juga Dihentikan Sementara!". Sepakbola. detikcom. Diakses tanggal 2022-10-05. 
  27. ^ "Tragedi Kanjuruhan, Liga 1 dan Liga 2 Ditunda Dua Pekan". Olahraga. CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-10-05. 
  28. ^ "Hasil Rapat TGIPF Tragedi Kanjuruhan: Semua Liga PSSI Dihentikan". Olahraga. CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-10-05. 
  29. ^ "Ketua Umum PSSI: Arema FC Dilarang Gelar Laga Kandang di Sisa Liga 1 2022/23". Bola.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-02. Diakses tanggal 2022-10-02. 
  30. ^ "Ketua Panpel Arema FC Disanksi Seumur Hidup Buntut Tragedi Kanjuruhan". Olahraga. CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-10-05. 
  31. ^ Yanwardhana, Emir. "Tragedi Kanjuruhan, Jokowi: Liga 1 Dihentikan Sementara". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-10-02. 
  32. ^ detikSport, Tim. "PSSI Jelaskan Alasan PT LIB Ngotot Gelar Arema Vs Persebaya Malam Hari". detikcom. Diakses tanggal 2022-10-04. 
  33. ^ detikNews, Tim. "Rekomendasi Polisi Ditolak Sebelum Tragedi Kanjuruhan, PSSI Buka Suara". detikcom. Diakses tanggal 2022-10-04. 
  34. ^ "Pemprov Jatim Berikan Santunan untuk Korban di Kanjuruhan". Republika Online. Diakses tanggal 2022-10-04. 
  35. ^ Widianto, Stanley; Sulaiman, Stefanno; Budiman, Yuddy Cahya (2022-10-02). "Indonesia soccer stampede kills 125 after police use tear gas in stadium". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-03. 
  36. ^ Komara, Indra. "Sahroni soal Tragedi Kanjuruhan: Penggunaan Gas Air Mata Telak Dilanggar". detikcom. Diakses tanggal 2022-10-03. 
  37. ^ Paath, Carlos KY (2022-10-02). "Ahmad Sahroni Kecam Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan". beritasatu.com. Diakses tanggal 2022-10-03. 
  38. ^ "Dilarang FIFA, Kenapa Ada Tembakan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan?". Olahraga. CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-10-04. 
  39. ^ Nufus, Wilda Hayatun. "Polri Evaluasi soal Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan Malang". detikcom. Diakses tanggal 2022-10-04. 
  40. ^ Room, Press (2022-10-03). "Indonesia's deadly football stampede: What we know so far". Finance News One (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-04. Diakses tanggal 2022-10-04. 
  41. ^ Raya, Mercy. "Daftar Lengkap Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan". Sepakbola. detikcom. Diakses tanggal 2022-10-04. 
  42. ^ Arifin, Yanu. "PSSI Tak Masuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan". Sepakbola. detikcom. Diakses tanggal 2022-10-04. 
  43. ^ "'Ada Tragedi Kanjuruhan, Copot Kapolda Jatim dan Kapolres Malang!'". Republika Online. Diakses tanggal 2022-10-03. 
  44. ^ Rifai, Abdullah. "IPW desak Kapolri copot Kapolres Malang buntut tragedi stadion Kanjuruhan". ANTARA News. ANTARA News Agency. Diakses tanggal 2022-10-03. 
  45. ^ Hakiki, Imron (2022-10-03). Kurniati, Pythag, ed. "Kapolres Malang dan 9 Komandan Brimob Dicopot, Buntut Tragedi Stadion Kanjuruhan". Kompas.com. Kompas Cyber Media. Diakses tanggal 2022-10-03. 
  46. ^ Pemain yang pernah membela Persebaya dan Arema. Emosijiwaku.com. 8 April 2019. Diakses tanggal 30/09/2019.
  47. ^ Pemain berlabel timnas yang pernah bermain untuk Arema dan Persebaya. Bolasport.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
  48. ^ Pemain asing yang pernah bermain untuk Arema dan Persebaya. Bolasport.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
  49. ^ "Group A piala gubernur Jatim 2002: Persebaya kalahkan Arema 2-1". vamosarema.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-18. Diakses tanggal 0/09/2019. 
  50. ^ a b c "Kalahkan Persebaya, Arema angkat Piala Presiden di Kanjuruhan". detikcom. Diakses tanggal 30/09/2019.  [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]