Bahasa Kutai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Kutai
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
EtnisSuku Kutai
Penutur
600.000 (2023)[1]
Kode bahasa
ISO 639-3Mencakup:
vkt – Kutai Tenggarong
mqg – Kutai Kota Bangun
Glottologkota1275  (Kota Bangun)[2]
teng1267  (Tenggarong)[3]
Lokasi penuturan
Peta
Perkiraan penuturan bahasa Kutai di beberapa kabupaten di Kalimantan Timur.
Unduh garis tepi peta ini
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Kutai merupakan sebuah bahasa dalam rumpun Melayik yang dituturkan oleh Suku Kutai yang mendiami alur sepanjang Sungai Mahakam, dan populasinya terbesar di wilayah bekas Kabupaten Kutai (kabupaten induk dari Kabupaten Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda sekarang ini) di Kalimantan Timur.

Bahasa Kutai umumnya hidup dan berkembang dalam bentuk penuturan (percakapan), serta sastra dalam bentuk puisi (pantun). Sangat sedikit bukti-bukti tertulis yang dihasilkan dalam bahasa Kutai, terlebih lagi yang dihasilkan pada periode pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara.

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]

Bahasa Kutai merupakan bahasa dalam rumpun Melayik yang sendirinya merupakan cabang turunan dari Melayu-Polinesia, sebuah rumpun dalam rumpun Austronesia. Bahasavini berkerabat dekat akan tetapi juga berbeda dari bahasa Melayik di pulau Kalimantan lainnya (misalnya bahasa Banjar di Kalimantan Selatan, bahasa Berau, dan juga dengan bahasa Melayu Brunei). Bahasa Kutai juga memiliki keberlanjutan (kontinuum) dialekal dengan yang membuat dua dialek utamanya memiliki kesinambungan fonologi dan kosakata. Berdasarkan Ethnologue, rumpun bahasa Kutai terbagi menjadi dua bahasa, yaitu:

Keterkaitan[sunting | sunting sumber]

Perubahan Bahasa Banjar dari vokal a menjadi e pepet dalam Bahasa Kutai. Contoh:

Bahasa Indonesia Bahasa Banjar Bahasa Kutai Tenggarong Bahasa Kutai Kota Bangun
Sore Kamarian Merian Kemerian
Terkenang Kaganangan Kegenangan Kegenangan
Nanti Kaina Kendia Kela
Nestapa Marista Merista Merista
Cuci Tapas Tepas Tapas
Putus Pagat Pegat Paget
Potong Tatak Tetak Tatak
Rebus Jarang Jerang Jerang
Kaki Batis Betis Betis
Jaman dahulu (Bari) Bahari Behari Beheri
Omong kosong Karadau Keradau Keradau
Negeri/kampung halaman Banua Benua Benua
Air kencing Kamih Keméh Kameh
Sendawa Mariga Merega Berege

Perubahan Bahasa Banjar pada suku kata kedua dari vokal u menjadi vokal o dalam Bahasa Kutai. Contoh:

Bahasa Indonesia Bahasa Banjar Bahasa Kutai Tenggarong Bahasa Kutai Kota Bangun
Jauh Jauh Jaoh Jeuh
Keruh Karuh Keroh Karoh
Kucing kurus Kucing kurus Kocéng koros Koceng koros
Perut Parut Perot Parut
Belunjur Bahunjur Behonjor Behonjor
Celana Salawar Seloar Selawar
Bikin Ulah Olah/Polah Molah/Polah

Penamaan dokumen hukum[sunting | sunting sumber]

Sebagai contoh, perbedaan dapat dilihat dalam versi masing-masing dari Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia:

Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Melayu (Baku) Bahasa Kutai
Universal Declaration of Human Rights Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Perisytiharan Hak Asasi Manusia Sejagat Deklarasi Sedunia Hak Asasi Manusia Segala Urang
Article 1 Pasal 1 Perkara 1. Pasal 1
All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood. Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. Semua manusia dilahirkan bebas dan samarata dari segi kemuliaan dan hak-hak. Mereka mempunyai pemikiran dan perasaan hati dan hendaklah bertindak di antara satu sama lain dengan semangat persaudaraan. Segala urang diberanakkan bebas ngan berempu martabat rata segalanya dan hak-hak yang jua sama pada. Sida dikaruniai akal ngan hati nurani dan baiknya begaul satu sama lain dalam semangat bedengsanak’an, supaya rakat dalam berkehidupan.’'

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Kutai Tenggarong di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
    Kutai Kota Bangun di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Kota Bangun Kutai". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Tenggarong Kutai". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ (Indonesia) Suryadikara, Fudiat (1979). Bahasa Kutai. 27. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]