Seroja

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seroja
Nelumbo nucifera

Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmesangiosperms
Kladeudicots
OrdoProteales
FamiliNelumbonaceae
GenusNelumbo
SpesiesNelumbo nucifera
Gaertn., 1788

Seroja (Nelumbo nucifera Gaertn.) adalah spesies tumbuhan air tahunan dari genus Nelumbo yang berasal dari India. Di Indonesia tanaman ini sering kali disebut teratai (Nymphaea) walaupun sebenarnya keduanya tidak berkerabat dan berbeda jauh. Bunga Seroja memiliki tangkai panjang yang menjulang di permukaan air, sedangkan tangkai bunga Teratai berada dalam air, sehingga kelopak bunganya seorang-olah terapung di permukaan air. Seroja memiliki tangkai bunga tegak dan bunganya tidak mengapung di permukaan air, sebagaimana pada teratai.

Seroja pernah dikenal dengan nama binomial Nelumbium speciosum (Willd.) atau Nymphaea nelumbo.

Tangkai berbentuk tabung yang kosong di tengahnya untuk jalan lewat udara. Daun terdapat di permukaan air, keluar dari tangkai yang berasal dari rimpang yang berada di dalam lumpur pada dasar kolam, sungai, atau rawa. Tinggi tanaman sekitar satu meter hingga satu setengah meter.

Daun tumbuh ke atas, tinggi di atas permukaan air. Daun berbentuk bundar penuh tanpa potongan, bergelombang di bagian tepi, dengan urat daun berkumpul ke tengah daun. Diameter daun dapat mencapai 60 cm. Permukaan daun mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan daun membentuk butiran air.

Bunga dengan diameter sampai 20 cm. berwarna putih bersih, kuning atau merah jambu (pink), keluar dari tangkai yang kuat menjulang di atas permukaan air. Bunga mekar di bulan Juli hingga Agustus.

Ada beberapa kultivar seroja dengan bentuk dan warna bunga yang beragam. Lotus (genus Nelumbo) merupakan lambang negara India.

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Bunga Seroja indah dipandang, sehingga banyak digunakan sebagai penghias kolam di taman-taman. Rimpangnya enak dimakan dan banyak digunakan dalam masakan Jepang, masakan Tionghoa, dan masakan India. Rimpang yang dimakan mentah dapat menjadi sumber penularan parasit Trematoda.

Biji kaya dengan tepung sehingga bisa dimakan atau diolah menjadi bahan makanan. Biji yang direbus, dihaluskan dan dicampur gula menjadi isi Kue Bulan yang dimakan pada Festival Pertengahan Musim Gugur (Mooncake festival). Di Tiongkok, biji yang masih muda diminum sebagai pengganti teh. Bongkol yang berlubang-lubang seperti sarang lebah dijual dalam bentuk kering sebagai pelengkap dalam seni merangkai bunga kering.

Daunnya lebar sehingga sering digunakan sebagai pembungkus, terutama pembungkus ikan di pasar tradisional sebelum penggunaan kantong plastik menjadi populer.

Teknik Penanaman[sunting | sunting sumber]

Tanaman Seroja dapat berkembang biak dari biji yang sudah tua atau rimpang. Seroja dapat ditanam di pot berisi tanah berlumpur yang berair.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Di zaman Mesir kuno, seroja dijumpai tumbuh bersama-sama dengan Teratai spesies Nymphaea caerulea di pinggiran sungai Nil. Bangsa Mesir zaman Firaun sangat memuliakan Seroja, sehingga bunga, buah, dan daun kelopak dijadikan motif dalam arsitektur kuil. Dari Mesir, seroja dibawa ke Assiria dan menyebar ke Persia, India, dan Tiongkok. Pada tahun 1787, Sir Joseph Banks membawa seroja ke Eropa Barat untuk ditanam di dalam rumah kaca di Kebun Raya.

Seroja pada Masyarakat Indragiri[sunting | sunting sumber]

Di Indragiri, yang merupakan wilayah bagi Kabupaten Indragiri Hulu, Kab. Indragiri Hilir, Kab. Kuantan Singingi, dan pinggiran Kab. Pelalawan di Provinsi Riau, Seroja merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai. Terutama tumbuh liar di rawa-rawa, sehingga hanya sedikit dibudidayakan di kolam atau bekas sawah. Bahkan, di Kab. Indragiri Hulu, bunga Seroja menjadi logo beberapa lembaga, misalnya Institut Teknologi dan Bisnis Indragiri, dan Yayasan Gerbangsari.

Sebagian masyarakat Melayu Indragiri menjuluki Seroja dengan Tulip Air, karena bunganya sebelum mekar sangat mirip dengan Bunga Tulip.

Masyarakat Indragiri lebih banyak memanfaatkan biji Bunga Seroja. Setelah bunga Seroja habis masa mekarnya, maka kelopok bunga akan gugur, selanjutnya berubah menjadi seperti buah berbentuk mangkok. Buah berbentuk mangkok itu memiliki tonjolan-tonjolan yang berisi biji Seroja. Biji Seroja enak dimakan ketika masih muda, rasa dan bentuknya seperti kacang. Di pasar-pasar tradisional di Indragiri sering dijumpai penjual Buah Seroja yang diikat, satu ikut berisi 4 - 5 tangkai, dengan harga Rp. 5.000.

Ada juga orang yang mengkonsumsi biji Seroja dengan cara menggonseng terlebih dahulu. Biji yang digunakan adalah Biji Seroja yang sudah tua, ditandai dengan kulit buah Seroja sudah mengering bewarna coklat.

Ada juga orang yang memetik Bunga Seroja yang masih kuncup untuk dijadikan bunga potong yang ditaruh dalam vas berisi air. Bunga Seroja dengan perlakuan seperti ini bisa bertahan sampai tiga hari.

Galeri[sunting | sunting sumber]

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]