Wiwik kelabu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 02.40 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 12 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q862874)
Wiwik kelabu
Cacomantis merulinus lanceolatus, Bogor
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. merulinus
Nama binomial
Cacomantis merulinus
(Scopoli, 1786)

Wiwik kelabu atau wikwik kelabu adalah sejenis burung anggota suku kangkok (Cuculidae). Burung yang kerap ditemui di lingkungan pedesaan ini dikenal dengan banyak nama. Mulai dari kedasih atau daradasih (nama umum, Jw.), kedasi, sit uncuing, sirit uncuing, atau manuk uncuing "emprit ganthil"(Sd.), sampai kepada burung orang meninggal menurut anak-anak Betawi.

Dalam bahasa Inggris burung ini dinamai Plaintive Cuckoo karena suaranya yang mendayu-dayu, sementara orang Belanda menyebutnya (Kleine) Piet van Vliet mengikuti bunyi panggilannya yang khas. Nama ilmiahnya adalah Cacomantis merulinus.

Pemerian

Burung dewasa
Burung muda,Hong Kong

Burung yang berukuran agak kecil; panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ke ujung ekor) sekitar 21 cm. Burung dewasa berwarna kelabu di kepala, leher dan dada bagian atas. Punggungnya merah kecoklatan dan perutnya kuning jingga. Sisi bawah ekor dengan warna putih di ujung-ujung bulu yang kehitaman.

Burung muda berwarna burik; kecoklatan dengan garis-garis hitam di sisi atas tubuh, dan keputihan dengan garis-garis hitam yang lebih halus. Burung betina kadang-kadang berwarna seperti burung muda, sehingga mungkin terkeliru dengan burung Wiwik lurik (C. sonneratii) yang berkerabat. Bedanya, Wiwik lurik memiliki alis dan pipi keputihan.

Iris mata berwarna merah. Paruh kehitaman di atas dan kekuningan di bawah. Kaki kuning.

Kebiasaan

Burung yang menyukai hutan-hutan terbuka, hutan sekunder, tepi hutan, tegalan dan lingkungan pemukiman di pedesaan. Kadang-kadang juga ditemukan di wilayah perkotaan dan taman-taman.

Wiwik kelabu mudah dikenali dari suaranya yang merawankan hati. “Tii..tut..twiiit, ..tii..tut..twiiit, .. tii..tut..twiiit”, bertambah cepat dan bertambah tinggi nadanya. Atau bunyi, “tii..tut..twiiit, ..twiit, ..twiit, ..twit, ..twit, ..wit, ..wit, ..wit-wit-wit-wit-wit-wit”; dengan nada yang meninggi di awal kemudian semakin menurun dan semakin pendek di akhir.

Meski suaranya sering terdengar, wiwik kelabu agak sukar teramati. Ia kerap berbunyi dalam kelindungan tajuk pohon tanpa bergerak-gerak atau berubah posisi. Tidak jarang pula suara ini terdengar di malam hari. Di musim berpasangan, burung-burung ini aktif berkejaran sambil bersuara pendek, “wriiik, ..wrik ..wri-wri-wri”.

Burung ini memangsa aneka jenis serangga, laba-laba, dan juga buah-buahan kecil. Wiwik kelabu tidak jarang didapati turun ke semak belukar.

Sebagaimana kerabatnya yang lain (marga Cacomantis, Cuculus dan Chrysococcyx), Wiwik kelabu adalah burung yang bersifat parasit. Alih-alih membuat sarangnya sendiri, burung ini menitipkan telur-telurnya pada sarang burung-burung kecil seperti burung cinenen, perenjak, pijantung, cica-daun dan lain-lain. Telurnya berwarna kebiruan atau berbintik keputih-putihan, mirip –meski lebih besar daripada– telur burung yang dititipinya.

Barangkali itulah sebabnya Wiwik kelabu kerap diganggu atau diusir oleh burung-burung kecil.

Anak jenis dan penyebaran

Wiwik kelabu memiliki empat anak jenis. Yalah:

Burung Wiwik perut-kelabu (C. passerinus) dari India dan Srilanka sebelumnya dimasukkan sebagai anak jenis dari Wiwik kelabu, namun kini dianggap sebagai jenis yang terpisah.

Catatan

  • Suara yang mirip dikeluarkan pula oleh burung Wiwik lurik (C. sonneratii).
  • Nama manuk uncuing digunakan pula untuk burung Wiwik uncuing (C. sepulcralis).

Referensi

  • Hoogerwerf, A. 1949. De Avifauna van de Plantentuin te Buitenzorg. Koninklijke Plantentuin van Indonesie. Buitenzorg (Bogor).
  • Kennedy, R.S.; P.C. Gonzales, E.C. Dickinson, H.C. Miranda, and T.H. Fisher. 2000. A Guide to the Birds of the Philippines, Oxford University Press, Oxford.
  • King, B., M. Woodcock, and E.C. Dickinson. 1975. A Field Guide to The Birds of South-East Asia. Collins. London. ISBN 0-00-219206-3
  • MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. ISBN 979-420-150-2
  • MacKinnon, J., K. Phillipps, and B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP. Bogor. ISBN 979-579-013-7
  • BirdLife International (2007) Species factsheet: Cacomantis merulinus. Diakses pada 20/9/2007.