Tutur Tinular II: Naga Puspa Kresna

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 Januari 2012 06.39 oleh ArdBot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-Afrizal Anode +Afrizal Anoda))
Tutur Tinular II (Naga Puspa Kresna)
SutradaraAbdul Kadir Prawoto
ProduserHandi Muljono
Ditulis olehAbdul Kadir Prawoto
PemeranLinda Yanoman
Hans Wanaghi
Rd Mochtar
Baron Hermanto
Okky Irwina Savitri
Ratih Widyawati S
Anto Chaniago
Lela Anggraini
Suparmi
Wimma Sumbogo
Sutopo HS
Zaitun
Afrizal Anoda
Kies Slamet
Asep Bima
Christine Terry
Sjaeful Anwar
Penata musikDidi AGP
SinematograferSubakti IS
PenyuntingArturo GP
DistributorPT. Kalbe Farma
Tanggal rilis
1991
Durasi84 menit
NegaraIndonesia

Tutur Tinular II (Naga Puspa Kresna) adalah film Indonesia tahun 1991 dengan disutradarai oleh Abdul Kadir dan Prawoto yang dibintangi oleh Linda Yanoman dan Hans Wanaghi.

Sinopsis

Mei Shin (Linda Yanoman) mengubur suaminya, lalu berjalan bersama Kamandanu (Hans Wanaghi). Di perjalanan mereka dikeroyok berisan Kediri yang tetap menginginkan Pedang Naga Puspa. Mereka bisa lolos. Di rumah, ayah Kamandanu, Hanggareksa (Rd Mochtar), melarang Kamandanu kawin dengan Mei Shin. Mendengar itu, Mei Shinlari. Saat pingsan di tengah jalan, ia diketemukan oleh Dwipangga (Baron Hermanto), kakak Kamandanu yang merebut pacar Kamandanun sebelumnya. Ketika istrinya, Ratih (Okky Irwina Savitri), tahu Dwipangga menzinahi Mei Shin, terjadilah konflik. Ratih lari ke rumah Hanggareksa. Kamandanu marah dan mematahkan tangan Dwipangga. Hasil perbuatan Dwipangga, yaitu Mei Shin hamil dan lalu kawin dengan Kamandanu, yang lalu diberi hadiah pedang Naga Puspa. Dwipangga berkhianat. Ia melapor pada Kediri tentang pedang itu, hingga rumah Hanggareksa diobrak-abrik dan dibakar saat Kamandanu sedang pergi. Hanggareksa meninggal. Mei Shin berhasil lolos. Ketika tahu tak berhasil, pasukan Kediri menyerang Kamandanu yang berhasil lolos dibantu Sakawuni (Ratih Widyawati S), yang mencintainya dan merawat luka-lukanya. Disini ia membiasakan diri menggunakan pedang sakti itu. Mei Shin melahirkan anak perempuan. Pasukan Kediri datang lagi, dan kali ini Mei Shin tewas. Kamandanu pun membalas dendam.[1]

Referensi

  1. ^ Laman Tutur Tinular II, diakses pada 16 Februari 2010

Pranala luar

kalau km sama jeffri dan firman jaya sudah hebat main poker