Tjoet Nja' Dhien (film)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 21.39 oleh Addbot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q7810629)
Tjoet Nja' Dhien
SutradaraEros Djarot
ProduserAlwin Abdullah
Alwin Arifin
Sugeng Djarot
Ditulis olehEros Djarot
PemeranChristine Hakim
Piet Burnama
Rudy Wowor
Slamet Rahardjo
Rosihan Anwar
Ibrahim Kadir
Huib van den Hoek
Roy Karyadi
Johan Moosdijk
Fritz G. Schadt
Robert Syarif
Rita Zahara
Penata musikIdris Sardi
Penata Suara:
Hartanto
SinematograferGeorge Kamarullah
PenyuntingKarsono Hadi
DistributorKanta Indah Film
Tanggal rilis
1988
Durasi150 menit
Negara Indonesia
IMDbInformasi di IMDb
Penghargaan
Festival Film Indonesia 1988

Tjoet Nja' Dhien adalah film drama epos biografi sejarah Indonesia tahun 1988 yang disutradarai oleh Eros Djarot. Film ini memenangkan Piala Citra sebagai film terbaik dalam Festival Film Indonesia 1988. Film ini dibintangi Christine Hakim sebagai Tjoet Nja' Dhien, Piet Burnama sebagai Panglima Laot, Slamet Rahardjo (kakak Eros Djarot) sebagai Teuku Umar, dan juga didukung Rudy Wowor.

Film ini sempat diajukan Indonesia kepada Academy Awards ke-62 tahun 1990 untuk penghargaan Film Berbahasa Asing Terbaik, tetapi tidak lolos dalam pencalonan nominasi. [1] Walaupun begitu, film ini menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes (tahun 1989).

Sinopsis

Film ini menceritakan tentang perjuangan gigih seorang wanita asal Aceh (lihat Tjoet Nja' Dhien ) dan teman-teman seperjuangannya melawan tentara Kerajaan Belanda yang menduduki Aceh di kala masa penjajahan Belanda di zaman Hindia Belanda. Perang antara rakyat Aceh dan tentara Kerajaan Belanda ini menjadi perang terpanjang dalam sejarah kolonial Hindia Belanda. Film ini tidak hanya menceritakan dilema-dilema yang dialami Tjoet Nja' Dhien sebagai seorang pemimpin, namun juga yang dialami oleh pihak tentara Kerajaan Belanda kala itu, dan bagaimana Tjoet Nja' Dhien yang terlalu bersikeras pada pendiriannya untuk berperang, akhirnya dikhianati oleh salah satu orang kepercayaannya dan teman setianya, Pang Laot yang merasa iba pada kondisi kesehatan Tjoet Nja' Dhien yang menderita rabun dan encok, ditambah penderitaan berkepanjangan yang dialami para pejuang Aceh dan keluarga mereka.

Pemeran

Penghargaan

Referensi

  1. ^ (Indonesia) "Upaya Indonesia Mencari Peluang". Suara Pembaruan. 2007-11-22. Diakses tanggal 2008-09-23. 
Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Naga Bonar
(1987)
Film Bioskop Terbaik
(Festival Film Indonesia)

1988
Diteruskan oleh:
Pacar Ketinggalan Kereta
(1989)