Seminari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 17.27 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 32 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q233324)

Seminari adalah tempat pendidikan bagi calon rohaniwan Kristiani, entah itu Kristen yang mendidikpendeta atau Katolik yang mendidikpastor. Seminari berasal dari kata Seminarium dari bahasa Latin yang terbentuk dari kata dasar semen, artinya benih. Maka, Seminari berarti tempat penyemaian benih. Maksudnya, benih panggilan rohani yang ada pada seseorang, disemaikan dengan pendidikan di Seminari. Di Gereja Katolik ada jenjang Seminari Menengah (setingkat SMA) dan Seminari Tinggi (setingkat perguruan tinggi). Seminari merupakan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh pihak Kristen (Katolik, Ortodoks maupun Protestan) serta Yahudi untuk mendidik calon pemimpin agama mereka. Sekolah-sekolah ini kadang-kadang disebut pula sekolah teologi. Sekolah Alkitab cenderung memberikan pendidikan serupa, namun orientasi pendidikannya biasanya evangelikal atau fundamentalis.

Gelar akademik

Gelar akademik dari seminari-seminari Katolik Roma biasanya diberikan oleh sebuah Universitas Kepausan, sementara di kalangan seminari Protestan di Indonesia, seperti di sekolah-sekolah umum lainnya, pemberian gelar akademiknya diatur oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Lapangan kerja

Meskipun tujuan utama seminari adalah mempersiapkan dan melengkapi mahasiswanya untuk pelayanan keagamaan di gereja atau sinagoga, ada pula orang-orang yang belajar hanya karena ingin lebih mendalami pengetahuan keagamaannya atau memperdalam kehidupan spiritual mereka. Lulusan seminari ada pula yang bekerja di bidang-bidang lain di luar pelayanan di gereja atau sinagoga, seperti misalnya sebagai pekerja sosial, guru, dll.

Program pendidikan

Mengingat tujuan pendidikan sebuah seminari adalah mempersiapkan seseorang untuk menjalani pelayanan keagamaan, maka program pendidikannya biasanya dipusatkan pada empat bidang, yaitu: pembinaan kepribadian, pembinaan spiritual, pembinaan akademik, dan pembinaan pastoral.

Pembinaan kepribadian dimaksudkan untuk menciptakan pribadi pelayan bidang keagamaan yang matang dari segi emosional, jasmani, dan rohani.

Pembinaan spiritual dilakukan dengan membiasakan peserta didik mengembangkan kehidupan kerohaniannya dengan berbagai latihan spiritual (doa, retreat, meditasi, dll.)

Pembinaan akademik dicapai dengan pendekatan ilmiah terhadap berbagai segi ilmu teologi. Peserta didik belajar tentang perkembangan ilmu teologi dari abad-abad pertama hingga zaman yang mutakhir. Mereka juga belajar berbagai studi teologi yang berkembang di berbagai tempat di dunia, termasuk di dalam konteks studinya sendiri. Pembinaan akademik inilah yang menjadi fokus utama pendidikan di seminari yang sudah pasti peserta didik atau seminaris dibekali dengan pendidikan filsafat sebagai pelayan teologi. Pembinaan pastoral dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik dengan kecakapan penggembalaan yang dibutuhkan oleh seorang rohaniwan/wati. Berbagai seminari membekali mahasiswa-mahasiswinya dengan kecakapan dalam memahami manusia sebagai pribadi (melalui ilmu psikologi) dan manusia di dalam lingkungannya (melalui ilmu sosiologi-antropologi).