Ong Hok Ham

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 09.16 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q7093800)

Onghokham atau Ong Hok Ham (1 Mei 1933 – 30 Agustus 2007), adalah seorang sejarawan dan cendekiawan Indonesia. Ia sering menulis pada kolom sejarah di majalah Tempo. Kumpulan tulisannya di majalah ini selama tahun 1976-2001 diterbitkan pada tahun 2002 dengan judul Wahyu yang Hilang, Negeri yang Guncang.

Sebagai sejarawan, Ong Hok Ham menulis banyak artikel mengenai kaum peranakan Tionghoa Indonesia. Lima belas dari puluhan artikelnya yang pernah diterbitkan Star Weekly kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa.

Ong Hok Ham juga merupakan mantan dosen di Universitas Indonesia. Disertasinya selesai ditulis tahun 1975 dengan judul The Residency of Madiun; Priyayi and Peasant in the Nineteenth Century dan gelar Doktor diraihnya dari Universitas Yale, Amerika Serikat. Buah pemikiran Ong diabadikan dalam wujud pusat pelajaran sejarah Ong Hok Ham Institute di Jakarta Timur.[1] Beliau pensiun dari Universitas Indonesia pada tahun 1989.

Ong Hok Ham meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 2007 karena stroke.[1] Sebelumnya beliau juga pernah terkena serangan stroke pada tahun 2001. Namun hal ini tidak mengganggu semangatnya untuk menulis, meskipun hanya dengan tangan kanannya. [2][3]

Beliau juga dikenal sebagai penggemar makanan enak, peminum minuman beralkohol, koki/tukang masak, kolumnis, intelektual publik, penggila pesta, peduli pada komunitas homoseksual, dst. [4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Samartha, Donvito (2007). "Obituari: Ong Hok Ham Wafat". Liputan6. SCTV. Diakses tanggal 31 Agustus. 
  2. ^ Achdian,Andi."Onghokham dan Sejarah Indonesia", dalam buku "ONZE ONG Onghokham dalam Kenangan" , Cet.I, Komunitas Bambu, Depok.Hlmn.19.
  3. ^ Achdian, Andi (2007). Reeve, David, ed. Depok: Komunitas Bambu. hlm. 19. ISBN 978-979-3731-18-6.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  4. ^ SP Wardhana, Veven, "Onze Ong, Bukan Onzin Ong", Koran KOMPAS, Minggu, 13 Januari 2008, hal. 11.