Yingzhong dari Ming

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 19.47 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 23 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q9983)
Kaisar Zhengtong

Kaisar Zhengtong (Hanzi: 正统, 1427-1464) adalah kaisar ke-6 dari Dinasti Ming yang berkuasa tahun 1435 hingga 1449 lalu berkuasa lagi tahun 1457 hingga wafatnya tahun 1464, juga dikenal dengan nama Kaisar Tianshun (天顺), nama yang dipakai setelah restorasinya. Dia terlahir dengan nama Zhu Qizhen (朱祁镇) sebagai anak sulung dari Kaisar Xuande dan Permaisuri Sun.

Awal pemerintahan

Zhu Qizhen menjadi kaisar setelah Xuande wafat tahun 1435 dan rezimnya diberi nama Zhengtong. Saat itu dia baru berumur delapan tahun sehingga menjadikannya kaisar Ming pertama yang naik tahta dimasa kanak-kanak. Dibawah bimbingan para pejabat berpengalaman dari rezim ayahnya, kestabilan warisan rezim sebelumnya dapat dipertahankan. Namun setelah ibunya dan beberapa pejabat tua wafat, dia mulai bergantung pada kasimnya, Wang Zhen.

Belakangan Wang dipromosikannya sebagai penanggung jawab urusan seremonial, posisi yang disalahgunakannya begitu dia menjabat. Wang terlibat korupsi dan menyingkirkan para pejabat jujur sehingga situasi negara mulai kacau, kejayaan yang pernah dicapai pada masa pendahulunya mulai merosot pada masa pemerintahan Zhengtong.

Insiden Tumubao

Tahun 1449, Esen Khan, kepala suku Oirat dari Mongolia memimpin tentaranya menyerang ke selatan dan menduduki kota Datong di perbatasan. Karena mengkhawatirkan properti pribadinya di Weizhou, kota kecil dekat Datong direbut musuh, Wang Zhen membujuk Zhengtong memimpin langsung 500.000 prajurit untuk menahan serangan musuh.

Pasukan yang dipersiapkan dengan terburu-buru itu masih belum cukup terlatih sehingga mereka mudah kelelahan dan dikalahkan di Tumubao, sebuah benteng dekat Huailai, provinsi Hebei. Ketika Zhengtong terkepung di tengah musuh dan prajuritnya berjatuhan, Jendral Fan Zhong marah dan menyalahkan Wang Zhen yang telah menjerumuskan kaisar dalam kesulitan seperti ini, dengan gadanya dia menghantam Wang Zhen hingga tewas. Kemudian Fan melakukan usaha terakhir dengan mencoba menerobos kepungan musuh dan menyelamatkan kaisar, namun usaha ini gagal. Setelah melihat Fan Zhong gugur, dia turun dari kudanya dan duduk di tanah, siap menyongsong maut, namun dia ditangkap hidup-hidup dan dibawa ke utara. Peristiwa ini dikenal dengan nama “Insiden Tumubao

Penangkapannya menimbulkan kehebohan di Beijing. Kalau saja tanpa Jendral Yu Qian, Dinasti Ming mungkin sudah runtuh saat itu. Yu menyarankan agar adik kaisar, Zhu Qiyu diangkat sebagai kaisar mengisi kevakuman kuasa dan dia sendiri menahan serangan Esen Khan. Selama ditahan di Mongol Zhengtong berteman baik dengan Esen Khan yang menangkapnya, dia baru dibebaskan tahun 1450.

Tahanan rumah dan restorasi

Sekembalinya ke Tiongkok dia dikenai tahanan rumah oleh adiknya, Kaisar Jingtai yang ingin tetap menjadi kaisar, statusnya pun diturunkan menjadi maharaja, status yang hanya sekedar nama tanpa kuasa. Dia ditempatkan di istana selatan, pusat kota Beijing dan segala kontak ke luar dibatasi oleh Jingtai. Gelar anaknya sebagai putra mahkota pun dicabut dan dialihkan ke anak Jingtai.

Tahun 1457, setelah tujuh tahun menjadi tahanan rumah, Jingtai jatuh sakit karena sedih kematian calon pewarisnya. Kesempatan ini dipakai oleh Jendral Shi Heng, Mentri Xu Youzhen dan Kasim Cao Jixiang yang tidak puas dengan Jingtai menyerbu istana selatan dan membebaskan Zhengtong yang ditahan. Dia ditandu menuju istana kerajaan dan menjadi kaisar untuk kedua kalinya. Genta dan genderang dibunyikan untuk memanggil para pejabat ke hadapannya dan saat itulah restorasinya diumumkan, nama rezimnya kini diganti menjadi Tianshun.

Setelah kembali menjadi kaisar, dia termakan oleh fitnah yang dibuat untuk menjatuhkan Jendral Yu Qian yang dulu berjasa mempertahankan ibukota, atas perintahnya Yu Qian dihukum mati. Dia mempercayai dan memberi penghargaan pada Shi Heng dan Cao Jixiang yang membantunya merebut tahta. Namun belakangan kedua orang ini malah memimpin sebuah pemberontakan yang gagal terhadapnya.

Kaisar Zhengtong jatuh sakit dan meninggal tak lama kemudian pada bulan Februari 1464. Putranya, Zhu Jianshen menggantikannya sebagai kaisar dengan gelar Kaisar Chenghua. Salah satu dari sedikit hal baik yang dilakukannya adalah melarang penguburan manusia hidup-hidup untuk menemani tuannya yang meninggal, mengakhiri tradisi kejam yang telah berlangsung selama berabad-abad itu.

Lihat pula

Referensi

  • Cheng Qinhua, Tales of the Forbidden City, Bejing: Foreign Languages Press, 1997.
Didahului oleh:
Kaisar Xuande
Kaisar Tiongkok
1435 - 1449
Diteruskan oleh:
Kaisar Jingtai
Didahului oleh:
Kaisar Jingtai
Kaisar Tiongkok
1457 - 1464
Diteruskan oleh:
Kaisar Chenghua

Templat:Link GA