Jamaluddin Akbar al-Husaini

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 Juni 2012 18.26 oleh JackieBot (bicara | kontrib) (r2.7.2) (bot Membuang: ms:Jamaluddin Akbar al-Husaini)

Jamaluddin Akbar al-Husaini atau Maulana Husain Jumadil Kubro (1310-1453M) dikenal sebagai seorang muballigh terkemuka, dimana sebagian besar penyebar Islam di Nusantara (Wali Songo), berasal dari keturunannya. Beliau dilahirkan pada tahun 1310 M di negeri Malabar, yakni sebuah negeri dalam wilayah Kesultanan Delhi. Ayahnya adalah seorang Gubernur (Amir) negeri Malabar, yang bernama Amir Ahmad Syah Jalaluddin.

Silsilah

Nasab lengkap beliau adalah Maulana Husin Jumadil Kubro bin Ahmad Syah Jalaluddin bin Abdullah Azmatkhan bin Abdul Malik bin ‘Alwi ‘Ammil Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath bin ‘Ali Khali Qasam bin ‘Alwi Shohib Baiti Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shaouma’ah bin ‘Alwi al-Mubtakir bin ‘Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin ‘Isa An-Naqib bin Muhammad An-Naqib bin ‘Ali Al-’Uraidhi bin Imam Ja’far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah.

Keluarga

Maulana Husin, memiliki banyak saudara di antaranya : Aludeen Abdullah, Amir Syah Jalalluddeen (Sultan Malabar), Alwee Khutub Khan, Hasanuddeen, Qodeer Binaksah, Ali Syihabudeen Umar Khan, Syeikh Mohamad Ariffin Syah (Datuk Kelumpang Al Jarimi Al Fatani) dan Syeikh Thanauddeen (Datuk Adi Putera) .

Maulana Husain memiliki beberapa nama panggilan, diantaranya Sayyid Husain Jamaluddin, Syekh Maulana Al-Akbar atau Syekh Jamaluddin Akbar Gujarat, beliau tercatat memiliki isteri 5 orang, yaitu :

1. Puteri Nizam Al Mulk dari Delhi

Memperoleh seorang anak, yang kemudian dikenal dengan nama Maulana Malik Ibrahim (Kakek Bantal).

2. Puteri Linang Cahaya (menikah tahun 1350 M)

Memperoleh anak bernama Puteri Siti Aisyah, yang kemudian menjadi isteri Syeikh Khalid Al Idrus (Adipati Jepara)

3. Puteri Ramawati binti Sultan Zainal Abidin (Menikah tahun 1355 M)

Memperoleh seorang anak yang bernama Maulana Ibrahim Al Hadrami.

4.Puteri Syahirah dari Kelantan (Menikah tahun 1390 M)

Memperoleh seorang anak bernama Ali Nurul Alam

5.Puteri Jauhar (Diraja Johor)

Memperoleh anak bernama :
- Muhammad Berkat Nurul Alam
- Muhammad Kebungsuan

(Note : Ke-empat isterinya yang terakhir, beliau nikahi selepas tiap-tiap seorang daripadanya meninggal dunia)


Sejarah Dakwah

Pada tahun 1349 M besama adiknya Syeikh Thanauddeen (Datuk Adi Putera) , tiba di Kelantan dalam menjalankan misi dakwahnya.

Dari Kelantan beliau menuju Samudra Pasai, dan beliau kemudian bergerak ke arah Tanah Jawa. Di Jawa beliau menyerahkan tugas dakwah ke anakanda tertuanya Maulana Malik Ibrahim. Beliau sendiri bergerak ke arah Sulawesi dan mengislamkan Raja Lamdu Salat pada tahun 1380 M.

Pada awal abad ke-15, Maulana Husin mengantar puteranya Maulana Ibrahim Al Hadrami ke tanah Jawa, tujuannya dalam upaya menyambung usaha-usaha dakwah anak tertuanya, Maulana Malik Ibrahim yang meninggal dunia pada tahun 1419 M.

Pada akhirnya beliau memutuskan untuk bermukim di Sulawesi, hal ini dikarenakan, sebagian besar orang Bugis ketika itu belum masuk Islam. Pada tahun 1453 M, Maulana Husin di panggil menghadap ILLAHI, dan dimakamkan di Wajo Sulawesi.

Pranala luar