Identitas (film)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 21 Oktober 2011 16.51 oleh Tjmoel (bicara | kontrib)
Identitas
Berkas:Identitas-headline.jpg
SutradaraAria Kusumadewa
PemeranTio Pakusadewo
Leony Vitria Hartanti
Ray Sahetapy
Titi Sjuman
Otig Pakis
Teguh Esha
DistributorTits Film Workshop
Tanggal rilis
6 Agustus 2009
Durasi92 menit
NegaraIndonesia
Penghargaan
Festival Film Indonesia 2009

Identitas merupakan film satirikal Indonesia tentang rumah sakit dan pemerintahan yang dirilis 6 Agustus 2009 yang disutradarai oleh Aria Kusumadewa. Film ini dibintangi antara lain oleh Tio Pakusadewo, Leony Vitria Hartanti, Ray Sahetapy, Titi Sjuman, Otig Pakis, dan Teguh Esha.

Identitas mendapatkan sembilan nominasi dalam ajang Festival Film Indonesia 2009, memenangkan empat diantaranya, termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik untuk Aria Kusumadewa dan Aktor Terbaik untuk Tio Pakusadewo.

Sinopsis

Identitas dibuka dengan sebuah korek api yang dinyalakan, lalu muncul tanda film.

Adam (Tio Pakusadewo), seorang pembersih mayat disebuah rumah sakit di Jakarta merasakan hidupnya sangat membosankan. Traumatik yang dialaminya saat masih menjadi anak-anak karena ditinggalkan ayahnya membuatnya membenci semua orang dan hidup menyendiri. Setiap pagi ia bangun dirumahnya dikomplek Padat Penduduk yang serba berdagang, mulai dari berdagang sajadah sampai sahabatnya yang berdagang Batu Nisan. Adam juga mendapatkan surat pemberitahuan, tapi tidak diketahui pemberitahuan apa.

Adam bekerja setiap hari disebuah rumah sakit sebagai pembersih mayat, dimana konflik yang bermacam-macam dari banyak orang berinduk dirumah sakit tersebut. Adam biasa "bercengkrama" pada mayat-mayat yang akan ia bersihkan sebelum ia melakukan pekerjaannya. Pada suatu hari, Adam kembali kerumahnya setelah bekerja dengan membawa sekotak penuh minyak tanah, dan esoknya, saat sedang bersama temannya diwarung rumah sakit ia bertemu dengan seorang gadis tanpa nama (Leony Vitria Hartanti). Adam menjadi tertarik pada gadis tersebut, yang ternyata saat ia menyelidikinya gadis itu sedang menunggui ayahnya yang sedang dirawat disana.

Pada suatu kesempatan, Adam dan gadis tersebut berkenalan dikamar mayat tempat Adam biasa bekerja. Gadis tersebut menceritakan tentang masa lalunya dan bagaimana rumahnya juga digusur karena akan dijadikan peluasan Gedung Pemerintah, tapi gadis itu tidak pernah memberi tahu ayahnya. Adam pun bercerita banyak pada gadis tersebut, dan saat Adam memperkenalkan namanya, gadis itu tetap tidak mau memberitahukan Identitasnya.

Suatu malam gadis tersebut setelah bekerja, ingin pulang kerumah Adam. Adam tidak keberatan, tapi saat ia menanyakan apa pekerjaan gadis tersebut, ia tidak menjawab. Saat dirumah Adam, gadis yang sedang mandi itu bertanya apakah ia boleh meminjam uang 200 ribu dari Adam untuk pengobatan ayahnya, dan Adam setuju. Namun gadis itu keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan busana, sebagai kompensasi terima kasih untuk Adam yang telah meminjamkan uangnya, dan juga mengindikasikan bahwa pekerjaan gadis itu adalah pelacur. Adam menolak dengan halus tawaran gadis itu dan menyatakan bahwa ia membantu dengan tulus.

Rupanya, tempat Adam bermukim akan dilakukan penggusuran, namun hal itu tidak menggertakan Adam. Ia tetap hidup dengan caranya sendiri dan tetap berhubungan dengan gadis itu. Suatu hari, gadis itu sakit dan Adam merawatnya satu malam dirumahnya, dan saat pagi harinya Adam akan membantu memperjuangkan Hak Hidup dari ayah gadis tersebut dengan membuat Askeskin untuk gadis tersebut. Disaat usahanya berhasil dan dengan gembira Adam kembali kerumahnya, ia mendapati gadis itu telah pergi. Adam berusaha mencarinya kemana-mana namun tidak ketemu, bahkan sampai ketempat gadis itu biasa melacur.

Pada suatu pagi, Adam yang menonton berita tentang ditemukannya mayat wanita tanpa busana dan tanpa Identitas didekat gedung pemerintahan. Saat dirumah sakit, ternyata mayat yang akan Adam bersihkan adalah mayat wanita tadi. Saat akan mengecek siapa wajah wanita itu, Adam shock karena mendapati wanita itu adalah gadis yang sering bersamanya sebelumnya.

Hal ini membuat Adam semakin frustasi. Selain penggusuran kampungnya, Adam pun dipusingkan dengan mayat gadis yang sudah terlanjur dicintainya itu. Karena jika tak ada yang mengambil, mayat tersebut akan dijual. Kali ini, Adam memperjuangkan Hak Kematian dari gadis itu. Setelah menghabiskan seluruh tabungannya untuk membeli mayat gadis tersebut, ternyata ia gagal dan malah dianggap gila oleh Dokter rumah sakit tersebut. Adam semakin frustasi, dan ia akhirnya memperkenalkan gadis tanpa nama tersebut sebagai Hawa, dan menyebut Hawa adalah "istrinya". Pegawai rumah sakit lainnya sudah biasa dengan gelagat Adam yang aneh.

Dilain pihak, tetangga Adam yang panik rumahnya akan digusur bertengkar. Suami istri tersebut berselisih pendapat, sang suami menyatakan bahwa ia akan terus tinggal disana, sementara sang istri bersikukuh akan pulang kampung jika benar kampung tersebut akan digusur. Kembali ke Adam, Adam merasa lelah harus terus bersama Hawa dirumah sakit jika ia ingin bersamanya, maka pada suatu kesempatan, Adam membungkus mayat Hawa dan membawanya dalam gerobak sampah, lalu ia bawa sampai kerumahnya. Sebelum sampai dirumahnya, ia melihat palang pintu kereta api dan melihat bahwa tetangganya tadi sudah bunuh diri.

Adam membaringkan mayat Hawa diranjang rumahnya, wajahnya ia bersihkan dan ia berikan selimut. Pagi harinya, semua polisi lengkap dengan banyak pasukan sudah siap untuk menghancurkan kampung Adam. Saat penggusuran dimulai, warga-warga yang masih bertahan dan berusaha untuk menghalau pasukan tersebut sementara Adam tidak melakukan apapun kecuali merapatkan selimut sampai menutupi seluruh badan mayat Hawa dan menatap rumahnya lekat-lekat satu kali lagi sementara kondisi diluar semakin ribut karena penggusuran sudah dimulai.

Adam pergi kebelakang rumahnya, mengambil sekotak penuh minyak tanah diawal film tadi dan ia menyiramkannya ke badan Hawa, kebagian rumahnya, lalu kebadannya sendiri sambil berteriak sebagai ungkapan frustasi, kesal, marah, kecewa dan sedih.

Lalu layar menghitam, dan menampilkan kembali korek api yang dinyalakan dipaling awal film dan bunyi terbakar terdengar sambil roll credits berjalan.

Referensi

Pranala luar

Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Fiksi.
(2008)
Film Bioskop Terbaik
(Festival Film Indonesia)

Produksi: Tit's Film Workshop
Sutradara: Aria Kusumadewa
Pemeran: Tio Pakusadewo, Leony Vitria Hartanti, Ray Sahetapy, Titi Handayani Sjuman
(2009)
Diteruskan oleh:
3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta
(2010)