Trikromasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andreas Sihono (bicara | kontrib)
rintisan
 
Andreas Sihono (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[File:Cones SMJ2 E.svg|right|thumb|200px|Tiga pigmen [[sel kerucut]] pada mata manusia menyebapkan penglihatan trikromatik.]]
[[File:Cones SMJ2 E.svg|right|thumb|200px|Tiga pigmen [[sel kerucut]] pada mata manusia menyebapkan penglihatan trikromatik.]]
Trikromatik adalah kondisi dimana mata mampu membedakan tiga kanal warna yang berbeda, atau memiliki tiga jenis sel kerucut yang berbeda pada matanya.<ref>[http://tigger.uic.edu/~hilbert/Glossary.html Color Glossary</ref> Teori trikromatik dicetuskan pada abad ke 18 oleh Thomas Young yang mengatakan bahwa penglihatan warna adalah hasil dari tiga jenis [[sel fotoreseptor]] yang berbeda. Teori ini dikembangkan oleh Hermann von Helmholtz dengan menggunakan percobaan pencocokan warna yang menunjukkan bahwa manusia dengan penglihatan normal membutuhkan tiga panjang gelombang untuk menciptakan rentang warna yang normal. Bukti fisiologi tentang teori trikromatik diberikan oleh Gunnar Svaetichin pada tahun 1956.<ref>Svaetichin,G. (1956). Spectral response curves from single cones, Actaphysiol. scand. 39, Suppl. 134, 17-46.</ref>
Trikromatik adalah kondisi dimana mata mampu membedakan tiga kanal warna yang berbeda, atau memiliki tiga jenis sel kerucut yang berbeda pada matanya.


==Jenis sel kerucut yang ditemukan pada primata==
Teori trikromatik dicetuskan pada abad ke 18 oleh Thomas Young yang mengatakan bahwa penglihatan warna adalah hasil dari tiga jenis [[sel fotoreseptor]] yang berbeda. Teori ini dikembangkan oleh Hermann von Helmholtz dengan menggunakan percobaan pencocokan warna yang menunjukkan bahwa manusia dengan penglihatan normal membutuhkan tiga panjang gelombang untuk menciptakan rentang warna yang normal. Bukti fisiologi tentang teori trikromatik diberikan oleh Gunnar Svaetichin pada tahun 1956.<ref>Svaetichin,G. (1956). Spectral response curves from single cones, Actaphysiol. scand. 39, Suppl. 134, 17-46.</ref>
[[Primata]] adalah satu-satunya [[mamalia plasenta]] dengan trikromatik.<ref>
{{cite book
| title = Perception of the visual environment
| author = Ronald G. Boothe
| publisher = Springer
| year = 2002
| isbn = 978-0-387-98790-3
| page = 219
| url = http://books.google.com/books?id=rCBuW7u6qhsC&pg=PA219
}}</ref>
Di dalam mata memiliki tiga jenis [[sel kerucut]], masing-masing sel kerucut mengandung pigmen warna yang berbeda ([[opsin]]). Sel kerucut gelombang pendek (S) {{lang-en|short-wavelength}} memiliki puncak sensitifitas pada warna biru, Sel kerucut gelombang menengah (M) {{lang-en|medium-wavelength}} memiliki puncak sensitifitas pada warna hijau dan Sel kerucut gelombang panjang (L) {{lang-en|long-wavelength}} memiliki puncak sensitifitas pada warna kuning-hijau.


==Referensi==
==Referensi==

Revisi per 27 Juni 2012 15.08

Tiga pigmen sel kerucut pada mata manusia menyebapkan penglihatan trikromatik.

Trikromatik adalah kondisi dimana mata mampu membedakan tiga kanal warna yang berbeda, atau memiliki tiga jenis sel kerucut yang berbeda pada matanya.[1] Teori trikromatik dicetuskan pada abad ke 18 oleh Thomas Young yang mengatakan bahwa penglihatan warna adalah hasil dari tiga jenis sel fotoreseptor yang berbeda. Teori ini dikembangkan oleh Hermann von Helmholtz dengan menggunakan percobaan pencocokan warna yang menunjukkan bahwa manusia dengan penglihatan normal membutuhkan tiga panjang gelombang untuk menciptakan rentang warna yang normal. Bukti fisiologi tentang teori trikromatik diberikan oleh Gunnar Svaetichin pada tahun 1956.[2]

Jenis sel kerucut yang ditemukan pada primata

Primata adalah satu-satunya mamalia plasenta dengan trikromatik.[3] Di dalam mata memiliki tiga jenis sel kerucut, masing-masing sel kerucut mengandung pigmen warna yang berbeda (opsin). Sel kerucut gelombang pendek (S) bahasa Inggris: short-wavelength memiliki puncak sensitifitas pada warna biru, Sel kerucut gelombang menengah (M) bahasa Inggris: medium-wavelength memiliki puncak sensitifitas pada warna hijau dan Sel kerucut gelombang panjang (L) bahasa Inggris: long-wavelength memiliki puncak sensitifitas pada warna kuning-hijau.

Referensi

  1. ^ [http://tigger.uic.edu/~hilbert/Glossary.html Color Glossary
  2. ^ Svaetichin,G. (1956). Spectral response curves from single cones, Actaphysiol. scand. 39, Suppl. 134, 17-46.
  3. ^ Ronald G. Boothe (2002). Perception of the visual environment. Springer. hlm. 219. ISBN 978-0-387-98790-3. 

Pranala luar

  • (Inggris) The Straight Dope: "Are cats and dogs really color-blind? How do they know?"
  • (Inggris) Scientific Paper: "Retinal mechanisms for chromatic and achromatic vision"