Gindara (ikan): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ivaindil (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ivaindil (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
Baris 26: Baris 26:


'''Escolar''' ('''''Lepidocybium flavobrunneum''''') adalah sebuah spesies ikan dalam famili Gempylidae, yang dapat ditemukan di kedalaman ({{Convert|200|–|885|m}}) perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Ikan ini juga dikenal sebagai ''makarel ular'', ''walu walu'' (''[[Bahasa Hawaii|Hawaii]]:'' ''waloo''). Dan terkadang dijual sebagai "[[butterfish]]" atau "[[Albakora|tuna putih]]".<ref>{{Cite web|url=https://www.theatlantic.com/business/archive/2013/02/59-of-the-tuna-americans-eat-is-not-tuna/273410/|title=59% of the 'Tuna' Americans eat is Not Tuna|last=Mims|first=Christopher|date=2013-02-22|website=The Atlantic|access-date=22 Feb 2013|archive-date=2023-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230419110348/https://www.theatlantic.com/business/archive/2013/02/59-of-the-tuna-americans-eat-is-not-tuna/273410/|dead-url=no}}</ref> Masalah ini diperburuk oleh potensi gangguan kesehatan potensial yang terkait dengan konsumsi ikan {{PAGENAME}}.<ref>{{Cite web|url=https://foreignpolicy.com/articles/2010/04/26/food_fights?page=0,4|title=The List: Food Fights|last=Lowrey|first=Annie|date=2010-04-26|website=Foreign Policy|access-date=31 March 2011|archive-date=2014-04-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20140424132228/http://www.foreignpolicy.com/articles/2010/04/26/food_fights?page=0,4|dead-url=yes}}</ref>
'''Escolar''' ('''''Lepidocybium flavobrunneum''''') adalah sebuah spesies ikan dalam famili Gempylidae, yang dapat ditemukan di kedalaman ({{Convert|200|–|885|m}}) perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Ikan ini juga dikenal sebagai ''makarel ular'', ''walu walu'' (''[[Bahasa Hawaii|Hawaii]]:'' ''waloo''). Dan terkadang dijual sebagai "[[butterfish]]" atau "[[Albakora|tuna putih]]".<ref>{{Cite web|url=https://www.theatlantic.com/business/archive/2013/02/59-of-the-tuna-americans-eat-is-not-tuna/273410/|title=59% of the 'Tuna' Americans eat is Not Tuna|last=Mims|first=Christopher|date=2013-02-22|website=The Atlantic|access-date=22 Feb 2013|archive-date=2023-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230419110348/https://www.theatlantic.com/business/archive/2013/02/59-of-the-tuna-americans-eat-is-not-tuna/273410/|dead-url=no}}</ref> Masalah ini diperburuk oleh potensi gangguan kesehatan potensial yang terkait dengan konsumsi ikan {{PAGENAME}}.<ref>{{Cite web|url=https://foreignpolicy.com/articles/2010/04/26/food_fights?page=0,4|title=The List: Food Fights|last=Lowrey|first=Annie|date=2010-04-26|website=Foreign Policy|access-date=31 March 2011|archive-date=2014-04-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20140424132228/http://www.foreignpolicy.com/articles/2010/04/26/food_fights?page=0,4|dead-url=yes}}</ref>

== Biologi ==
Ikan {{PAGENAME}} berwarna abu-abu kehitaman, dan semakin gelap seiring menuanya dia bahkan sampai terlihat hitam. Ikan ini dapat berenang dengan cepat dengan rusuk ekor yang kuat dan empat sampai enam finlet setelah sirip dubur dan sirip punggung kedua.<ref>{{cite web |url=http://australianmuseum.net.au/Escolar-Lepidocybium-flavobrunneum-Smith-1849 |title=Escolar, Lepidocybium flavobrunneum (Smith, 1849) |publisher=Australian Museum |date= |accessdate=2015-02-26 |archive-date=2015-02-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150226232550/http://australianmuseum.net.au/escolar-lepidocybium-flavobrunneum-smith-1849 |dead-url=no }}</ref> Ikan {{PAGENAME}} dapat tumbuh sampai dengan 2 meter. Seperti [[ikan minyak]] (''Ruvettus pretiosus'') lainnya, ikan {{PAGENAME}} tidak dapat melakukan metabolisme terhadap [[ester lilin]] (gempylotoxin) yang secara alami dapat ditemukan dalam mangsanya, sehingga ikan {{PAGENAME}} mengandung 14–25% minyak dalam dagingnya.
== Efek samping ==
Dapat menyebabakan [[kerior]] ([[Bahasa Yunani]]: Aliran Lilin), sejenis [[diare]] karena tubuh tidak dapat mencerna lemak dengan sempurna, sehingga tinja berlendir/berminyak.<ref>[http://www.fda.gov/Food/FoodSafety/FoodborneIllness/FoodborneIllnessFoodbornePathogensNaturalToxins/BadBugBook/ucm071191.htm ] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20090611062250/http://www.fda.gov/Food/FoodSafety/FoodborneIllness/FoodborneIllnessFoodbornePathogensNaturalToxins/BadBugBook/ucm071191.htm |date=June 11, 2009 }}</ref> Gejalanya sama seperti diare biasa seperti perut begah, [[mulas]], kram, dan sebagainya yang terjadi berkisar antara 30 menit sampai 36 jam setelah mengonsumsi ikan.<ref>{{cite web |url=http://www.cfs.gov.hk/english/whatsnew/whatsnew_fstr/whatsnew_fstr_15_oilfish.html |title=Centre for Food Safety |publisher=Cfs.gov.hk |date=2007-03-27 |accessdate=2015-02-26 |archive-date=2018-10-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20181025060903/https://www.cfs.gov.hk/english/whatsnew/whatsnew_fstr/whatsnew_fstr_15_oilfish.html |dead-url=no }}</ref>

Untuk mencegahnya, tidak disarankan untuk mengonsumsi lebih dari 6 ons (170 gram) per hari.<ref>{{cite web |author=Kathryn Hill |url=http://www.thekitchn.com/use-caution-when-eating-escola-66602 |title=Use Caution When Eating Escolar |publisher=The Kitchn |date=2008-10-21 |accessdate=2013-09-02 |archive-date=2023-06-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230603221346/https://www.thekitchn.com/use-caution-when-eating-escola-66602 |dead-url=no }}</ref> Ada saran untuk dipanggang/digoreng untuk menurunkan kadar lemak/minyak-nya, walaupun cara tersebut kurang efektif karena lilin tersebut sebenarnya tahan panas dan tidak akan menguap, kecuali merembes dari dalam ikan.
Mengupas kulitnya juga membantu mengingat sebagian besar lemak ikan terdapat dekat kulit ikan. Memakan bagian dekat ekornya saja dapat mengurangi risiko diare, karena biasanya lemak di ekor ikan lebih sedikit dibanding bagian tubuh kian lainnya.
== Salah label ==
Ikan {{PAGENAME}} bisa salah salah dilabeli di [[restoran]] maupun di pasar ikan. Tahun 2009, sampel tuna dari beberapa restauran sushi di kota [[New York]] dan [[Denver]] dites DNA. hasilnya, lima dari sembilan restauran yang "menyajikan" ''[[tuna putih]]'', ''[[Albakora|tuna putih (albakora)]]” atau “tuna putih super”, ternyata malah menyajikan {{PAGENAME}}.<ref>{{cite web |url=http://www.plosone.org/article/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pone.0007866 |title=The Real maccoyii: Identifying Tuna Sushi with DNA Barcodes – Contrasting Characteristic Attributes and Genetic Distances |publisher=PLoS ONE |date=2009-11-18 |accessdate=2015-02-26 |archive-date=2014-11-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141103161107/http://www.plosone.org/article/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pone.0007866 |dead-url=no }}</ref>
Dari 2010 sampai 2013, sebuah studi yang dilakukan oleh [[Oceana]], dimana mereka mengetes 114 sampel daging tuna, dan menyatakan bahwa 84% dari sampel tuna tersebut sebenarnya daging {{PAGENAME}}.<ref>{{cite web|url=http://oceana.org/sites/default/files/National_Seafood_Fraud_Testing_Results_Highlights_FINAL.pdf|title=National Seafood Fraud Testing Results Highlights|date=2013-02-21|work=Oceana Report|accessdate=22 Feb 2013|archive-date=2017-12-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20171209024133/http://oceana.org/sites/default/files/National_Seafood_Fraud_Testing_Results_Highlights_FINAL.pdf|dead-url=yes}}</ref>

Oceana mengklaim kalau {{PAGENAME}} telah salah dilabeli atau tersaruh dengan ikan lain: Kod Atlantik, ikan minyak (berhubungan dengan {{PAGENAME}}, tetapi berbeda genus), rudderfish, kod biru, kod hitam, tuna raja, [[kerapu]], orange roughy, [[Bass Laut Eropa]], gemfish, [[Bass Laut Chili]], [[tuna albakora]], dan [[tuna putih]].<ref>{{cite web |url=http://blog.medellitin.com/2008/12/escolar-world-most-dangerous-fish.html |title=Escolar: The World's Most Dangerous Fish // Medellitin |publisher=Blog.medellitin.com |date=2010-07-22 |accessdate=2015-02-26 |archive-date=2015-02-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150226130331/http://blog.medellitin.com/2008/12/escolar-world-most-dangerous-fish.html |dead-url=no }}</ref>

Oceana mengklaim bahwa kesalaha pelabelan ini terjadi akibat ketidakpedulian atau usaha penipuan, yang lebih parah dibandingkan kesalahan pelabelan biasa, mengingat efek samping yang dapat ditimbulkan karena mengonsumsi ikan ini.<ref>{{cite web |url=http://www.fda.gov/Food/GuidanceRegulation/HACCP/ucm078063.htm |title=Annex 2 - Seafood References for Managing Food Safety: A Manual for the Voluntary Use of HACCP Principles for Operators of Food Service and Retail Establishments |publisher=Fda.gov |date=2013-07-19 |accessdate=2013-09-02 |archive-date=2016-03-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160307223222/http://www.fda.gov/Food/GuidanceRegulation/HACCP/ucm078063.htm |dead-url=no }}</ref>

== Pandangan dunia ==
=== Di Jepang ===
Ikan {{PAGENAME}} sudah dilarang dikonsumsi oleh pemerintah [[Jepang]] sejak tahun [[1977]]. karena memakan ikan ini dapat menyebabkan diare parah atau bahkan [[keracunan makanan Scombroid]]. Ikan {{PAGENAME}} terkait dengan Scombroid (keracunan histamin) akibat tingginya kadar [[histidin]] yang dikonversi menjadi [[histamin]], hal ini dapat disebabkan karena penyimpanan ikan yang kurang baik.<ref name="NYT"/><ref name="euro"/> Hal tersebut tertulis pada pasal 6 ayat 2 dalam Undang-undang Sanitasi Pangan.

=== Negara lainnya ===
Italia melarang peredaran ikan ini sejak lama, sama seperti Jepang.<ref name="NYT">{{cite news|url=https://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?sec=travel&res=950DE2D7113FF933A25750C0A96F958260|title=A Fish Puts Chefs in a Quandary|last=Burros|first=Marian|date=March 10, 1999|work=New York Times|accessdate=31 March 2011|archive-date=2008-06-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20080620151658/http://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?sec=travel&res=950DE2D7113FF933A25750C0A96F958260|dead-url=no}}</ref><ref name="euro">[http://www.efsa.europa.eu/etc/medialib/efsa/science/contam/contam_opinions/609.Par.0001.File.dat/opinion_contam07_ej92_gempylidae_en1.pdf ] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20061121234833/http://www.efsa.europa.eu/etc/medialib/efsa/science/contam/contam_opinions/609.Par.0001.File.dat/opinion_contam07_ej92_gempylidae_en1.pdf |date=November 21, 2006 }}</ref>

Revisi per 30 Oktober 2023 16.29

Escolar
Tidak dievaluasi (IUCN 3.1)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Lepidocybium

Spesies:
L. flavobrunneum
Nama binomial
Lepidocybium flavobrunneum
(A. Smith, 1843)
Sinonim
  • Cybium flavobrunneum A. Smith, 1843
  • Xenogramma carinatum Waite, 1904
  • Nesogrammus thompsoni Fowler, 1923
  • Lepidosarda retigramma Kishinouye, 1926
  • Diplogonurus maderensis Noronha, 1926


Escolar (Lepidocybium flavobrunneum) adalah sebuah spesies ikan dalam famili Gempylidae, yang dapat ditemukan di kedalaman (200–885 meter (656–2.904 ft)) perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Ikan ini juga dikenal sebagai makarel ular, walu walu (Hawaii: waloo). Dan terkadang dijual sebagai "butterfish" atau "tuna putih".[1] Masalah ini diperburuk oleh potensi gangguan kesehatan potensial yang terkait dengan konsumsi ikan Gindara (ikan).[2]

Biologi

Ikan Gindara (ikan) berwarna abu-abu kehitaman, dan semakin gelap seiring menuanya dia bahkan sampai terlihat hitam. Ikan ini dapat berenang dengan cepat dengan rusuk ekor yang kuat dan empat sampai enam finlet setelah sirip dubur dan sirip punggung kedua.[3] Ikan Gindara (ikan) dapat tumbuh sampai dengan 2 meter. Seperti ikan minyak (Ruvettus pretiosus) lainnya, ikan Gindara (ikan) tidak dapat melakukan metabolisme terhadap ester lilin (gempylotoxin) yang secara alami dapat ditemukan dalam mangsanya, sehingga ikan Gindara (ikan) mengandung 14–25% minyak dalam dagingnya.

Efek samping

Dapat menyebabakan kerior (Bahasa Yunani: Aliran Lilin), sejenis diare karena tubuh tidak dapat mencerna lemak dengan sempurna, sehingga tinja berlendir/berminyak.[4] Gejalanya sama seperti diare biasa seperti perut begah, mulas, kram, dan sebagainya yang terjadi berkisar antara 30 menit sampai 36 jam setelah mengonsumsi ikan.[5]

Untuk mencegahnya, tidak disarankan untuk mengonsumsi lebih dari 6 ons (170 gram) per hari.[6] Ada saran untuk dipanggang/digoreng untuk menurunkan kadar lemak/minyak-nya, walaupun cara tersebut kurang efektif karena lilin tersebut sebenarnya tahan panas dan tidak akan menguap, kecuali merembes dari dalam ikan. Mengupas kulitnya juga membantu mengingat sebagian besar lemak ikan terdapat dekat kulit ikan. Memakan bagian dekat ekornya saja dapat mengurangi risiko diare, karena biasanya lemak di ekor ikan lebih sedikit dibanding bagian tubuh kian lainnya.

Salah label

Ikan Gindara (ikan) bisa salah salah dilabeli di restoran maupun di pasar ikan. Tahun 2009, sampel tuna dari beberapa restauran sushi di kota New York dan Denver dites DNA. hasilnya, lima dari sembilan restauran yang "menyajikan" tuna putih, tuna putih (albakora)” atau “tuna putih super”, ternyata malah menyajikan Gindara (ikan).[7] Dari 2010 sampai 2013, sebuah studi yang dilakukan oleh Oceana, dimana mereka mengetes 114 sampel daging tuna, dan menyatakan bahwa 84% dari sampel tuna tersebut sebenarnya daging Gindara (ikan).[8]

Oceana mengklaim kalau Gindara (ikan) telah salah dilabeli atau tersaruh dengan ikan lain: Kod Atlantik, ikan minyak (berhubungan dengan Gindara (ikan), tetapi berbeda genus), rudderfish, kod biru, kod hitam, tuna raja, kerapu, orange roughy, Bass Laut Eropa, gemfish, Bass Laut Chili, tuna albakora, dan tuna putih.[9]

Oceana mengklaim bahwa kesalaha pelabelan ini terjadi akibat ketidakpedulian atau usaha penipuan, yang lebih parah dibandingkan kesalahan pelabelan biasa, mengingat efek samping yang dapat ditimbulkan karena mengonsumsi ikan ini.[10]

Pandangan dunia

Di Jepang

Ikan Gindara (ikan) sudah dilarang dikonsumsi oleh pemerintah Jepang sejak tahun 1977. karena memakan ikan ini dapat menyebabkan diare parah atau bahkan keracunan makanan Scombroid. Ikan Gindara (ikan) terkait dengan Scombroid (keracunan histamin) akibat tingginya kadar histidin yang dikonversi menjadi histamin, hal ini dapat disebabkan karena penyimpanan ikan yang kurang baik.[11][12] Hal tersebut tertulis pada pasal 6 ayat 2 dalam Undang-undang Sanitasi Pangan.

Negara lainnya

Italia melarang peredaran ikan ini sejak lama, sama seperti Jepang.[11][12]

  1. ^ Mims, Christopher (2013-02-22). "59% of the 'Tuna' Americans eat is Not Tuna". The Atlantic. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-19. Diakses tanggal 22 Feb 2013. 
  2. ^ Lowrey, Annie (2010-04-26). "The List: Food Fights". Foreign Policy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-24. Diakses tanggal 31 March 2011. 
  3. ^ "Escolar, Lepidocybium flavobrunneum (Smith, 1849)". Australian Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-26. Diakses tanggal 2015-02-26. 
  4. ^ [1] Diarsipkan June 11, 2009, di Wayback Machine.
  5. ^ "Centre for Food Safety". Cfs.gov.hk. 2007-03-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-25. Diakses tanggal 2015-02-26. 
  6. ^ Kathryn Hill (2008-10-21). "Use Caution When Eating Escolar". The Kitchn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-03. Diakses tanggal 2013-09-02. 
  7. ^ "The Real maccoyii: Identifying Tuna Sushi with DNA Barcodes – Contrasting Characteristic Attributes and Genetic Distances". PLoS ONE. 2009-11-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-03. Diakses tanggal 2015-02-26. 
  8. ^ "National Seafood Fraud Testing Results Highlights" (PDF). Oceana Report. 2013-02-21. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-12-09. Diakses tanggal 22 Feb 2013. 
  9. ^ "Escolar: The World's Most Dangerous Fish // Medellitin". Blog.medellitin.com. 2010-07-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-26. Diakses tanggal 2015-02-26. 
  10. ^ "Annex 2 - Seafood References for Managing Food Safety: A Manual for the Voluntary Use of HACCP Principles for Operators of Food Service and Retail Establishments". Fda.gov. 2013-07-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-07. Diakses tanggal 2013-09-02. 
  11. ^ a b Burros, Marian (March 10, 1999). "A Fish Puts Chefs in a Quandary". New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-20. Diakses tanggal 31 March 2011. 
  12. ^ a b [2] Diarsipkan November 21, 2006, di Wayback Machine.