Lompat ke isi

Wikipedia:Warung Kopi (Bahasa)/Arsip/2017/12

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Judul tokoh bangsawan Eropa

[sunting sumber]

Permisi. Di sini saya mengusulkan judul dari tokoh2 bangsawan dan anggota kerajaan Eropa diganti dengan nama pertama mereka diikuti marganya saja, seperti misalnya "Anne Mounbatten-Windsor" dan bukan nama diikuti gelar kebangsawanannya, seperti "Anne, Putri Kerajaan", karena:
1. Gelar-gelar kebangsawanan tersebut seringnya sangat asing bagi masyarakat Indonesia
2. Beberapa gelar asing ini sering diterjemahkan secara tidak tepat atau mengandung keambiguan karena memang sulit mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Misalnya, gelar Putri Anne "Princess Royal" diterjemahkan menjadi "Putri Kerajaan" (padahal putri kerajaan itu "royal princess", bukan "princess royal") dan gelar Pangeran Edward "Earl of Wessex" diterjemahkan menjadi "Pangeran Wessex."

Untuk beberapa gelar khusus yang memang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan mudah dimengerti dengan penjelasan singkat, mungkin tidak masalah jika dipertahankan sebagaimana mestinya. Terlebih jika gelar ini adalah gelar yang sangat penting, seperti gelar untuk pewaris takhta. Misalnya, Charles, Pangeran Wales dibiarkan begitu saja, tidak diganti dengan Charles Mounbatten-Windsor misalnya. Hal ini karena wikipedia bahasa Indonesia juga sudah memiliki halaman Pangeran Wales yang menjelaskan mengenai gelar tersebut. Terlebih gelar ini juga cukup mudah dijelaskan maksudnya. Cukup dijelaskan kalau Pangera Wales adalah gelar untuk putra mahkota Britania, selesai.

Untuk judul yang mengandung gelar yang bisa diterjemahkan, tetapi gelar ini tidak begitu signifikan, seperti gelar Adipati Cambridge yang disandang Pangeran William, saya pribadi cenderung untuk mengubahnya menjadi seperti kasus Putri Anne. Jadi Pangeran William, Adipati Cambridge diubah menjadi William Mountbatten-Windsor. Alasannya karena masalah keserasian dengan tokoh yang lain, juga karena gelar ini cenderung dipandang "tidak memiliki pengaruh signifikan" dalam kacamata masyarakat Indonesia, berbeda dengan Pangeran Wales. Juga takutnya membingungkan.

Untuk suami/istri anggota keluarga kerajaan, judul artikelnya saya sarankan menggunakan nama gadis tokoh tersebut jika dia wanita, seperti Elizabeth Bowes-Lyon, Diana Spencer, dan semacamnya. Hal ini juga berlaku bagi pasangan pria, seperti suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip. Jadi saya juga usul agar artikel berjudul Pangeran Philip, Adipati Edinburgh diganti menjadi Philip Mountbatten.

Sedangkan penggunaan kata "dari" (terjemahan dari kata "of") dalam judul untuk kepala monarki, saya usul untuk diganti dengan terjemahan gelarnya saja. Misal, Elizabeth II dari Britania Raya diganti jadi "Elizabeth, Ratu Britania Raya".

Terima kasih. Hafidh Wahyu P (bicara) 10 Desember 2017 13.52 (UTC)[balas]

Sejak dulu, kebanyakan Wikipediawan cenderung memilih judul dengan arti yang harfiah, atau 'arti' yang dirasa paling mendekati, meskipun kadang tidak cocok, tapi dicocok-cocokkan saja (Cocoklogi?). Sekarang tergantung konsensus, mau menerima perubahan atau tidak. -- Adiputra बिचर -- 23 Desember 2017 13.53 (UTC)[balas]

Spring = Musim Semi (?)

[sunting sumber]

Artikel Musim Semi Praha ternyata isinya tentang konflik politik di Cekoslowakia. Dalam Wikipedia Inggris, judulnya Prague Spring. Ternyata itulah sumber ketidakcocokan judul dengan isinya. Memangnya kata Spring harus diterjemahkan menjadi Musim Semi, ya? Bagaimana dengan Beijing Spring, Croatian Spring, Damascus Spring, dan Spring-Spring lainnya? Terpaku pada Spring = "Musim Semi", tanpa meneliti konteksnya, tampak seperti pemilihan judul yang [benar-benar] ceroboh, dan wawasan yang sangat sempit tentang arti kata spring. Adakah saran untuk terjemahan ini --> en:Spring (political terminology)? -- Adiputra बिचर -- 23 Desember 2017 13.53 (UTC)[balas]

Hmm, mungkin kata yang serupa dengan "lonjakan"? Handarii (bicara) 3 Januari 2018 04.59 (UTC)[balas]
@M. Adiputra: @Handarii: Bisa pula digunakan "kejutan". JohnThorne (Bicara) 11 Januari 2018 18.42 (UTC)[balas]
Menurut saya yang paling dekat maknanya adalah kata 'Pergolakan' atau 'Gejolak'? Sehingga terjemahan artikelnya 'Pergolakan (istilah politik)'. Contohnya menjadi 'Pergolakan Beijing' atau 'Gejolak politik di Kroasia' ibensis (What’s the Story?) 13 Januari 2018 08.31 (UTC)[balas]
Kalau lebih sreg dengan "Pergolakan Praha", "Gejolak politik di Arab", dsb, aku tidak menentang. Judul memang tidak harus terjemahan langsung, kalau terjemahan langsung tidak ditemukan atau tidak cocok, oke-oke saja kalau kita pakai judul deskriptif. Tapi menurut saya kalau en:Spring (political terminology) ingin diterjemahkan Pergolakan (istilah politik), mungkin perlu didukung referensi akademis dulu, karena spring dalam konteks ini sudah jadi istilah khusus dalam bahasa Inggris tapi aku nggak yakin kalo ada "pergolakan" punya makna khas serupa di bahasa Indonesia. HaEr48 (bicara) 15 Januari 2018 21.26 (UTC)[balas]
Pergolakan dan Gejolak itu istilah yang umum dan netral. Istilah yang lebih tepat dan spesifik mungkin adalah Pemberontakan (dengan konotasi negatif) atau Kebangkitan dan Gelombang perlawanan (dengan konotasi positif), tetapi karena ini istilah politik tentu tergantung dari mana penulis memihak. Makna bahasa Inggrisnya di enwiki secara garis besar mengandung makna demonstrasi, gelombang revolusi, gerakan politik revolusioner, sedangkan makna bahasa Indonesia versi KBBI (https://kbbi.web.id/golak) diberikan contoh: "pada tahun itu terjadi pergolakan besar-besaran antara pengikut kaisar melawan kaum bangsawan". Saya memang belum punya dan mencari referensi akademisnya. ibensis (What’s the Story?) 16 Januari 2018 07.57 (UTC)[balas]
Istilah "pergolakan" cocok juga dipadankan dengan political spring, sesuai dengan konteks dan maknanya. -- Adiputra बिचर -- 25 Januari 2018 05.27 (UTC)[balas]

Padanan kata hall

[sunting sumber]

Halo, selamat pagi. Saya memiliki masalah dalam mengalihbahasakan kata hall sebagai istilah arsitektur. Pada awalnya saya ingin menerjemahkan artikel hall ini, tetapi terbentur dengan pengertian yang berada di dalamnya. Hall memiliki arti ruangan relatif besar yang tertutup oleh dinding dan atap. Di dalam Glosarium Pusat Bahasa, kata hall ini dipadankan dengan aula. Namun, bedasarkan definisi, koridor (hallway) juga merupakan hall, sehingga aneh juga jika koridor itu salah satu dari aula. Adakah kata lain yang lebih tepat dipadankan dengan kata hall? Terima kasih. Irvan Ary Maulana (bicara) 26 Desember 2017 04.39 (UTC)[balas]

@Irvan Ary Maulana: Istilah teknis arsitektur internasional yang baku dapat tetap digunakan tanpa perlu diterjemahkan. Jika hall mempunyai definisi baku dalam arsitektur, maka sebagai judul artikel dapat tetap dipakai hall. Bahasa Indonesia mempunyai berbagai kata untuk "hall", antara lain: ruang, ruangan, balai, bilik, kamar yang dapat ditambah dengan kata sifat untuk memperjelas artinya. Namun, jika belum ada terjemahan resmi atau konsensus umum, dapat menggunakan kata internasional yang baku terlebih dulu. Nantinya dapat dialihkan. Semoga membantu. JohnThorne (Bicara) 9 Januari 2018 19.03 (UTC)[balas]

Terjemahan tanpa rujukan

[sunting sumber]

Halo.

Seringkali saat saya perlu untuk menyertakan catutan sumber asli untuk menjelaskan teks, akan tetapi minimnya teks terjemahan yang dapat dipertanggungjawabkan membuat saya ragu. Kini saya berminat untuk mengembangkan lebih lanjut artikel mengenai TLP, dan untuk membuat daftar proposisi yang dibahas di dalam buku, adalah perlu bagi saya untuk mencatut sumber aslinya. Saya bingung baiknya bagaimana. Apakah saya perlu menerjemahkan sendiri dengan risiko ketidakakuratan yang besar, atau hanya memaparkan sumber asli (dalam bahasa Jerman) tanpa terjemahan sama sekali (yang saya yakin ini gaya penulisan yang lumrah di akademia)? Atau wikipedia sendiri memiliki standar kepenulisan untuk menangani ini?

Sevenorbs (bicara) 30 Desember 2017 05.01 (UTC)[balas]

@Sevenorbs: Sebagai penulis/penyunting artikel, Anda menerjemahkan dari sumber aslinya ke dalam bahasa Indonesia dengan makna yang seakurat mungkin, sambil menyertakan sumber asli tersebut pada referensi, sebagaimana yang sudah Anda kerjakan pada artikel Tractatus Logico-Philosophicus tersebut. Jika Anda tidak yakin atas mutu terjemahan tersebut, maka sebaiknya jangan menerjemahkan supaya tidak terjadi kesalahartian. Bagian tersebut dapat Anda "sembunyikan" dengan menempatkan kode komentar "<!--" dan "-->" sebelum dan sesudahnya. Cara lain adalah melihat artikel bahasa lain yang sudah tersedia untuk artikel yang sama, dan menerjemahkan dari sana, jika Anda menguasai bahasanya (misalnya artikel dalam bahasa Inggris untuk artikel yang aslinya dalam bahasa Jerman). Semoga membantu. JohnThorne (Bicara) 9 Januari 2018 18.57 (UTC)[balas]
@Sevenorbs: Pendapatku kalau merujuk ke kebijakan Wikipedia:Bukan riset asli (istilahnya WP:NOR), dalam menulis artikel Tractatus Logico-Philosophicus (TLP) sebaiknya tidak langsung menggunakan analisismu sendiri (menganalisis "sumber primer"), tapi usahakan menggunakan sumber dari pihak lain yang menganalisis buku tersebut. Misal, pakailah buku teks atau ensiklopedia mengenai Wittgenstein, atau tulisan-tulisan orang lain yang me-review atau membahas buku TLP. Hal ini disebut dengan "sumber sekunder", yang menurut kebijakan Wikipedia lebih dianjurkan untuk digunakan. Tujuannya adalah untuk menghindari masuknya interpretasi pribadi penyunting ke dalam tulisan, maupun juga menghindari bias Wittgenstein sendiri jika kita langsung menggunakan TLP sebagai sumber. Coba baca WP:NOR#Sumber primer dan sekunder. HaEr48 (bicara) 15 Januari 2018 21.36 (UTC)[balas]
Saya paham mengenai kebijakan bukan riset asli Wikipedia seperti yang @HaEr48: jelaskan, akan tetapi permasalahan yang saya alami bukan mengenai hal tersebut. Permasalahan saya adalah cara apa yang lebih bijak jika tidak ada karya terjemahan yang tersedia saat saya ingin menyematkan catutan atau potongan kalimat dari sumber aslinya, mengingat saya bukan seorang penerjemah profesional sehingga kredibilitas dan kualitas terjemahan patut untuk dipermasalahkan. Tentu saja saya bisa membicarakan mengenai apa dan bagaimana konten TLP dapat hadir, akan tetapi dalam analisis lebih lanjut nampak bahwa pembicaraan lebih lanjut kian merujuk pada traktat yang terdapat dalam buku. Sehingga, tak terhindarkan bagi saya untuk turut menyematkan beberapa kalimat orisinil untuk dipaparkan. Akan tetapi sulit bagi saya karena sampai saat ini saya belum menemukan terjemahan kredibel atas TLP dalam bahasa Indonesia untuk secara fair dipampang dalam artikel TLP nantinya. Sevenorbs (bicara) 22 Januari 2018 16.41 (UTC)[balas]