Kosmeseutikal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kosmeseutikal atau kosmetikal merujuk pada zat yang memberikan manfaat sebagai kosmetik dan terapi yang diciptakan oleh Albert Kligman dari Universitas Pensylvania pada 1984. Kosmeseutikal adalah kosmetik sekaligus obat yang memiliki dua fungsi sekaligus[1], misalnya sampo antiketombe. Sampo adalah kosmetik yang betujuan membersihkan rambut, sedangkan anti ketombe digunakan untuk mengobati ketombe. Contoh lainnya adalah pasta gigi, deodoran, dan tabir surya[1].

Istilah 'kosmeseutikal' semakin berkembang lebih dari penyempurnaan kosmetik tetapi tidak memenuhi syarat sebagai obat[2].

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Raymond Reed adalah pendiri dan anggota U.S. Society of Cosmetics Chemist pada tahun 1961 dan pengguna pertama istilah kosmetik yang berbasis ilmu pengetahuan, yaitu "kosmeseutikal," yang kemudian istilah ini dikembangkan oleh Albert Kligman pada tahun 1984[3].

Kandungan Bahan[sunting | sunting sumber]

Kosmeseutikal adalah istilah untuk kosmetik yang mengandung obat, misalnya krim antikerut, perawatan kebotakan, antiperspirant dan tabir surya[4]. Kosmeseutikal mengandung obat topikal yang dapat mengandung bahan sintetik maupun bahan alami. Tanaman menjadi sumber terbanyak dari kosmeseutikal[3].

Berbagai tanaman yang kaya akan antioksidan dapat bertahan dari radiasi UV. Selain itu, kosmeseutikal secara garis besar aman digunakan secara topikal karena ekstrak tanaman yang telah memenuhi kriteria Food and Drunk Administration (FDA) untuk zat yang dapat diletakkan di Over the Counter (OTC)[3].

Istilah "kosmeseutikal" umum digunakan di dunia perawatan alami pada kulit yang merupakan persilangan antara kosmetik dan farmasi[5].

Kegunaan[sunting | sunting sumber]

Kosmeseutikal digunakan untuk gangguan melasma yang merupakan kelainan hiperpigmentasi yang paling umum terjadi. Melasma merupakan kelainan hipermelanosis yang ditandai dengan bercak berwarna cokelat muda hingga cokelat tua yang tidak teratur karena paparan sinar UV pada kulit[3]. Daerah tropis termasuk Indonesia banyak dijumpai gangguan melasma, karena melasma adalah gangguan yang bersifat kronik, terus-menerus, dan sulit untuk diobati[3].

Regulasi di dunia[sunting | sunting sumber]

Food and Drug Administration (FDA) tidak mengenal istilah "kosmeseutikal" karena FDA hanya membedakan kosmetik dengan obat berdasarkan kegunaannya terhadap struktur tubuh manusia. Kosmetik berfungsi untuk meningkatkan daya tarik, sedangkan obat berfungsi untuk merawat dan mencegah penyakit pada tubuh manusia. Sedangkan Amerika Serikat tidak memiliki definisi hukum kosmeseutikal karena hanya memiliki tiga kategori, yaitu kosmetik, obat-obatan, dan obat-obatan OTC (obat bebas). Eropa juga tidak mengenal kosmeseutikal karena hanya mengenal kosmetik dan obat. Jepang memiliki istilah dari kosmeseutikal, yaitu "quasi-drug" yang sudah diizinkan asalkan produksinya terbukti aman. Korea menyebut kosmeseutikal sebagai "functional cosmetics" oleh Korean Food Drug Administration (KFDA). Thailand kosmeseutikal sebagai "controlled cosmetics." Selandia Baru menyebut istilah kosmeseutikal sebagai "Related product."Kanada menyebut "dermo-cosmetics" sebagai sebutan dari cosmeseutikal. China menyebut kosmeseutikal sebagai "cosmetics for special use." Indonesia tidak memiliki produk kosmeseutikal karena produk tidak bisa masuk setengah kosmetik dan setengah obat[1].

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Meskipun kosmeseutikal banyak dibahas di seluruh dunia, namun kategori kosmetik ini masih belum diakui secara resmi oleh Badan Makanan Amerika Serikat walaupun hampir empat dekade istilah tersebut diciptakan[2].

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Aidha, Novi Nur ('2020-05-16' 16 Mei 2020). "Mengenal Istilah Cosmeseutical, Nutricosmetics, dan Nutraceutialis". https://bbbk.kemenperin.go.id. Diakses tanggal '2024-05-12' 12 Mei 2024.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  2. ^ a b Pandey, Amarendra; Jatana, Gurpoonam K.; Sonthalia, Sidharth (2024). Cosmeceuticals. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 31334943. 
  3. ^ a b c d e Oktaviana, Mimin; Yenny, Satya Wydya (2019-09-15). "Perkembangan Penggunaan Kosmeseutikal Herbal Pada Terapi Melasma". Jurnal Kesehatan Andalas. 8 (3): 717–725. ISSN 2615-1138. 
  4. ^ Sukandar, Elin Yulianah (2006). "Tren dan Paradigma Dunia Farmasi" (PDF). researchgate.net. (-): 8. doi:- Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  5. ^ Dallmeier, Lorraine (2015-11-22). "What is a Cosmeceutical?". Formula Botanica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-13.