Lompat ke isi

Khanova maulana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Syaikh Khanova Maulana, Lc, MA.g, lahir pada tanggal 8 November 1987, beliau adalah seorang da'i atau penceramah dari Indonesia yang terutama berfokus dalam bidang ilmu Al-Qur’an dan ilmu Qiraat. Beliau menjadi salah satu pemegang sanad tertinggi di Indonesia yang juga merupakan pembina utama Indonesian Al-Qur’an Center yang berlokasi di Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat sejak tahun 2014. Indonesian Al-Quran Center atau yang sering disebut IAC adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang ilmu alquran dan qiraat dan mempunyai tagline " Pusat Pelopor Pembinaan Alquran Dan Qiraat Bersanad ". IAC juga memiliki program karantina tahfizh alquran (KTQ), yaitu program mondok untuk menghafal alquran selama satu tahun penuh.

Syaikh Khanova juga merupakan founder metode tahsin ‘Fashahatul lisan’. Sebuah metode yang sudah terstandarkan internasional dan memiliki sanad yang tersambung langsung ke Rasulullah SAW.

Latar Belakang, perjalanan dakwah dan pendidikannya

Syaikh Khanova merupakan seorang putera dari pasangan Deden Supendi dan Titin Rustini dan merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Beliau memulai pendidikan formal sejak tahun 1999 di SD Sinargalih, Kabupaten Bandung Barat. Setelah menempuh pendidikan selama 6 tahun di tingkat sekolah dasar, beliau melanjutkan sekolah menengah pertama di MTS Husnul Khotimah, Kuningan. Beliau sempat mengambil cuti sekolahnya selama enam bulan untuk fokus menghafal alquran di pondok pesantren Maseng Bogor, hingga berhasil menyetorkan hafalannya sebanyak 15 juz dan kembali ke jenjang sekolah formalnya di MA Husnul Khotimah, Kuningan. Beliau lalu menyelesaikan seluruh hafalan 30 juznya di pesantren tersebut dan diwisuda oleh ketua MPR-RI pada masa itu, Prof. Hidayat Nur Wahid. Selain itu, syaikh Khanova juga mendapatkan banyak penghargaan dari lomba-lomba MHQ yang diadakan dari mulai tingkat sekolah hingga tingkat provinsi.

Setelah selama 6 tahun menimba ilmu di Ponpes Husnul Khotimah, Syaikh Khanova melanjutkan studynya ke Mesir, tepatnya di Al-Azhar University pada tahun 2006 dan menetap di provinsi Zagazig, daerah Syarqiyyah Mesir. Selain menimba ilmu formal di kampusnya, beliau juga banyak bertalaqqi quran ke para masyayikh yang berada di Mesir. Diantara guru-gurunya di Mesir adalah Syaikh Muhammad Mushthafa Salim Al-Mashri, Syaikh Abdul Fattah Madkur Bayyumi, Syaikh Ali Ayyub Muhammad Utsman, Syaikh Mishbah bin Ibrahim Wadn dan Syaikh Yasir Musa Assal dan berhasil menyetorkan hafalan qurannya kepada guru-gurunya tersebut dengan berbagai macam bacaan qiraat, hingga mendapatkan berbagai sanad dalam bidang ilmu qiraat dan ilmu tajwid.

Pada pertengahan tahun 2010, beliau pulang ke Indonesia dan menikah, kemudian melanjutkan kembali studynya di Mesir bersama istrinya. Beliau aktif menjadi imam shalat tetap di berbagai masjid di Mesir dan menjadi pembicara di berbagai seminar dan dauroh alquran yang diadakan oleh para masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir). Beliau juga memulai cikal bakal berdirinya Indonesian Al-Quran Center di Mesir yang kala itu masih berbentuk komunitas dan berubah menjadi yayasan formal pada tahun 2017.

Pada tahun 2018, beliau bertemu dengan syaikh Tamim Az-Zou’by di kota Madinah Al-Munawwarah dan sempat membacakan beberapa matan tajwid dan ayat alquran. Syaikh Tamim adalah salah seorang ulama qiraah terkemuka dunia dan pentahqiq kitab matan syatibi yang merupakan rujukan dalam ilmu qiraat. Pada tahun yang sama, syaikh Khanova juga bertemu dengan Syaikh Aiman Rusydi Suwayd yang sangat familiar dalam ilmu tajwid dan qiraah, serta berhasil mendapatkan sanad matan Al-Jazary dan membacakan beberapa ayat alquran. Diantara guru beliau juga ada Syaikh Abdul Mu’in Muhammad Ikram, salah seorang pengajar alquran senior di masjid Nabawi.

Di tahun berikutnya, beliau juga bertalaqqi dengan Syaikh Ahmad Isa Al-Ma’sharawy, ketua ‘umumil maqari’ dan ketua lajnah pentashih mushaf di Mesir saabiqan yang begitu masyhur dengan keilmuan dan keketatannya dalam memberikan sanad atau ijazah. Dengan kegigihannya dalam menuntut ilmu, syaikh Khanova pun mendapatkan sanad alquran riwayat ‘Ashim dari Syaikh Al-Ma’sharawy.

Setelah menimba ilmu dengan banyak masyayikh di berbagai belahan dunia, beliau juga menempuh pendidikan formalnya di Indonesia, tepatnya di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dan lulus pada tahun 2022 dengan meraih predikat cumlaude. Hingga saat ini beliau aktif menjadi pembicara di berbagai acara seminar dan dauroh alquran di berbagai daerah di Indonesia dan di luar negeri.

Diantara sanad keilmuan yang beliau miliki melalui guru-gurunya adalah :

· 2 kitab Ijazah dan sanad Al-Qur’an dengan Qiraat Asyrah Kubra

  • 3 kitab ijazah dan sanad al-qur’an dengan level qiraat Asyrah Sughra
  • 9 kitab sanad alqur’an khusus dengan Riwayat hafs ‘an ashim dengan thariq syatibi (sughra) dan thayyibahh an nasyr (kubra)
  • 4 sanad matan syatibi dalam ilmu qiraat sab’ah
  • 3 sanad matan durrah dalam ilmu qiraat tsallastah penyempurna sab’ah
  • 2 sanad matan tahayyibah an nasyr dalam ilmu qiraat syrah
  • 10 sanad matan Al Jazary (diataranya 8 generasi anata beliau dengan Ibnu Jazary)
  • 9 sanad Tuhfatul Athfal (diantaranya 5 generasi antara beliau dg Syaikh Sulaiman Al jamzury)
  • Terwaris sanad dan Ijazah matan at thiby (12 rantai sanad anatara beliau dg imam at thiby)
  • Terwaris sanad dan Ijazah kitab sharih nash, 46 jalur thariqah Riwayat hafs (2 generasi antara beliau dengan Syaikh Ali Ad Dhabba’)
  • Terwaris Sanad dan Ijazah kitab At Tibyan fii Adab Hamalatil Qur’an.

Dalam bidang hadist di antaranya adalah :

  • Pewaris sanad kitab hadist shahih muslim
  • Terwaris sanad kitab hadist arba’in Nawawi

Selain terwarisi berbagai sanad keilmuan, beliau juga memiliki beberapa karya tulis dalam bidang ilmu Al-Qur’an dan Qiraat, diantaranya adalah :

  • At-Taysir syarah matan Al jazary
  • Tahqiq matan Al jazary
  • Fathur Rahman Tahqiq matan Tuhfathul Athfal Wal Ghilman
  • Fashahatul Lisan
  • Risalah Al Qur’an
  • At Tsabitah, cara indah paham jazaruah dan tuhfah
  • Siraajul mubtadi fii ma’rifati syu’bah ‘inda Syathibi