Pendidikan di Tanah Papua

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pendidikan di Tanah Papua adalah semua pendidikan yang terselenggara di seluruh pulau besar papua yang masuk kedalam negara Indonesia. Era Industri 4.0 seperti sekarang ini menuntut perkembangan teknologi sehingga dapat mempengaruhi kualitas dunia pendidikan. Dalam hal ini menyebabkan pergeseran paradigma dan pendidikan yang awalnya bersifat menyajikan informasi (ready to use) sekarang menjadi membekali peserta didik dengan kemampuan mencari tahu, literasi digital, penyelesaian masalah, dan kreativitas [1]

gambaran pendidikan tanah papua

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara [2]. Kualitas Pendidikan di Indonesia masih masih rendah, Hal tersebut terlihat pada hasil asesmen internasional seperti PISA dan NCTM. Berdasarkan laporan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018, skor membaca Indonesia ada di peringkat 74 dari 79 negara, lalu skor matematika ada di peringkat 73 dari 79 negara, dan skor sains ada di peringkat 71 dari 79 negara [3].

Selaras dengan pendapat diatas, Provinsi Papua Barat juga mengalami hal tersebut. Kualitas pendidikan di Papua Barat sangat rendah bahkan jika di bandingkan daerah Indonesia timur lainnya seperti NTB dan Maluku Untuk menjawab pertanyaan tadi, telah dihimpun dari berbagai sumber mengenai faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pendidikan di Papua Barat yaitu :

  1. Sekitar 80 persen guru (khususnya guru SD dan SMP) yang ada di Papua, khususnya di pedalaman adalah guru-guru produk paradigma pendidikan lama (antara tahun 70-an sampai 90-an).
  2. Guru lemah dalam penguasaan bahan atau materi yang diajarkan.
  3. Ketidaksesuaian dengan bidang studi yang dipelajari guru dengan yang diajarkan di sekolah. Bahkan saat ini masih ditemui guru yang memiliki latar belakang dari jurusan non kependidikan.
  4. Guru jarang belajar dari keberhasilan dan kegagalan dari pembelajan yang mereka lakukan.
  5. Kesejahteraan guru yang belum mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat maupun daerah
  6. Jumlah guru yang masih kurang serta pemerataan guru yang kurang baik khususnya kabupaten/kota daerah 3T

Ada banyak faktor yang membuat kualitas pendidikan di Papua rendah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu adanya kerjasama antar semua stakeholder untuk meningkatkan pendidikan di Papua salah satunya adalah penambahan jumlah guru, menurut www.kompas.com Tahun 2024 pemerintah membuka 419.146 guru pppk [4].

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Oktariyanti, Ditania; Frima, Aren; Febriandi, Riduan (2021-09-19). "Pengembangan Media Pembelajaran Online Berbasis Game Edukasi Wordwall Tema Indahnya Kebersamaan pada Siswa Sekolah Dasar". Jurnal Basicedu (dalam bahasa Inggris). 5 (5): 4093–4100. doi:10.31004/basicedu.v5i5.1490. ISSN 2580-1147. 
  2. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
  3. ^ Schleicher, Andreas (2018). PISA 2018: Insight and Interpretations (PDF). 
  4. ^ Media, Kompas Cyber (2024-03-14). "Kemendikbud Buka Formasi 419.146 Guru PPPK Tahun 2024". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-05-16.