Kucing ekor bundel jepang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ekor bundel jepang

Asal  Jepang
Standar ras
TICA standar
WCF standar
CFA standar
Kucing domestik (Felis catus)

Kucing ekor bundel jepang (Inggris: Japanese Bobtail cat) adalah salah satu ras kucing alami yang berasal dari Jepang. Kucing ekor bundel jepang sudah ada sejak ribuan abad yang lalu. Nama ras ini banyak disebutkan dan digambarkan dalam berbagai dokumen-dokumen kuno Jepang. Kucing ini dipercayai sebagai wujud asli dari Maneki Neko.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sekitar 1000 tahun yang lalu, nenek moyang ras ekor bundel jepang pertama kali dibawa dari Asia Tenggara ke Jepang. Dalam catatan sejarah, kucing-kucing tersebut digunakan oleh para petani serta pembuat sutera di Jepang untuk menjaga pertaniannya dari serangan tikus dan hama lainnya. Setelah usai Perang Dunia II, banyak orang yang berminat untuk membuat kucing ekor bundel jepang menjadi satu ras terpisah. Di Jepang, banyak orang berkebangsaan Amerika Serikat memelihara ras ekor bundel jepang sebagai hewan timangan di rumahnya.[1]

Pada tahun 1968, ada sepasang kucing ras ekor bundel jepang yang tercatat resmi dalam program pembiakan. Mereka adalah seekor kucing jantan berwarna putih bernama Richard, dan seekor kucing betina berwarna 3 warna bernama Madame Butterfly. Kemudian pada tahun 1971, kucing ekor bundel jepang pertama kali diakui oleh Cat Fanciers' Association (CFA), dengan status sementara. Dan sejak tahun 1976, kucing ekor bundel jepang sudah boleh berpartisipasi di kontes kucing. Selain memiliki versi bulu pendek, ras kucing ini juga memiliki versi bulu panjang (kucing bulu panjang ekor bundel jepang), yang pada tahun 1993 oleh CFA, baru disetujui untuk berpartisipasi di kontes kucing.[1]

Legenda dan mitos[sunting | sunting sumber]

Maneki Neko, merupakan kucing yang dipercayai sebagai salah satu wujud kucing ekor bundel jepang.

Kucing ekor bundel jepang dipercayai sebagai salah satu wujud asli dari kucing terkenal bernama Maneki Neko. Maneki Neko digambarkan sebagai ras ekor bundel jepang yang sedang duduk dengan salah satu kaki depan diangkat. Sikap badan kucing ini sangat terkenal, dan merupakan perlambangan "keberuntungan" dan "selamat datang". Biasanya, patung kucing ini akan menggerak-gerakkan tangannya dengan naik turun, sehingga seperti sedang melambaikan tangan pada orang-orang.[1]

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Kucing ekor bundel jepang adalah kucing berukuran sedang dengan badan berotot. Ciri khas kucing ini terletak pada ekornya yang "bundel", yaitu ekor yang pendek[1] seperti terpotong. Ekor pada kucing ini biasanya panjangnya mencapai 4 inci (10.16 cm).[2] Ekor pada kucing ekor bundel jepang dapat menjadi melingkar atau juga dapat menjadi bengkok. Ekornya juga dapat menjadi lentur atau juga dapat menjadi kaku. Penyebab genetik yang mempengaruhi ekor kucing ini berbeda dengan yang mempengaruhi ekor pada kucing manx.[1] Ciri khas lain dari ras ini adalah memiliki sudut wajah yang kaku serta tulang pipi yang menonjol. Telinganya lebar dan matanya berbentuk oval.[1]

Bulu pada kucing ekor bundel jepang sangat halus dan lembut. Kucing ekor bundel jepang juga memiliki 2 versi bulu, yaitu bulu panjang dan pendek, dengan pola dan warna bulu yang hadir berbagai macam. Namun, kucing ekor bundel jepang sering ditemui memiliki 3 warna, dan 3 warna dipercaya sebagai keberuntungan.[1] Kucing ekor bundel jepang adalah kucing yang kuat dan juga sehat.[2]

Temperamen[sunting | sunting sumber]

Kucing ekor bundel jepang adalah kucing yang sangat aktif, senang bermain, dan sangat cerdas. Kucing ekor bundel jepang merupakan kucing yang butuh banyak perhatian. Kucing ini juga merupakan kucing yang patuh, mandiri, dan sering mengeong. Kucing ini adalah kucing yang penuh kasih sayang, mudah beradaptasi, serta bagus untuk anak-anak dan hewan peliharaan lainnya.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h Japanese Bobtail. kucingkita.com. Diakses 20 Mei 2014.
  2. ^ a b c (Inggris) Japanese Bobtail Cat. www.petfinder.com. Diakses 01 Juni 2014.