Benjang (beladiri)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Benjang adalah jenis kesenian tradisional Indonesia yang memadukan seni dan beladiri yang berkembang di Kecamatan Ujungberung, kota Bandung. Benjang sudah berkembang sejak akhir abad ke 19. Benjang hampir mengarah kepada permainan gulat, hanya saja beladiri ini diiringi lagu, yang cukup berperan penting dalam menampilkan seni Benjang.[1]

Gerakan[sunting | sunting sumber]

Beberapa gerakan Benjang seperti Dogong (permainan saling mendorong), gerakan seraden (saling desak dan dorong tanpa menggunakan alat apapun) dan gerakan mirip bagong (celeng atau babi) atau ibing (mirip domba yang berkelai adu tanduk).

Peraturan[sunting | sunting sumber]

Tidak ada peraturan fisik dalam mengikuti Benjang, satu-satunya peraturan penting adalah apabila lawan tidak bisa membela diri dalam keadaan terlentang, maka pemain tersebut dinyatakan kalah.[2]

PERKUMPULAN BENJANG INDONESIA (PBI)[sunting | sunting sumber]

Bangsa Indonesia tidak pernah lepas dari kesenian tradisionalnya. Salah satunya adalah kesenian tradisional Benjang. Benjang merupakan kesenian tradisional Indonesia yang berasal  dari Kota Bandung Provinsi Jawa Barat yang berkembang di Kecamatan Ujungberung

Benjang adalah jenis kesenian tradisional Indonesia yang memadukan seni dan beladiri Benjang sudah berkembang sejak akhir abad ke 19. Benjang hampir mengarah kepada permainan gulat, hanya saja beladiri ini diiringi lagu, yang cukup berperan penting dalam menampilkan seni Benjang.[3]

Benjang ini merupakan sebuah permainan seni beladiri rakyat yang memadukan antara unsur Kesenian dan Ketangkasan Beladiri. Yang bentuknya hamper sama dengan gulat Bahkan kesenian tersebut telah ada sejak abad 19 yang lalu.


Asal muasal Kata Benjang dari beberapa versi masyarakat diantaranya :


Benjang - Band Yong ( Bahasa Belanda ) yang artinya permainan yang di mainkan oleh kelompok pemuda


Benjang – PaBENyeng benyeng Pakenyang KenYANG ( Bahasa Sunda)


Benjang – SasaBEN ( Arena ) Budak  BuJANG ( Pemuda)


1.BENJANG GELUT

Benjang yang di kenal sejak awal abad 19 tepatnya di masa Pemerintahan Kolonial  Belanda Benjang dikenal sebagai sebuah permainan yang dilakukan oleh budak tanam paksa yang kerap di lakukan sebagai bentuk kegiatan hiburan yang menunjukan adu kekuatan dalam bentuk permainan dorongan .seredan hingga bantingan


berkembangnya permainan ini lahir di kawasan bandung timur tepatnya di kaki gunung manglayang yang pada waktu itu kota bandung sebelum lahir sebagai kota praja dikenal dengan nama OedjoengBroeng


populernya permainan ini tersebar keseluruh desa sehingga melahirkan jawara benjang dari tiap tiap daerah dan mereka kerap dalam acara tertentu saling bertanding menunjukan keterampilan adu kekuatan  dalam permainan benjang


yang menarik dari permainan beladiri benjang gelut ini yaitu permainan seni beladiri yang di iringi dengan music tradisional  berupa harmonisasi dari alat alat kesenian diantaranya

-       Kendang

-       Torompet

-       Bedug

-       Kecrek

-       Terbang ( Alat Musik mirip gendang bentuknya bulat mirip dengan rebana)

istilah yaitu (Tabeuhan) biasanya di mulai dengan iringan music pembuka (teutebah) kemudian dilanjutkan dengan  penampilan Seni Tari Topeng Benjang yang menampilkan 4 karakter yaitu (Rahwana,Satria,Putri dan Emban) kemudian  jawara benjang ini sebelum berlaga masuk ke arena mereka melakukan tarian atau Ibingan di tengah arena yang di buat sangat sederhana yaitu sebuah tanah tegalan tanpa alas media apapun  yang pada bagian tepi arenanya hanya dibatasi dengan lingkaran dengan diameter sekitar 6 meter  kemudian,jawara benjang yang akan berlaga ini melakukan ibingan di tengah lingkaran arena tersebut setelah ada dua orang jawara benjang di tengah arena disana ada pula seorang wasit atau dikenal sebagai malim / juri yang menentukan kapan di mulainya laga pertandingan tersebut laga tanding benjang tersebut dilakukan sebanyak 3 kali atau 3 ronde yang menang adalah jawara yang dapat menjatuhkan atau lawannya sebanyak 2 kali baik dengan cara seredan ataupun bantingan dengan istilah lain yaitu sampai dengan melang bentang


Populernya permainan beladiri benjang ini melahirkan para jawara benjang di tiap tiap daerah yang kemudian dinilai oleh pemerintah colonial belanda ini sebagai salah satu bentuk ancaman bagi pemerintah colonial belanda yang pada akhirnya colonial belanda melarang bentuk permainan benjang gelut ini yang hampi mirip dengan olah raga gulat.


2.BENJANG HELARAN


Pasca pelarangan kegiatan permainan Benjang masyarakat pada waktu itu tetap mempopulerkan istilah benjang yang kemudian istilah benjang ini di kemas dalam satu bentuk baru yang lebih menunjukan sisi kesenian tradisinya yang kemudian di kenal dengan istilah baru yaitu Benjang Helaran yaitu kegiatan Kesenian Arak arakan yang mengusung jampana yang di isi dengan berbagai hasil bumi sebagai bentuk rasa syukur akan hasil bumi yang telah di panen selain mengarak jampana terkadang di buat pula usungan berupa sebuah tandu berbentuk kursi yang biasanya usungan ini di pakai oleh anak yang baru saja di khitan yang kemudian di arak keliling kampung dengan diiringi music tradisi (Tabeuhan) serta tarian (Ibingan)  


Pasca Kemerdekaan Benjang Gelut dan Benjang Helaran menjadi satu kesatuan yang utuh dan di kemas dengan satu tampilan baru mulai dari benjang arak arakan sampai dengan penampilan benjang gelut . dan inilah SENI BENJANG sebuah kearifan lokal asli dari Kota Bandung Provinsi Jawa Barat.

3. SINERGITAS BENJANG


Benjang memiliki dua sisi unsur yaitu  baik olah raga  maupun seni

Dari sisi olah raga saat ini Benjang merupakan salah satu bagian dari olahraga rekreasi yang di bina oleh Kementrian Pemuda dan Olah Raga di bawah Naungan Organisasi KORMI ( Komite Olah raga Rekreasi Indonesia ) . secara umum pembinaan dan pemberdayaan di lakukan oleh lembaga ini


Sisi lain Benjang memiliki unsur Seni sehingga pemerintah daerah pun turut membantu peranan Benjang ini melalui Disbudpar maupun Dispora Kota/Kab di Indonesia sehingga Seni Benjang tetap lestari dan di kenal oleh masyarakat luas


Benjang saat ini tengah menjadi salah satu bagian olahraga mirip gulat yang di pertandingkan secara nasional melalui even FORNAS ( Festival Olahraga Rekreasi Nasional ) kita harus bangga saat ini pengembangan olah raga benjang secara nasional telah dilakukan oleh pemerintah yang bekerjasama dengan PBI ( Perkumpulan Benjang Indonesia) sebagai wadah induk olah raga maupun seni tradisi

Benjang saat ini telah berkembang sampai dengan 7 Provinsi di indonesia antara lainnya Benjang telah dikenal  di Provinsi DKI Jakarta,Jawa Barat.Jawa Tengah ,Jawa Timur ,Sumatra ,Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur


Di Bidang Seni dan Budaya kita patut bangga karena Benjang pun telah di tetapkan sebagai WBTB (WARISAN BUDAYA TAK BENDA ) dan telah didaftarkan pula sebagai keraifan lokal Indonesia di UNESCO , artinya benjang yang harus kita lestarikan ini akan semakin mendunia menyusul seni sebelumnya yaitu Pencak Silat.

Gerakan[sunting | sunting sumber]

Beberapa gerakan Benjang seperti Dogong (permainan saling mendorong), gerakan seraden (saling desak dan dorong tanpa menggunakan alat apapun) dan gerakan mirip bagong (celeng atau babi) atau ibing (mirip domba yang berkelai adu tanduk).

Peraturan[sunting | sunting sumber]

Tidak ada peraturan fisik dalam mengikuti Benjang, satu-satunya peraturan penting adalah apabila lawan tidak bisa membela diri dalam keadaan terlentang, maka pemain tersebut dinyatakan kalah.[4]

PERKUMPULAN BENJANG INDONESIA (PBI)[sunting | sunting sumber]

Perkumpulan Benjang Indonesia merupakan organisasi induk pembinaan dan pelestarian seni dan olahraga Benjang di indonesia pengurus Pusat berlokasi di Ujungberung,Kota Bandung Provinsi Jawa Barat . Organisasi ini menanungi padepokan/Sanggar Benjang di seluruh indonesia




















Referensi[sunting | sunting sumber]