Lompat ke isi

Zhao Chongguo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Zhao Chongguo
Penggambaran Zhao tahun 1830
Lahir137 SM
Shanggui, Pengkomandanan Longxi, Tiongkok Han
Meninggal52 SM (umur 84 atau 85)
PengabdianDinasti Han
Lama dinasca 115–60 SM
Perang
HubunganZhao Yu (ayah)
AnakZhao Ang
Zhao Chongguo
Hanzi tradisional: 趙充國
Hanzi sederhana: 赵充国
Nama kehormatan
Hanzi tradisional: 翁孫
Hanzi sederhana: 翁孙

Zhao Chongguo (Hanzi: 趙充國; Pinyin: Zhào Chōngguó, 137 – 52 SM) adalah seorang panglima militer dan pejabat Tiongkok pada masa Dinasti Han Barat. Ia lahir dari keluarga pejabat di wilayah yang kini merupakan bagian timur Gansu, dan mempelajari ilmu militer pada masa mudanya. Sekitar tahun 100 SM, ia bergabung dengan Hutan Berbulu, sebuah unit kavaleri elit yang baru dibentuk dari distrik barat laut. Tahun berikutnya, ia ikut serta dalam kampanye Jenderal Li Guangli melawan konfederasi Xiongnu, di mana ia mengalami luka berat dalam pertempuran. Kaisar Wu dari Han, terkesan oleh pengabdiannya, kemudian mempromosikannya. Ia menjabat sebagai kepala staf untuk panglima tertinggi pasukan kavaleri. Pada tahun 80 SM, Zhao juga ditunjuk untuk mengelola taman kekaisaran, yang memberinya wewenang atas pencetakan koin uang logam.

Pada tahun 74 SM, ia bekerja sama dengan pemimpin politik Huo Guang untuk mencopot kaisar Liu He yang baru naik takhta, dan menggantikannya dengan Kaisar Xuan dari Han. Sebagai imbalannya, ia diangkat menjadi Marquis Yingping dan dipromosikan sebagai Jenderal Sayap Belakang. Setelah turut serta dalam konflik melawan Xiongnu, pada tahun 62 SM ia secara sukarela memimpin kampanye militer melawan Bangsa Qiang (yang kini berada di wilayah Qinghai). Bersama putranya, ia berhasil menembus jauh ke wilayah Qiang dan memanfaatkan perpecahan antar-suku dengan memberikan amnesti kepada pihak Qiang yang membelot ke Han. Zhao menolak usulan dari sesama jenderal maupun dari kaisar untuk melanjutkan serangan, karena ia yakin bahwa pendudukan jangka panjang akan menundukkan Qiang melalui perang melelahkan.

Ia berhasil menerapkan kebijakan tuntian (harfiah: 'perkemahan pertanian militer'), meskipun kaisar juga menyetujui operasi ofensif oleh jenderal lain. Teknik perkemahan Zhao terbukti berhasil dan membuatnya dikenang serta memengaruhi para ahli taktik di masa depan. Ia pensiun pada tahun 60 SM setelah putranya terlibat skandal dan bunuh diri. Kehidupan dan kariernya terutama diketahui melalui biografi dalam Kitab Han.

Kehidupan awal dan karir

[sunting | sunting sumber]

Pada 137 SM, Zhao Chongguo lahir di Prefektur Shanggui, Pengkomandanan Longxi, yang berada di sepanjang batas luar barat dinasti Han Barat (kini Tianshui, Gansu timur).[1][2] Sebuah prasasti didirikan untuk seorang anggota keluarganya pada 180 SM yang mengklaim keluarga tersebut bermula dari cabang keluarga penguasa Negara Zhao pada zaman Negara-negara Berperang.[3] Kakek buyutnya, Zhao Zhongkuang, adalah bendahara penasihat (少府; shǎofǔ) di bawah kekuasaan Kaisar Wen dan Kaisar Jing. Putra Zhongkuang, Zhao Sheng, menjabat sebagai kanselir penasihat (諫議大夫; jiànyì dàfū) di Istana Kekaisaran. Putra Sheng, Zhao Yu, ayah Zhao Chongguo, menjabat sebagai pelayan istana, namun melakukan beberapa tindakan mematikan dan diasingkan ke Shanggui.[4][5]

Sedikit yang diketahui tentang kehidupan awal atau pengalaman militer Zhao sebelum tahun 104. Catatan-catatan sejarah anumerta melaporkan bahwa ia berambisi pada masa muda dan berniat menjadi jenderal. "Enam Pengkomandanan",[α] termasuk Longxi, memiliki tradisi penugasan kavaleri regional dalam militer Han.[6][7] Zhao belajar ilmu militer dan Empat Suku Barbar.[6] Ia nampaknya mulai bertugas sebagai pasukan kavaleri dalam unit pertahanan lokal, dan menjadi dikenal sebagai 'Putra Keluarga Baik dari Enam Pengkomandanan' (六郡良家子; liùjùn liángjiāzǐ), sebuah kelompok dari banyak jenderal Han terkenal bermula. Ia menerima nama kehormatan Wengsun. Pada beberapa kesempatan, Zhao pindah ke Kabupaten Lingju di Pengkomandanan Jincheng (kini Kabupaten Yongdeng, Gansu tengah). Perpindahannya nampaknya berhubungan dengan penugasan militernya; Lingju kini telah jatuh di bawah kekuasaan Han pada kampanye melawan suku Qiang.[1][8][9]

Layanan militer

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 104, sebuah unit kavaleri elit yang diberi nama Hutan Berbulu (羽林; yǔlín) dibentuk di ibukota kekaisaran Chang'an, salah satu dari lima unit yang ditempatkan di bawah administrasi Menteri Rumah Tangga Kekaisaran dan ditugaskan untuk melindungi Kaisar. Para anggota unit ini, yang dijuluki "Tuan dari Hutan Berbulu" (羽林郎; yǔlínláng), sebagian besar direkrut dari barat laut, dengan penekanan khusus pada keturunan dari orang-orang yang meninggal dalam tugas militer. Zhao bergabung dengan unit ini sekitar tahun 100.[5][6] Pada tahun 99, ia bergabung dengan pasukan 30,000 kavaleri dalam kampanye Jenderal Li Guangli melawan Xiongnu di utara, dan menerima pangkat mayor. Pasukan Han dipaksa mundur dan menderita banyak korban. Mereka akhirnya terperangkap oleh pasukan Xiongnu yang merangsek masuk setelah beberapa hari bertempur. Zhao memimpin sebuah kelompok yang terdiri dari sekitar 100 orang untuk menerobos garis Xiongnu dan memungkinkan sisa pasukan Han untuk mundur, menderita dua puluh luka tebasan pedang dalam prosesnya. Setelah Jenderal Li memuji jasa Zhao, Kaisar Wu mengundang Zhao ke sebuah pertemuan pribadi untuk melihat luka-luka pertempurannya; dia sangat terkesan sehingga dia mempromosikan Wu ke pangkat Tuan Rumah Tangga (中郎; zhōngláng).[6][10]

Model-model keramik kavaleri dari zaman Han awal

Zhao kemudian dipromosikan lagi, menjadi kepala staf untuk Jenderal Kereta Kuda dan Kavaleri (車騎將軍; jūjì jiāngjūn) — dan nampaknya Jenderal Besar Huo Guang — dan bergerak dengan cepat pada masa kediktatoran pengganti Huo.[β] Pada 80, Zhao memimpin tentara melawan suku Di, yang memberontak di Pengkomandanan Wudu di wilayah yang kini berada di Gansu tenggara. Pada kampanye tersebut, ia meraih gelar Kepala Komandan Pelindung Tentara (護軍都尉; hùjūn dūwèi), mungkin jabatan penasehat untuk Jenderal Besar. Ia kemudian mengirim komando garisun Pengkomandanan Shanggu (kini Mongolia Dalam), mungkin hanya sebagai inspeksi singkat.[11]

Kemudian pada 80, Zhao diangkat menjadi Kepala Komandan Perairan dan Taman (水衡都尉; shuǐhéng dūwèi), sebuah jabatan yang dipegang olehnya sampai 60 SM. Sebagai Kepala Komandan, ia mengurusi Taman Shanglin di utara ibukota. Jabatannya juga memperkenankannya untuk mengurusi pencetakan koin pembayaran, karena tempat pencetakan pusat berada di dalam taman tersebut.[13] Pada 74, Zhao bergabung dalam jabatan tersebut oleh Jenderal Pengangkutan (前將軍; qián jiāngjūn), Han Zeng.[13][14] Pada Agustus 74, Zhao berkolaborasi dengan Huo untuk menggulingkan kaisar yang baru bertakhta Liu He, yang dipandang polos dan tak layak untuk jabatan tersebut oleh berbagai pejabat. Zhao menandai perbuatan dakwaan melawan kaisar bersama Penasehat Kekaisaran dan Han Zeng, dan Kaisar Xuan (anak buyut dari Kaisar Wu) diangkat untuk menggantikannya. Sekitar dua ratus pejabat, yang bertugas membantu pengadaan kekuasaan singkat Liu He, dieksekusi. Masa kekuasaan Huo Guang berlanjut setelah kudeta.[15][16]

Atas penghargaan terhadap jasanya dalam kudeta tersebut, Zhao dianugerahi gelar warisan Marquis Yingping (營平侯; yíngpíng hóu). Pada sekitaran masa tersebut, ia dipromosikan menjadi Jenderal Sayap Belakang (水衡都尉; hòu jiāngjūn), bersama dengan jabatan sipil saat ininya sebagai Kepala Komandan.[13] Dari 72 sampai 71, Zhao menjadi salah satu dari lima jenderal Han yang berlibat dalam kampanye kavaleri besar melawan Xiongnu atas permintaan suku Wusun di barat laut.[13][17] Pada kampanye tersebut, ia digelari Jenderal Pulei (蒲類都尉; púlèi jiāngjūn).[γ][20] Usai penyerbuan masif ke Shanxi pada tahun 70, seorang panglima Xiongnu yang memberontak mendorong pasukan Han untuk menggantikan Zhao, yang dikabarkan menjadi dikenal di kalangan Xiongnu, dalam komando pengkomandanan garis depan utara. Pasukan Xiongnu menarik diri pada tahun berikutnya. Huo Guang meninggal dua tahun kemudian, dan keluarga Huo digulingkan atas perintah langsung oleh Kaisar Xuan. Zhao masih bernasib baik dalam pemerintahan kekaisaran.[13]

Kampanye melawan Qiang

[sunting | sunting sumber]

Menghindari kontak aliansi antara suku Qiang dan Xiongnu telah menjadi tujuan geopolitik Han sejak masa kekuasaan Kaisar Wu, dan menjadi motivator besar untuk penaklukan Koridor Hexi. Pada pertengahan 60-an, kepala suku Xianlian dari Qiang meminta ijin untuk menggembalakan ternak mereka di Lembah Huangshui, dari tempat mereka sebelumnya diusir. Zhao murka setelah rencana tersebut ditanggapi secara positif kepada istana Han oleh utusan Yiqu Anguo, menuduh Qiang sebenarnya menjalin kontak dengan Xiongnu dan merekomendasikan serangan dini. Tanggapan resmi pemerintah Han terhadap usulan tersebut tidak diketahui, namun garisun lokal tak dapat mencegah pemukiman ulang Qiang di wilayah tersebut.[21]

Pada 63, kepala suku Xianlian bergabung dengan kelompok besar para kepala suku Qiang dalam menangguhkan perpecahan lokal dan membentuk aliansi. Zhao mengeluhkan Kaisar Xuan mengenai persoalan tersebut, menyebut persatuan Qiang sebagai ancaman besar terhadap Han, dan memprediksi bahwa Xiongnu akan langsung menghimpun persekutuan dengan mereka. Pada 62, Han menjadi sadar bahwa pemimpin Qiang, Langhe memimpin para utusan ke Xiongnu, denganniat menjalin aliansi untuk menyerang kota Dunhuang dan wilayah Shanshan di gurun barat. Merasakan sebuah serangan langsung, Zhao menasehati agar perwira Xin Wuxian, Administrator Besar Jiuquan, untuk dikirim ke wilayah Qiang sebagai bagian dari ekspedisi hukuman. Namun, Penasehat dan Jurutulis Kekaisaran mengirim Yiqu Anguo ke wilayah Qiang, untuk keperluan diplomatik. Kampanye brutalnya menyiebabkan pengerahan besar, dan suku-suku Qiang lainnya menyulut pemberontakan. Ia terpaksa menarik diri kembali ke wilayah Han.[22]

Memimpin kampanye

[sunting | sunting sumber]
Penggambaran abad ke-17 Kaisar Xuan dari Han

Kaisar Xuan mengirim Jurutulis Kekaisaran Bing Ji untuk berkonsultasi kepada Zhao soal kepemimpinan ekspedisi pemulihan yang diwujudkan. Meskipun kini berusia tujuh puluh tahun, Zhao sukarela memimpin ekspedisi tersebut sendiri. Ia bergabung dengan kelompok sekitar 10.000 pasukan kavaleri dimobilisasi di Pengkomandanan Jincheng. Pasukan tersebut bergerak ke barat sepanjang Sungai Kuning, dengan tujuan untuk melakukan perlintasan ke tepi utara dari timur persimpangan dengan Sungai Huangshui. Pada malam hari, Zhao mengirim tiga resimen untuk melintasi dan membangun perbentengan lapangan di sepanjang tepi utara dalam rangka melindungi sisa pasukan. Penjagaan tersebut diserang oleh sekelompok kecil pasukan berkuda Qiang tak lama setelahnya. Menduga kemungkinan penyergapan, ia menarik pasukannya dan mengirim sebuah kelompok untuk menapaki tempat yang sangat berpertahanan di sepanjang sungai yang dikenal sebagai Daerah Sempit Siwang.[δ] Kala tak ada pasukan Qiang yang ditemukan di daerah sempit tersebut, pasukan tersebut bergerak sepanjang Huangshui melalui Luodu (kini Ledu) dan berrekat selama beberapa hari di benteng Longzhi, tenggara wilayah modern Xining.[23]

Tak lama setelah kedatangan Zhao di Longzhi, seorang utusan Qiang bernama Diaoku dari suku Kai ditahan di benteng. Zhao mendeklarasikannya tak bersalah dan mengirimkannya sebagai pembawa pesan kepada Qiang, menjanjikan pengampunan dan pemberian uang besar untuk Qiang yang direbut dalam pemberontakan tersebut. Mereka juga menyerahkan kepemilikan istri, anak-anak dan harta benda yang direbut.[24] Kala Zhao bergerak ke sungai, putranya Zhao Ang memimpin kelompok pemulihan yang digerakkan dengan keras yang terdiri dari dua resimen pasukan pendirian dari Chang'an. Digerakkan oleh pasukan Qiang di Lianju dan memotong dari jalur suplainya, mereka kemudian dikerahkan oleh sebuah kelompok dari sekitar 5.000 kavaleri. Administrator Besar Jincheng, yang memimpin pasukan pengkomandanan dari 10.000 kavaleri, juga dikirim untuk mengerahkan Zhao Ang.[25][ε]

Xin Wuxian menulis kepada Zhao Chongguo dan mengadvokasikan serangan terhadap suku-suku Han[ζ] dan Kai di dekat Danau Qinghai, menyarankan agar perbudakan keluarga mereka dan perampasan ternak mereka akan sangat melemahkan Qiang, dan memperkenankan penghancuran mereka oleh pasukan utama pada musim dingin. Zhao menyatakan bahwa rencana tersebut akan meninggalkan garis depan utara tanpa pertahanan melawan serangan potensial Xiongnu, dan jumlah suplai dibutuhkan untuk ekspedisi semacam itu akan takkan menolong pengerahan kuda-kuda. Meskipun suku-suku Han dan Kai dipandang paling bertanggung jawab atas pemberontakan, ia meyakini bahwa pendudukan dan penjalinan persekutuan dekat Xianlian akan mengamankan garis depan melawan suku-suku Qiang lain.[28]

Setelah deliberasi, Tiga Adipati dan Sembilan Menteri menasehati kaisar melawan proposal Zhao. Yiqu Anguo memutuskan untuk mengirim tanggapan kaisar kepada Zhao, mendahuluinya dengan tanpa niat untuk mencegah penyerbuan Han dan Kai ke Gansu. Selain itu, kaisar memberikan Xin Wuxian dengan gelar 'Jenderal Yang Meremukkan Qiang' (破羌將軍; pòqiāng jiāngjūn). Zhao menerimanya dan menanggapinya dengan penjelasan tambahan rencananya pada Juli atau Agustus 62, menyatakan bahwa ia masih berharap untuk menyerang Xianlian, dan hanya menyerang Han dan Kai jika mereka meneruskan pertikaian mereka setelah itu. Ia menyatakan bahwa serangan dini melawan Han dan Kai akan memandu aliansi mereka dengan Xianlian, sementara mereka dapat mendakwa pihak lainnya alih-alih melawan mereka. Setelah masa deliberasi yang sangat singkat, kasiar memahami dan menyepakati rencana Zhao.[29]

Zhao kemudian bergerak ke wilayah Qiang. pasukan Xianlian menyusuri langkah mereka, meninggalkan ternak, kereta dan gerobak mereka. Pasukan Tiongkok bergerak ke wilayah anak suku Han, nampaknya timur laut Danau Qinghai, namun terhindar dari penjarahan. Ini menyulut Han untuk mengangkat senjata. Pada sekitar September 62, kepala suku Qiang, Miwang, mengirim utusan ke Zhao, meminta masyarakatnya untuk diperkenankan kembali ke wilayah asli mereka.[η] Meskipun kebanyakan perwiranya menentang penjagaan Miwang untuk bersekutu dengan Xianlian, Zhao menguasainya dan memberikan pengampunan kepadanya dan suku Han.[30]

Garisun pertanian

[sunting | sunting sumber]

Zhao jatuh sakit sekitar dua bulan kemudian, namun didorong untuk bertahan pada serangan oleh Kaisar Xuan. Kaisar memerintahkan Xin Wuxian untuk memindahkan pasukan garisunnya ke tentara Zhao dan memerintahkan Zhao untuk menyerang pada sekitar Januari 61. Jika penyakit Zhao memburuk, ia memerintahkan Xin dan Jenderal Busur Silang Kuat, Xu Yanshou, untuk meluncurkan serangan tersebut dalam pendiriannya. Ini meresahkan Zhao, yang tak berniat untuk meluncurkan operasi serangan secara langsung, dan tak menggunakan pasukan tambahan di bawah komandonya. Pada akhir tahun, ia mengkomandani pasukan sekitar 60.000 orang, mengharuskan sejumlah besar gandum dan garam untuk simpanan. Zhao Ang mengirim seorang ajudan kepada ayahnya, menawarkannya untuk mengikuti perintah kaisar meskipun ia sakit. Zhao menjawab bahwa ia berniat untuk meneruskan rencananya, menyatakan bahwa "penguasa brilian kita dapat dibenarkan jika kata-kataku selaras".[31][32]

Zhao menghimpun strategi untuk pendudukan jangka panjang wilayah Qiang menggunakan tuntian (harfiah: 'garisun pertanian'). Ia meminta ijin untuk melucuti sebagian besar pasukannya, hanya meninggalkan 10.281 pasukan (terdiri dari pasukan asal pengkomandanan Huaiyang dan Runan serta para mantan terdakwa dari wilayah ibukota) di belakangnya. Ini akan timbul dari operasi serangan untuk membangun pos-pos luar administratif, galian irigasi, dan cagar alam dalam rangka membangun kapasitas pertanian di sepanjang Huangshui. Ia memprediksi bahwa ini dapat meluaskan administrasi sampai sejauh Danau Qinghai. Sekelompok 1.000 pasukan kavaleri akan dikerahkan untuk menghidupkan tanah pada musim semi dan musim panas dalam rangka melindungi perkebunan tentara.[33]

Kaisar Xuan terhentak oleh usulan Zhao, menanggapinya dengan bertanya: "Apakah sekelompok jenderal akan merencanakannya? Kapan musuh akan dimusnahkan? Kapal pasukan kita akan menerima sebuah keputusan? Jika kau dapat memikirkan bagaimana rencana ini menjadi pergerakan kita, ingatlah lagi!"[34] Zhao menanggapinya dengan pengingatan lain, mendaftarkan dua belas pergerakan dari rencananya. Ia menjelaskan rencana tersebut sebagaimana menyangkal Qiang sebagai wilayah paling subur mereka dan sebagai gantinya menganggapnya dataran tinggi kering, menyebabkan pertikaian dan kelaparan di kalangan pasukan Qiang. Selain itu, rencana tersebut akan memperkenankan pembangunan infrastruktur untuk menjaga pasukan tetap tersuplai, karena bertentangan dengan pengiriman suplai mereka sendiri melalui pegunungan, tempat mereka disergap atau terpotong dari suplai ulang.[35]

Zhao menyingkirkan perhatian kekaisaran agar pengurangan dalam jumlah akan menempatkan pasukan berresiko pada serangan Qiang berskala besar dengan mentujukan bahwa menunggu musuh akan makin mengurangi kemampuan tempur mereka karena kekurangan suplai. Kaisar mengajukan usulan Zhao kepada berbagai pejabat tinggi untuk peninjauan, termasuk Tiga Adipati dan Sembilan Menteri.[θ] Delapan belas pejabat tinggi mendukung rencana ketiga Zhao. Kala kaisar memerintahkan mereka untuk melihat rencana tersebut kembali, Kanselir Wei Xiang membujuknya untuk mempertahankan keputusan Zhao; kaisar mengirim afirmasi Zhao untuk rencananya, namun secara langsung menyepakati rencana untuk serangan dengan pasukan pimpinan Xin Wuxian, Xu Yanshou, dan Zhao Ang.[37] Tiga pasukan mereka kemudian kembali dengan sekitar 5.000 tahanan dan 3.000 kepala secara keseluruhan; pada masa yang sama, 5.000 pasukan Qiang menyerah kepada pasukan Zhao Chongguo. Karena kekalahan besar operasi tempur mengembalikan manfaat tambahan terbatas, kaisar mendemobilisasikan pasukan lain sesambil menghimpun garisun Zhao.[32][38]

Kehidupan selanjutnya

[sunting | sunting sumber]
A black and white drawing of two large walled palaces enclosed by a larger wall
Penggambaran abad ke-18 Istana Weiyang di Chang'an, istana kekaisaran dinasti Han.

Qiang tetap menyerah kepada pasukan Zhao. Kebanyakan pasukan Qiang yang tak kelaparan atau gugur dalam pertempuran telah melarikan diri ke tempat lain. Pada sekitar Juli 60, Zhao memberikan kesepakatan untuk meniadakan garisunnya. Ia kembali ke ibukota, sementara Xin Wuxian dicopot dari jabatan jenderal dan dikirim balik untuk memerintah Jiuquan. Zhao menjadi Komandan Garda, salah satu dari Sembilan Menteri. Dalam jabatan tersebut, ia mengurusi pasukan tetap yang menjaga gerbang istana kekaisaran Weiyang di Chang'an. Pada tahun tersebut, Kaisar Xuan membentuk kembali jabatan Pelindung Kolonel Qiang, yang telah lowong selama beberapa waktu sejak pembentukannya oleh Kaisar Wu. Xin Tang, afik Xin Wuxian diangkat pada jabatan tersebut; Zhao, walau sakit dan tak dapat menghadiri pertemuan sebelumnya pada jabatan tersebut, menulis peringatan yang menyatakan bahwa Xin Tang tak layak untuk jabatan tersebut karena gemar mabuk-mabukan. Sesuai rekomendasi Zhao, kaisar mencabut pelantikan Xin Tang dan menggantinya dengan kakaknya Xin Linzhong.[39]

Pada pesta makan malam, Zhao Ang menyebut pertemuan pribadi ia dengan Kaisar Wu kepada Xin Wuxian. Xin, yang berniat membalas pencopotannya kemabli kepada Administrator Besar Jiuquan, dikabarkan mencederai kepercayaan kekaisaran, dan Zhao Ang ditempatkan di bawah masa percobaan. Kemudian pada tahun 60, Zhao Ang melanggar masa percobaan tersebut dengan mendatangi markas besar ayahnya dan menciptakan kesepakatan ketegangan besar di kalangan pasukannya; Zhao Ang dicopot dari jabatan dan kemudian bunuh diri. Zhao Chongguo mengadkana pemakaman putranya, kala ia memberikan pelatih empat kuda dan emas seberat 1.332 kilogram (2.937 pon).[39]

Kematian dan warisan

[sunting | sunting sumber]

Pada 60, Zhao pensiun di rumahnya di pengkomandanan barat laut, dan dianugerahi dengan kekayaan besar. Ia terus ikut serta dalam diskusi kenegaraan soal kebijakan luar negeri. Ia wafat pada tahun 52, dan dihormati dengan potret di istana kekaisaran. Kaisar Cheng (m. 33 – 7 SM) menyemayamkan jasad Zhao Chongguo di Mausoleum Duling (makam Kaisar Xuan) di Chang'an. Selain itu, kaisar membuat sebuah kidung untuk menghormatinya.[40][41] Wilayah kekuasaan Zhao di Yingping diserahkan kepada putra Zhao Ang yang bernama Qin. Usai kematian Zhao Qin, wilayah tersebut diserahkan kepada putra angkat istrinya Putri Jingwu, Zhao Cen. Kepemilikannya kemudian dicabut pada 10 SM usai sengketa antara Jingwu dan ayah kandung Cen. Di bawah masa kekuasaan Kaisar Ping (m. 1–6 M), wilayah kekuasaan tersebut dibentuk kembali dan diserahkan kepada anak buyut Zhao Chongguo, Zhao Ji. Gelarnya ditiadakan pada suatu ketika sebelum kejatuhan rezim kaisar perebut takhta Wang Mang pada 23 M.[40][42]

Meskipun tuntian telah dcietak sebelum kampanye Zhao, penjelasan strateginya kepada Kaisar Xuan menjadi teks strategi fondasional untuk penerapannya. Strategi tersebut diterapkan oleh dinasti-dinasti Wei Utara, Sui, dan Tang sebagai sistem fubing, oleh oleh dinasti Ming melalui sistem weisuo.[43] Kitab Han (sebuah catatan sejarah abad ke-2 dari dinasti Han Barat) menampilkan biografi Zhao Chongguo, yang masih menjadi satu-satunya sumber utama tentang kehidupan dan karirnya[44] di luar penyebutan singkat dalam sebuah prasasti keluarga yang didirikan pada tahun 180.[3]

  1. ^ "Enam Pengkomandanan" adalah enam divisi administratif di sepanjang garis depan barat laut Han. Keenamnya meliputi pengkomandanan-pengkomandanan Longxi, Tianshui, Anding, Beidi, Shang, dan Xihe.[6]
  2. ^ Jenderal Besar Huo Guang, keponakan Wei Qing dan Permaisuri Wei Zifu, berkuasa sebagai diktator dari kematian Kaisar Wu pada tahun 87 sampai kematiannya pada tahun 68.[11][12]
  3. ^ Nampaknya merujuk pada sebuah tempat di dekat Danau Barkol sebagai tujuan militer dari kampanye tersebut.[18][19]
  4. ^ Daerah Sempit Siwang tak memiliki identifikasi jelas, namun merupakan aliran bawah dari Ledu.[23]
  5. ^ Sebuah bagian signifikan dari jumlah tersebut nampaknya membentuk bagian dari pasukan awal Zhao Chongguo.[26]
  6. ^ Hanzi: ; Pinyin: Hǎn, tak sama dengan dinasti atau kelompok etnis bernama sama[27]
  7. ^ Letak wilayah suku Han tidak diketahui, dan mereka berada di utara atau selatan Huangshi.[30]
  8. ^ Hanya dua pejabat yang memegang jabatan adipati pada masa itu. Di luar dua adipati dan sembilan menteri, tidak diketahui pejabat lain yang mendukung atau berpotensi menentang rencana Zhao.[36]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Knechtges & Chang 2014, hlm. 2206.
  2. ^ Dreyer 2008, hlm. 670.
  3. ^ a b Vankeerberghen 2021, hlm. 43–44.
  4. ^ Tse 2018, hlm. 67.
  5. ^ a b Loewe 2000, hlm. 701.
  6. ^ a b c d e Dreyer 2008, hlm. 671–672.
  7. ^ Tse 2018, hlm. 61.
  8. ^ Tse 2018, hlm. 35, 67–68.
  9. ^ Vankeerberghen 2021, hlm. 50.
  10. ^ Tse 2018, hlm. 81–82.
  11. ^ a b Dreyer 2008, hlm. 672–674.
  12. ^ Loewe 1978, hlm. 181–185.
  13. ^ a b c d e Dreyer 2008, hlm. 673–675.
  14. ^ Loewe 2004, hlm. 195–196.
  15. ^ Loewe 2004, hlm. 197.
  16. ^ Loewe 1978, hlm. 183–185.
  17. ^ Loewe 2004, hlm. 188.
  18. ^ Loewe 2004, hlm. 188–189, 196.
  19. ^ Hulsewé 1979, hlm. 79.
  20. ^ Loewe 2004, hlm. 188–189.
  21. ^ Dreyer 2008, hlm. 675–678.
  22. ^ Dreyer 2008, hlm. 675–679, 685, 693.
  23. ^ a b Dreyer 2008, hlm. 679–680.
  24. ^ Dreyer 2008, hlm. 682, 688.
  25. ^ Dreyer 2008, hlm. 680–681, 688.
  26. ^ Dreyer 2008, hlm. 679-681.
  27. ^ Dreyer 2008, hlm. 685.
  28. ^ Dreyer 2008, hlm. 681–684.
  29. ^ Dreyer 2008, hlm. 685–691.
  30. ^ a b Dreyer 2008, hlm. 691.
  31. ^ Dreyer 2008, hlm. 691–695.
  32. ^ a b Loewe 2000, hlm. 702–703.
  33. ^ Dreyer 2008, hlm. 694–696.
  34. ^ Dreyer 2008, hlm. 696.
  35. ^ Dreyer 2008, hlm. 696–699.
  36. ^ Dreyer 2008, hlm. 702–703.
  37. ^ Dreyer 2008, hlm. 699–703.
  38. ^ Dreyer 2008, hlm. 703–704.
  39. ^ a b Dreyer 2008, hlm. 704–707.
  40. ^ a b Dreyer 2008, hlm. 707–708.
  41. ^ Loewe 2000, hlm. 703.
  42. ^ Loewe 2000, hlm. 74.
  43. ^ Dreyer 2008, hlm. 711.
  44. ^ Dreyer 2008, hlm. 667–669.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Dreyer, Edward L. (July 2008). de Crespigny, Rafe (ed.). "Zhao Chongguo: A Professional Soldier of China's Former Han Dynasty". The Journal of Military History. 72 (3): 665–725. doi:10.1353/jmh.0.0028.
  • Hulsewé, A. F. P. (1979). China in Central Asia: The Early Stage, 125 B.C.–A.D. 23. Leiden: Brill. ISBN 9789004058842.
  • Knechtges, David R.; Chang, Taiping, ed. (2014). Ancient and Early Medieval Chinese Literature: A Reference Guide, Parts 3-4. Leiden: Brill. doi:10.1163/9789004271852. ISBN 9789004267886.
  • Loewe, Michael (1978). "The Former Han Dynasty". Dalam Loewe, Michael; Twitchett, Denis (ed.). The Cambridge History of China. Vol. 1. Cambridge: Cambridge University Press. doi:10.1017/CHOL9780521243278.004. ISBN 9780521243278.
  • — (2000). A Biographical Dictionary of the Qin, Former Han and Xin Periods. Leiden: Brill. doi:10.1163/9789004490253. ISBN 9789004103641.
  • — (2004). The Men Who Governed Han China: Companion to a Biographical Dictionary of the Qin, Former Han and Xin Periods. Leiden: Brill. doi:10.1163/9789047413363. ISBN 9789047413363.
  • Tse, Wicky W. K. (2018). The Collapse of China's Later Han Dynasty, 25-220 CE: The Northwest Borderlands and the Edge of Empire. London: Routledge. doi:10.4324/9781315532332. ISBN 9781315532318.
  • Vankeerberghen, Griet (2021). "Of Gold and Purple: Nobles in Western Han China and Republican Rome". Dalam Beck, Hans; Vankeerberghen, Griet (ed.). Rulers and Ruled in Ancient Greece, Rome, and China. Cambridge: Cambridge University Press. doi:10.1017/9781108641166. ISBN 9781108641166.