Seventeen (grup musik Indonesia)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Yudhi Rus Harjanto)
Seventeen
Nama lainSweet Seventeen
AsalYogyakarta, Indonesia
Genre
Tahun aktif1999–2018
Label
Mantan anggota

Seventeen merupakan sebuah grup musik pop rock asal Yogyakarta, Indonesia yang aktif antara 17 Januari 1999 hingga 24 Desember 2018.

Pada 22 Desember 2018, Seventeen mengadakan acara bersama PLN di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten ketika tsunami Selat Sunda menghantam panggung mereka dari belakang. Bani, Herman, Oki (manager Seventeen), dan Andi dinyatakan meninggal di kejadian itu. Ifan, satu-satunya personel yang selamat dari hantaman tsunami itu mengumumkan karier solo-nya pada 24 Desember 2018, bertepatan setelah semua personel Seventeen ditemukan meninggal, dan pada hari yang sama ia menyatakan bahwa Seventeen telah dibubarkan.

Perjalanan karier[sunting | sunting sumber]

SWEET SEVENTEEN (1999)

Band ini terbentuk atas prakarsa Yudhi Rus Harjanto (gitar), Herman Sikumbang (gitar), dan Windu Andi Darmawan (drum), yang bersekolah di sebuah SMA swasta di Yogyakarta. Dengan keinginan serius dalam membentuk band, mereka menggaet Muh Awal Purbani, (bass) sepupu Yudhi, taklama Donny Rahardjo, (vocal) ikut bergabung. Seventeen sebelumnya bernama (Sweet Seventeen), secara resmi dibentuk pada tanggal 17 Januari 1999 Pukul 17.00. Dan saat itu semua personel berusia 17 tahun, tetapi ada sesuatu dan lain hal vocalisnya mengundurkan diri, formasi Seventeen pun berubah, ketika Donny Rahardjoe di gantikan Untung

SWEET SEVENTEEN (1999)

Formasi kedua ini cukuplah singkat, hanya bertahan beberapa bulan saja bersama Untung, kemudian Shofia Ahmad alias Mamat Bono bergabung menggantikan Unttung.

SWEET SEVENTEEN (1999-2001)

Pada akhir tahun 1999 mereka cukup berjodoh dengan Shoifi Ahmad (Mamat Bono), dengan formasi ini mereka mulai tampil dari studio hingga ke kafe kafe di daerah Yogyakarta.

Pada awal tahun 2001 lagi lagi mereka untuk ke 3 kalinya harus merelakan vocalis nya, pengunduran Mamat cukup membuat Seventeen kaget, pasalnya mereka sudah bercita-cita untuk berkarya secara profesional, namun lagi-lagi semua sirna.

SEVENTEEN (2001-2006)

Kekosongan vocalis membuat Seventeen terus mencari pengganti Mamat yang akhirnya Yohan Doni Saputro (Doni Tato) eks pemain bassis Esnanas band terpilih menjadi vocalis band ini. Dengan Formasi inilah seventeen mulai menawarkan materi demo ke perusahaan rekaman dan baru pada tahun 2003, Seventeen diterima di label Universal Music Indonesia. Album perdana mereka, Bintang Terpilih dirilis pada tanggal 17 Juli 2003, Mereka menggaet VJ MTV pada saat itu, Arie Untung untuk berduet di lagu "Jibaku". Album ini berhasil mencapai angka penjualan mencapai 75 ribu salinan dan beberapa lagunya digunakan untuk soundtrack sinetron, salah satunya adalah lagu "Jibaku" yang dipakai di sinetron Inikah Rasanya. Namun tidak berselang lama, pihak label mereka menutup divisi lokalnya. Selama dua tahun, mereka tidak memiliki kontrak label.

Saat divisi lokal Universal Music kembali dibuka, Seventeen segera kembali menandatangani kontrak. Mereka kemudian merilis album kedua, Sweet Seventeen pada tahun 2005 dengan hits singel "Jika Kau Percaya".

SEVENTEEN (2006-2013)

Pada tahun 2006 Seventeen sempat vakum, Doni dan Andi keluar dari Seventeen. Alasan Doni mengundurkan diri lantaran dirinya harus bertahan hidup setelah bencana gempa yang melanda Yogyakarta, berbeda dengan Andi yang sempat keluar karena menjadi karyawan di salah satu bank. Personel yang tersisa sempat kebingungan mencari pengganti Doni untuk posisi vokalis yang krusial. Setelah melalui proses audisi, mereka menggaet Ifan sebagai vokalis baru.

Perbedaan karakter vokal antara Doni dan Ifan membuat perubahan dalam musik Seventeen. Pada Pertengahan tahun 2007 Seventeen menggarap materi Album ketiga Lelaki Hebat yang dirilis pada tahun 2008 dengan perubahan warna musik yang drastis dari rock menjadi sangat pop.

Untuk album ketiga ini, Seventeen merilisnya di pusat perbelanjaan barang elektronik Glodok yang selama ini terkenal sebagai tempat para pembajak.[1] Album ini menghasilkan hits "Selalu Mengalah", yang menghasilkan kesuksesan luar biasa di masa itu.

Setelah rilis album ketiga Seventeen, Andi kembali bergabung sebagai drummer setelah sebelumnya sempat hengkang karena fokus terhadap pekerjaannya sebagai karyawan bank. Pada tahun 2011, band ini merilis album keempat mereka, Dunia Yang Indah, dengan hits singel "Jaga Slalu Hatimu".

SEVENTEEN (2013-2018)

Pada tahun 2013, karena perbedaan visi, akhirnya Yudhi memilih hengkang dari grup musik Seventeen.

Dengan pengunduran Yudhi Seventeen tetap melanjutkan perjuangan mereka dengan di rilisnya album yang berjudul 5ang Juara yang melahirkan single "Sumpah Ku Mencintaimu". Album ini juga berisi beberapa lagu lama Seventeen yang di aransemen ulang, baik dari era vokalis Doni maupun vokalis Ifan.

Pada tanggal 31 Maret 2016 Seventeen kembali merilis album bertitle Pantang Mundur. Hits Single di album ini di antaranya Bukan main main, Cinta jangan sembunyi sembunyi, Kemarin, Aku gila dan masih banyak lagi. Sukses rilis Album ke enam Seventeen berencana kembali merilis Album ketujuh pada tahun 2018 bertepatan dengan ulang tahun Seventeen yang ke 20 tahun, tetapi tak di sangka album keenam inilah merupakan album terakhir seventeen dalam berkarya.

Insiden & Pembubaran (2018)[sunting | sunting sumber]

Pada 22 Desember 2018, Seventeen mengikuti acara Family Gathering PT PLN di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Namun pada saat membawakan lagu kedua Tsunami yang diakibatkan erupsi Gunung Anak Krakatau, datang dari belakang panggung yang tidak jauh dari bibir pantai. Semua anggota tersapu tsunami. Bassist Bani dan road manager Oki Wijaya dinyatakan tewas di lokasi kejadian. Jasad gitaris Herman ditemukan beberapa jam setelah dinyatakan hilang. Jenazah drummer Andi ditemukan satu hari setelah dinyatakan hilang. Anggota kru Rukmana “Ujang” Rustam dan istri vokalis Ifan, aktris dan artis TV Dylan Sahara, juga dinyatakan tewas dalam tsunami.[2][3]

Ifan yang selamat dari tsunami adalah sebagai satu-satunya anggota Seventeen yang tersisa. Dia kemudian mengumumkan bahwa band tersebut dibubarkan dan dia akan melanjutkan sebagai artis solo.

Tak lama usai insiden, dua mantan personel Seventeen, Doni dan Yudhi mengadakan sebuah konser di Yogyakarta untuk mengenang Bani, Herman, dan Andi yang menjadi korban dari insiden tersebut. Ifan yang turut hadir di acara tersebut memutuskan untuk tidak melakukan perform karena sedang dalam berduka, dan mengucapkan terima kasih terhadap Yudhi dan Doni, dan semua orang-orang yang pernah berjasa untuk Seventeen atas inisiatif dan kelancarannya dalam persiapan acara tersebut.

Pada tahun 2020, Doni dan Yudhi memutuskan untuk membentuk grup duo bernama "YudhyDoni Project", menampilkan lagu-lagu Seventeen baik di era vokalis Doni maupun era vokalis Ifan serta mereka merilis beberapa lagu hasil karya mereka sendiri, dan sering melakukan konser virtual selama pandemi COVID-19.

Mantan Anggota Band[sunting | sunting sumber]

Mantan anggota[sunting | sunting sumber]

  • Donny Rahadjoe – vokalis utama (1999; meninggal 2019)
  • Untung – vokalis utama (1999)
  • Shoifi Ahmad – vokalis utama (1999–2001)
  • Yohan Doni Saputro – vokalis utama (2001–2006)
  • Riefian Fajarsyah – vokalis utama (2007–2018)
  • Herman Sikumbang – gitaris ritme (1999– 2018; meninggal 2018)
  • Yudhi Rus Harjanto – gitaris utama (1999–2013)
  • Muhammad Awal Purbani – bassis (1999–2018; meninggal 2018)
  • Windu Andi Darmawan – drummer (1999–2006), ( 2008–2018, meninggal 2018)

Garis waktu[sunting | sunting sumber]

Diskografi[sunting | sunting sumber]

Album Kompilasi[sunting | sunting sumber]

Single[sunting | sunting sumber]

  • Ramadhan Yang Indah (2008)
  • Ayah (2012)
  • Sumpahku Mencintaimu (2013)
  • Tak Tepat Waktu (Single) (2013)
  • Cinta Jangan Sembunyi (Single) (2014)
  • Bukan Main Main (Single) (2015)
  • Aku Gila (Single) (2015)
  • Salam Untuk Hatimu (Orchestra Version) (2017)
  • Jangan Dulu Pergi (Single) (2018)

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Rilis Album Ketiga, Band Seventeen Datangi Pembajak". KapanLagi.com. Diakses tanggal 2008-08-26. 
  2. ^ Anggraini, Pinkan (31 Desember 2021). "Ingat Lagi Tragedi Tsunami yang Renggut Nyawa Personel Seventeen". Detik.com. Diakses tanggal 12 Desember 2022. 
  3. ^ Maharani, Dian (22 Desember 2020). "Hari Ini 2 Tahun Lalu, Tiga Personel Seventeen hingga Aa Jimmy Tewas Diterjang Tsunami Banten". Kompas.com. Diakses tanggal 12 Desember 2022. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]