Ujungpendokjaya, Widasari, Indramayu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sejarah Desa Ujungpendokjaya
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenIndramayu
KecamatanWidasari
Kode Kemendagri32.12.07.2014
Luas262,8750 Hektar
Jumlah penduduk1011 jiwa (2021)
Kepadatan... jiwa/km²

Sejarah Desa Ujungpendok Jaya

Berawal dari tiga buah makam yang terletak di TPU wilayah bagian utara desa ujungpendok jaya. Tiga buah makam yang dianggap keramat oleh msyarakat Desa Ujungpendok Jaya yang di yakini sebagai tokoh sesepuh desa. Makam tersebut kerap di adakan rutinan berjamaah dan setiap bulannya, yakni di setiap malam jumat kliwon. Kegiatan tersebut selalu dipenuhi para peziarah terutama masyarakat desa ujungpendok Jaya.

Makam tersebut adalah makam Ki Buyut Sabil, Ki Buyut Gunan dan Nyi Buyut Santana Ayu. Konon makam tersebut dipercaya sebagai awal babad alas pedukuhan desa ujungpendok Jaya.

a. Ki Buyut Sabil

Ki Buyut Sabil adalah tokoh yang paling dituakan pada zamannya dan merupakan sosok pendiri pertama sebuah pedukuhan yang sekarang menjadi desa ujungpendok jaya. Beliau bernama Asli “Ki Ibnu Sabil bin Raden Muhammad Yusuf yang berasal dari Wilayah Sumber – Cirebon. Ki Ibnu sabil masih merupakan keturunan Kerajaan Cirebon dan Ayahanda beliau masih kerabat dekat Syekh Syarif Hidayatullah Sultan Cirebon. Ki Ibnu Sabil adalah sosok orang yang senang melakukan tirakat (Mengembara/mencari jati diri), hingga pada suatu saat Ki Ibnu Sabil di utus oleh orang tuanya untuk pergi menelusuri sekitaran bantaran kali cimanuk yang pada saat itu banyak sekali dihuni oleh ratusan siluman yang sering mengganggu manusia, akhirnya Ki Ibnu Sabil sampai pada tempat yang di tuju (Ujungpendok Sekarang) pada Hari Selasa Wage Bulan Muharram sebelum ada pemerintahan Prabu Arya Wiralodra, artinya Ki Ibnu Sabil salah satu dari sekian banyak tokoh yang mulai melakukan babad di wilayah indramayu.

Sesampainya Ki Ibnu Sabil di wilayah yang di tuju mulailah untuk Bebera (membereskan) tempat yang banyak di huni oleh para siluman ular, siluman buaya dan lain sebagainya dengan bermodalkan ilmu kanuragan dan keyakinan dengan memegang kalimat Thoyyibah La ilaha Ilallah, Ki Ibnu Sabil pun berhasil mengalahkan siluman-siluman tersebut dan mulai membangun perdukuhan di wilayah tersebut. Ketika wilayah tersebut dirasa aman, mulailah Ki Ibnu Sabil membuat sebuah Gubuk (rumah/tempat tinggal) yang sekarang digunakan sebagai areal pemakaman. Lambat laun banyak orang yang melewati daerah tersebut dan banyak orang yang ingin bermukim di wilayah maka terbentuklah sebuah perdukuhan kecil dan di angkatlah Ki Ibnu Sabil sebagai Kepala perdukuhannya.

Dengan berbekal keuletan dan kegigihan Ki Ibnu Sabil menjadikan pedukuhan itu semakin ramai dan makmur. Banyak orang yang ingin belajar kepada Ki Ibnu Sabil, namun beliau lebih banyak merendah dan lebih bersifat ingin berbaur dengan masyarakat lain.

Ki Ibnu Sabil adalah sosok ulama yang menjadi panutan dan suri tauladan bagi masyarakat kala itu, dengan sikapnya yang ramah, lemah lembut, tawaddu serta dermawan Ki Ibnu Sabil pun rela menyembunyikan jati dirinya sebagai seorang keturunan bangsawan, ia lebih senang mengabdikan dirinya untuk masyarakat, berbaur untuk membangun sebuah pedukuhan yang makmur, aman dan damai. Ki Ibnu Sabil sering melakukan tirakat dan berserah diri pada Allah SWT karena hal tersebut merupakan kegemaran nya sedari dulu, sementara amalan yang sering Ki Ibnu Sabil baca secara istiqomah adalah membaca surat Al Ikhlas, pesan Ki Ibnu Sabil adalah perbanyaklah kegiatan-kegiatan pengajian dan dzikir di desa Ujungpendok Jaya jika inigin ada keberkahan, dan bangunlah sebuah tempat Sholat di areal makam Ki Ibnu Sabil karena dahulu tempat itu merupakan tempat belajar para santri-santri nya, yang mana para santri itu di bimbing dan di ajar langsung oleh seorang ulama Ahli Ilmu Quran, ahli Ilmu Tafrir, Ilmu Nahwu, Shorof dan ilmu agama lainya dari negri sebrang, ia adalah Ki Guna. Ki Ibnu Sabil juga berpesan jagalah desa Ujungpendok ini dan rawatlah baik-baik, jangan sampai dirusak oleh perbuatan yang melanggar norma Agama, usahakan setiap satu bulan sekali untuk membaca Al Quran satu kali Khatam, karena Ki Guna senang sekali membaca Al Quran. (Hasil Penelisikan Team Jejak Jeneng Indramayu).

b. Ki Buyut Guna

Tidak banyak yang tahu tentang cerita dari beliau Ki Buyut Guna, namun dari hasil penelisikan yang dilakukan oleh Tim Jejak Jeneng Indramayu konon ki Buyut Guna merupakan salahsatu tokoh yang berasal dari timur tengah diperkirakan beliau datang ke daerah yang sekarang Ujungpendok pendok jaya 3 tahun setelah Ki Buyut sabil membangun daerah tersebut pada hari selasa legi di bulan muharam. Untuk tahunnya belum diketahui pasti.

Ki buyut gunan menjadi murid sekaligus sebagai pengajar Al Quran di pedukuhan tersebut. Ki Buyut Guna Mempunyai nama Asli Ki Idrus Muhammad Bin Ahmad. Belau datang karena di utus orang tuanya untuk mengembara hingga samapailah di padukuhan tersebut dan mengajar para santri yang menjadi murid dari Ki Buyut Sabil.

c. Nyi Buyut Santana Ayu

Nyi Buyut Sentana Ayu mempunyai nama asli yakni Nyai Mas Sekar Ayu Kuningan, yang berasal dari daerah kuningan, Nyi sentana ayu sejak kecil diasuh dan dibesarkan oleh Ki Buyut Ibnu Sabil (Ki Buyut Sabil). Saat masih bayi Nyi Buyut Sentana Ayu di temukan oleh Ki Buyut Sabil terapung di kali cimanuk. Nyi Buyut Sentana Ayu di hanyutkan di kali cimanuk karena pada saat itu daerah kuningan sedang mengalmi peperangan, dan demi menyelamatkan trah keturunan kerajaan beliau di hanyutkan di kali cimanuk. Ketika ki buyut sabil menemukan nya terdapat sebuah tulisan yang berada di dalam keranjang bayi, dan tulisan tersebut merupak sebuah pesan, tulisan itu berbunyi “Ketika bayi ini dewasa sudi kiranya untuk di antarkan ke daerah kuningan”.

Setelah Nyi Buyut Sentana Ayu tumbuh dewasa pesan tersebut di laksanakan oleh Ki Buyut Sabil untuk mengantarkanya ke daerah kuningan, namun Nyi Buyut Sentana Ayu lebih kerasan tinggal bersama orang tua asuhnya yang sedari kecil membimbing dan mengasuhnya hingga dewasa, oleh karenanya Nyi Buyut Sentana Ayu memutuskan untuk tinggal bersama orang tua asuhnya tersebut.

Nyi Buyut Sentana Ayu adalah merupakan sosok perempuan yang cerdas dan patuh terhadap orang tua. Disamping ikut nyantri belajar ilmu agama pada Ki Buyut Guna, Nyi Buyut Sentana Ayu juga ikut membantu mengembangkan pedukuhan yang telah dibangun oleh Ki Buyut Sabil. Ia membuka lahan baru untuk mendirikan sebuah tempat belajar mengaji di sekitar pedukuhan, karena pada saat itu banyak sekali santri yang belajar pada Ki Buyut Guna. Dibukalah sebuah lahan baru yang sekarang bernama Senteri.

Kata Senteri sendiri merupakan sebuah tempat yang saat itu banyak di huni oleh para santri, karena lidah orang jawa saat susah menyebutkan kata Santri, melainkan kata Senteri. Sementara wilayah yang menjadi perluasan pesantren dan menjadi peninggalan Nyi Buyut Sentana Ayu adalah yang sekarang bernama Blok Bonjot..

Nyi Buyut Sentana Ayu mempunya pusaka yang berupaTusuk Konde, yang sekarang yang konon berada di daerah senteri yang sekarang dijadikan sebuah petilasan/kibuyutan. Tusuk Konde tersebut merupaka sebuah Alat yang selalu digunakan oleh Nyi Buyut Sentana Ayu untuk menunjuk huruf-huruf Al Quran saat mengaji, atau dalam Bahasa jawa dikenal dengan nama tudu. Sementara karomah yang dimiliki oleh Nyi Buyut Sentana Ayu adalah selalu Awet Muda, artinya hingga akhir hayatnya Nyi Buyut Sentana Ayu terlihat seperti muda (Tidak Pernah Tua).

Nyi Buyut Sentana Ayu perpesan agar dibuatkan sebuah replika pusakanya tersebut untuk menjadi simbol di pesarean/petilasanya agar seterusnya dapat dikenang dan menjadi pelajaran untuk masyarakat banhwasanya Al Quran itu haruslah menjadi tudu atau penunjuk jalan agar tidak tersesat menuju jalan yang Allah SWT ridhoi, Wallahu A’lam.

d. Masa Modern

Ujungpendokjaya adalah desa di kecamatan Widasari, Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Sebelum menjadi sebuah desa saat itu adalah sebuah dusun dari Desa Leuwigede, yakni dusun Ujungpendok. Pada saat itu tanahnya sempit dan penduduknya sedikit jadi tidak memenuhi syarat untuk menjadi sebuah desa sendiri, kala itu dusun Ujungpendok Jaya di kepalai oleh seorang Bekel (Kepala Dusun) yang bernama Bekel Dirya.Pada tahun 1981 Desa Leuwigede melakukan pesta demokrasi pemilihan kepala desa (Pilwu) dan yang terpilih sebagai Kuwu saat itu adalah H. Mohammad Rasban yang berasal dari Dusun Ujung Pendok.

H. Mohammad Rasban kemudian mengajukan permohonan pemekaran wilayah kepada Camat Widasari yang pada saat itu dijabat oleh Bapak Camat H. Dasuki untuk menjadikan Dusun Ujung Pendok menjadi sebuah desa, dan Camat H. Dasuki menyetujui permohonan tersebut dengan syarat Dusun Ujung Pendok harus membangun Balai Desa / Kantor Desa sendiri serta membangun sarana pendukung kemajuan desa seperti sarana keagamaan, pendidikan dan lainnya.

H. Mohammad Rasban kemudian menyetujui persyaratan tersebut dan langsung membangun Kantor Desa dan Sekolah Dasar Negri yang hingga sekarang masih kokoh berdiri. Kemudian berdirilah sebuah desa yang dikenalmen jadi Desa Ujungpendok Jaya.

Ketika menjadi sebuah desa maka terjadipula pemilihan kepala desa yang baru, dan H. Mohammad Rasban kembali terpilih menjadi kepala desa saat itu dari mulai tahun 1982 s/d 1989. Jabatankepaladesakemudiandilanjutkanolehgenerasiberikutnya, berikut table Nama-nama Kepala dari awal berdirinya desa hingga sekarang :

Tabel : Nama-nama Kepala Desa Ujungpendok Jaya dari Periode awal berdirinya desa

No. NamaKepalaDesa MasaJabatan Tahun
1 H. Mohammad Rasban 7 Tahun 1982 – 1989
2 Sarmin 7 Tahun 1989 – 1995
3 Pj. Suharto 7 Tahun 1995 – 1997
4 Kasdi 12 Tahun 1997 – 2008
5 H. Sutisna 6 Tahun 2008 - 2014
6 Kasdi 6 Tahun 2015 - 2020
7 H. Casnoto Sekarang 2021 - Sekarang

SumberData :DokumenPemerintahDesaTahun 2021

B. Keadaan Geografis

Secara geografis Desa Ujungpendok Jaya adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu yang berjarak 25 kilometer dari pusat Ibu Kota Kabupaten Indramayu, dengan titik koordinat 108.271412 BT / -6.449012 LS yang memiliki luas wilayah 262,8750 Hektar, yang sebgaian besar terdiri dari areal persawahan dengan luas mencapai 167,1450 Hektar.

Desa Ujungpendok Jaya yang terbagi dalam 3 Rukun Warga (RW) dan 12 Rukun Tangga (RT) merupakan daerah dataran rendah yang rawan akan bencana banjir, dengan ketingian kisaran 10 sampai dengan 15 meter dari permukaan laut (dpl) dengan suhu udara mencapai 270C – 320C, sedangkan untuk batas wilayah Desa Ujungpendok Jaya Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu di dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel : Batas Wilayah Desa Ujungpendok Jaya tahun 2020

Letak Batas Desa / Kecamatan
Sebelah Utara Desa Leuwigede Kecamatan Widasari
Sebelah Selatan Desa Ujung Jaya Kecamatan Widasari
Sebelah Barat Desa Pawidean Kecamatan Jatibarang
Sebelah Timur Desa Taman Sari Kecamatan Lelea

SumberData :DokumenPemerintahDesaTahun 2020

Luas lahan yang dimiliki Desa Ujungpendok Jaya tebagi menjadi menjadi dua macam yakni lahan produktif dan lahan tidak produktif. Lahan produktif meliputi areal persawahan dan perkebunan, sementara dari lahan tidak produktif meliputi pekarangan dan pemukiman. untuk lebih jelasnya dapat peneliti kemukakan pada tabel sebagai berikut:

Tabel : Luas Desa Ujungpendok Jaya Menurut Peruntukan dan Penggunaan Lahan Tahun 2020

No Keterangan Jumlah (Ha)
1 Sawah 167,1450
2 Ladang 24,4580
3 Pemukiman 60,4380
4 Tanah Milik Desa 9,7720
5 Fasilitas Umum 1,0620
Jumlah 262,8750

SumberData :Dokumen Pemerintah DesaTahun 2020

Berdasarkantabelluasdesatersebut, peruntukanlahan yang terdapat di DesaUjungpendok Jaya sebagianbesaradalahuntuksawahsebesar167,1450 hektar.

C. Keadaan Demografi

Keadaan Demografi dapat ditinjau dari jumlah penduduk yang terdapat di Desa Ujungpendok Jaya Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu Tahun 2020, jumlah penduduk sebanyak 1011 Jiwa, yang terbagi menjadi 17.182 Kepala Keluarga.terdiri atas 501 laki-laki dan 510 perempuan, penduduk yang tercatat adalah 54.704 orang, terdiri dari 27.586 laki-laki dan 27.118 perempuan, yang tercakp dalam 17.182 KK dan kepadatan penduduk 283 Km.

D. Agama dan Tempat Ibadah

Secara keseluruhan masyarakat Desa Ujungpendok Jaya Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu memeluk agama Islam, hal ini terlihat banyaknya tempat ibadah yang terbagi di tiap-tiap Rukun Tangga (RT) yang terdiri 2 buah Masjid dan 10 Musholla.

E. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya

1. Sosial Ekonomi

Secara sosial dan ekonomi masyarakat yang ada di Desa Ujungpendok Jaya Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu cukup bervariasi dengan latar belakang ekonomi yang berbeda-beda pula. Dengan mengandalkan system perekonomian yang diperoleh dari hasil pertanian. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian yang paling dominan. Hal itu ditunjang dengan wilayah yang sebagian besar terdiri dari lahan persawahan dan perkebunan.

2. Budaya

Danyak tradisi dan budaya yang dilaksanakan di Desa Ujungpendok jaya Kecamatan Widasari Kab. Indramayu, diantaranya melakukan adat budaya unjungan Ki Buyut (Sesepuh Desa), Sedekah Bumi (Syukuran sebelum Masa tanam) Dll. Hal demikian dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. terdapat tiga buah makam yang dianggap keramat oleh msyarakat Desa Ujungpendok Jaya, makam tersebut kerap di adakan rutinan berjamaah dan setiap minggunya selalu dipenuhi para peziarah terutama masyarakat desa ujungpendok Jaya.Makam tersebut adalah makam Ki Buyut Sabil, Ki Buyut Gunan dan Nyi Buyut Santana Ayu.

F. Sarana dan Fasilitas Kesehatan

Sarana dan fasilitas kesehatan yang ada di Desa Ujungpendok Jaya Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu berjumlah 12 (dua belas) unit, meliputi:

1) Tujuh buah tempat praktek Bidan yang melayani kebutuhan rawat inap dan rawat jalan serta persalinan bagi ibu hamil yang hendak melahirkan.

2) Empat buah Sarana penunjang pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat yakniposyandu yang terbagi di beberapa lokasi Rukun Tangga (RT).

G. Sarana Pendidikan

Sarana lain yang ada di Desa Ujungpendok Jaya Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu untuk kepentingan umumsepertiSekolah Dasar (SD) dan Madrasah Diniyah yang berlokasi di lingkungan kantor Desa Ujungpendok Jaya.