Tutur Tinular (seri televisi 2011)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tutur Tinular Versi 2011
Genre
PembuatGenta Buana Paramita
Ditulis oleh
  • Ashvery K
  • Tungga Dewi
Skenario
  • Ashvery K
  • Tungga Dewi
Sutradara
  • Vasant M. Patel
  • Kenneth Timothy Leoganda
  • Petrus Haryadi
  • Revi Maghriza
  • Indra Tirtana
  • Dedy Reang
  • Ucik Supra
Pemeran
Penata musikDwiki Dharmawan
Negara asalIndonesia
Bahasa asliBahasa Indonesia
Jmlh. musim1
Jmlh. episode461 (daftar episode)
Produksi
Produser eksekutifKenneth Timothy Leoganda
ProduserBudhi Sutrisno
Durasi60 menit
Rumah produksiGenta Buana Paramita
DistributorIndosiar Karya Media
Rilis asli
JaringanIndosiar
RilisSenin, 26 September 2011 –
Minggu, 13 Januari 2013
Acara terkait
Tutur Tinular

Tutur Tinular Versi 2011 adalah sinetron kolosal Indonesia produksi Genta Buana Paramita yang ditayangkan perdana 26 September 2011 pukul 20.00 WIB di Indosiar berdasarkan Tutur Tinular karya S. Tindakan. Sinetron ini disutradarai oleh Vasant R. Patel serta dibintangi oleh Rico Verald, Anna Gilbert, dan Rosnita Putri.[1][2]

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Di wilayah kekuasaan Singosari terdapat dua kadipaten Manguntur dan Kadipaten Kurawan yang hanya dipisahkan oleh sungai Brantas. Kedua kadipaten tersebut saling bermusuhan, permusuhan itu memuncak ketika Respati (Rizal Djibran) yang merupakan Pangeran dari Kadipaten Kurawan membawa lari Dewi Padmini (Amara) yang merupakan dari Putri dari Manguntur.

Tumenggung Danadyaksa (Arief Nurman) dan Tumenggung Kebo Winarang (Hans Gunawan) saling menyalahkan hingga akhirnya terjadilah perang dahsyat di antara dua kadipaten itu yang mengakibatkan banjir darah disungai Brantas, puluhan prajurit dari dua kadipaten itu menjadi korban ganasnya peperangan.

Tanpa restu dari kedua orang tua mereka Dewi Padmini dan Respati menikah hingga akhirnya Dewi Padmini melahirkan seorang anak, tetapi disaat itu ayahnya Tumenggung Kebo Winarang yang baru saja mendapatkan berita tentang keberadaan putrinya segera memerintahkan adik iparnya Dipangkara (Budi Chaerul) untuk seger membawa Dewi Padmini dan bayinya kembali ke kadipaten, sementara Respati harus dia bunuh.

Dipangkara menjalankan perintah kakak iparnya untuk membawa Dewi Padmini dan membunuh Respati, tetapi diam-diam Dipangkara memiliki niat jahat untuk membunuh Bayi Dewi Padmini. Karena dia menganggap Bayi Dewi Padmini hanya sebagai penghalang ambisinya untuk menjadi Tumenggung di Kadipaten Manguntur.

Tapi disaat Dipangkara ingin membunuh bayinya tiba-tiba saja terjadi gempa dahsyat hingga mengakibatkan Dipangkara urung membunuh bayinya karena dia mengira bayi itu sudah mati tertimpa reruntuhan bebatuan.

Karena tragedy itu membuat Dewi Padmini kehilangan kesadaran hingga menyebabkannya menjadi gila, dia selalu saja berteriak-teriak tentang putrinya. Sementara Respati dibuang kejurang oleh Dipangkara hingga tidak satu-pun yang tahu dimana keberadaannya.

Tumenggung Kebo Winarang sengaja dibuat lemah dan sakit tak berdaya hingga membuat Dipangkara lebih leluasa untuk berkuasa dikadipaten Manguntur.

Tanpa sepengetahuan Dipangkara ternyata bayi itu masih hidup dan ditemukan oleh seorang Kepala desa yang bernama Rek Wuru (Billy Boedjanger), dan bayi itupun dinamakan Nari Ratih (Anna Gilbert).

Nari Ratih (Anindika Widya) tumbuh menjadi gadis yang baik, tetapi sayangnya dia harus tinggal bersama ibu tirinya Kanti (Mega Aulia) dan adik tirinya Parwati (Melody Prima) yang selalu saja menyiksanya.

Satu hari Nari Ratih hanyut terbawa derasnya sungai Branatas, tetapi kemudian datang Arya Kamandanu (Rico Verald) dan segera menolongnya. Dari pertemuan itu akhirnya tumbuh benih-benih cinta dihati mereka.

Arya Kamandanu nekad datang ke kadipaten Manguntur untuk dan menyamar dengan nama Bandawa mengejar cinta Nari Ratih, tetapi dikadipaten itu dia bertemu dengan Dyah Ayu Laksmi (Diyanah Ulfah) yang merupakan Putri Dipangkara yang juga jatuh cinta pada Arya Kamandanu. Putri sombong itu selalu menggunakan segala cara untuk mendapatkan cinta Arya Kamandanu.

Sementara itu Parwati juga mengejar-ngejar cinta Arya Kamandanu hingga membuat cinta Nari Ratih dan Arya Kamandanu jadi semakin sulit.

Dengan mengenal Dyah Ayu Laksmi membuat Arya Kamandanu dijadikan orang kepercayaan Dipangakara dan diangkat menjadi kepala prajurit Manguntur yang bertugas menangkap Si Topeng Hitam.

Si Topeng Hitam dianggap sebagai pahlawan oleh orang-orang Manguntur karena dia selalu menolong orang-orang yang lemah, sementara bagi keluarga istana Manguntur si Topeng hitam merupakan penjahat yang harus segera ditangkap.

Akhirnya Arya Kamandanu menerima tawaran pekerjaan itu sambil membawa misi rahasia sebagai mata-mata dikadipaten Manguntur. Dia selalu memantau gerak-gerik kejahatan Dipangkara untuk dilaporkannya kepada Tumenggung Danadyaksa.

Sebenarnya si Topeng Hitam adalah Byakta (Choky Andriano) yang wajahnya begitu persis dengan Respati, dia sengaja menyamar menjadi si Topeng hitam dan sengaja mendekati Dewi Padmini untuk mendapatkan keris Gentala Cakra yang disimpan Kebo Winarang, keris itu dipercaya memiliki kekuatan dahsyat, siapa-pun yang memilikinya maka dia bisa menjadi pemimpin di Kadipaten itu.

Dikadipaten Manguntur juga terjadi terror setiap saat malam bulan purnama, disaat itu Dewi Sambi ([Errina GD]]) selalu muncul untuk menculik bayi-bayi yang baru saja dilahirkan. Wanita jahat itu juga tidak segan-segan untuk membunuh siapa-pun yang menghalanginya

Arya Kamamandanu bertekad untuk menanghentikan kejahatan Dewi Sambi meskipun nyawanya sendiri menjadi taruhannya.

Tugas Arya Kamandanu jadi semakin berat, dia harus bisa mengungkap siapa si cadar hitam, dia juga harus bisa menhentikan kejahatan Dewi Sambi. Belum lagi percintaannya dengan Nari Ratih yang mendapatkan banyak hambatan dari kakaknya sendiri Arya Dwipangga yang terkenal playboy yang ternyata juga menyukai Nari Ratih.

Cinta Arya Kamandanu dan Nari Ratih bisa terus bersemi karena bantuan Lindu Sukma yang tidak lain adalah Respati yang hilang ingatan,lelaki itu sama sekali tidak mengenal jati dirinya dimasa lalu. Namun cinta Arya Kamandanu dan Nari Ratih harus mendapatkan banyak ujian dan rintangan dari Dyah Ayu Laksmi, Arya Dwipangga dan Parwati.

Pemeran[sunting | sunting sumber]

Pemeran Peran
Rico Verald Arya Kamandanu
Anna Gilbert Nari Ratih
Anindika Widya
Rosnita Putri Galuh Palastri
Ridwan Ghani Arya Dwipangga
Diyanah Ulfah Hardoyo Dyah Ayu Laksmi
Adelia Rasya Mei Shin
Choky Andriano Byakta
Ferry Ixel Mpu Hanggareksa
Chairil J.M. Mpu Ranubhaya
Arief Nurman Danadyaksa
Diaz Erlangga Pawana
Budi Chaerul Dipangkara
Hans Gunawan Kebo Winarang
Rizal Djibran Raden Respati
Nelvia Aurora Andini
Amara Padmini
Sabrina Chairunnisa
Billy Boedjanger Rek Wuru
Shandy Permana Tong Bajil
Errina GD Dewi Sambi
Dewi Octaviany Wisya
Marrien Djauhari Sakawuni
Adi Irwandi Lo Shi Shan
Rafael Putra Ismy Krishna/Arya Putra
Penty Nur Afiani Sukowati
Mega Aulia Kanthi
Melody Prima Galuh Parwati
Bima Azriel Buto Kala
Kylla Nuraver Arimbi
Guntara Hidayat Raden Bentar
Naga Sukma
Candy Satrio Kertanegara
Mahisa Aulia Dinsi Ardaraja
Sigit Antonio Raden Wijaya
Renggala
Claudia Inda Lamanna Mandakini
M Farhan Bajangputra
Anastasia Novie Maharani
Lulu Kurnia Bidadari
Teddy Uncle Adipati Kadipaten Pati
Ario Gumilang Jayapati Batman
Christine Dewayanti N/A
Cole Gribble Barapati
Leily Sagita Mak Lampir
Firman Ferdiansyah Grandong
Vista Putri N/A
George Taka Pancamuka
Bayu Septi Virguna Narendra
Husein Khalia N/A
Nada Kotto Runta
Tegar Adriano Ki Ranggasetra
Gema Vyandra N/A
Keterangan
  • N/A: Not Available

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Meskipun mendapat rating tetap saja menerima kecaman dari penggemar Tutur Tinular 1997, karena jalan cerita yang melenceng dari kisah asal dan penambahan para tokoh pemeran.

Tutur Tinular 2011 awalnya mendapatkan rating yang cukup bagus dan mendapat penerimaan pemirsa. Namun, memasuki pertengahan-akhir episode, terlihat bahwa ceritanya tidak sesuai aslinya. Tutur Tinular banyak mendatangkan tokoh baru seperti Mak Lampir dan Grandong (dari serial Misteri Gunung Merapi); Krishna dan Kangsa (dari epos Mahabharata); Batman, Joker dan Penguin (dari komik DC Comics); Anak Bajang; Wiro Sableng dan Wong Fei Hung. Bahkan benda termasuk sandal, tongkat, dan kelapa juga digambarkan bisa berbicara di Tutur Tinular versi 2011. Beberapa tokoh di sinetron ini digambarkan bisa bertransformasi menjadi tokoh-tokoh binatang dan benda mati yang bisa berbicara. Orang-orang pedalaman Papua juga ditambahkan ke dalam Tutur Tinular versi 2011. Sebenarnya, tokoh semacam Batman tersebut sudah berusaha "disesuaikan" dengan cerita Jawa Kuno ala Tutur Tinular, seperti Batman diberi nama Jayapati. Namun tampaknya penempatan tokoh dan kostum yang tidak tepat itulah yang membuat cerita Tutur Tinular terasa janggal di mata penonton.[3] Selain tokoh yang kontroversial, musik dan kostum juga menjadi mengalami hal yang sama karena banyaknya musik-musik dan kostum bernuansa India yang dirasa tidak sesuai dengan era Majapahit. Pada akhirnya, pada Juni 2012 Tutur Tinular tidak lagi berada pada puncak kejayaannya, yang kemungkinan dapat disebabkan oleh gunjingan netizen di berbagai media sosial atas cerita dan tokoh yang tidak masuk akal ini.[4][5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]